Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Sabtu Bersama Hujan Meteor Geminid

Dalam gerak orbitnya mengelilingi Matahari, Bumi kita akan melintasi segerombolan puing-puing asteroid akhir pekan ini, membuat kita dapat menyaksikan salah satu hujan meteor terbaik tahun ini, Geminid.
Info Astronomy - Dalam gerak orbitnya mengelilingi Matahari, Bumi kita akan melintasi segerombolan puing-puing asteroid akhir pekan ini, membuat kita dapat menyaksikan salah satu hujan meteor terbaik tahun ini, Geminid.

Setiap tahunnya, hujan meteor Geminid mencapai puncaknya pada 13-14 Desember. Biasanya, ada hingga 120 meteor per jam yang dapat terlihat dari langit yang gelap, minim polusi cahaya, dan tanpa adanya Bulan.

Sayangnya, di tahun 2019 ini, puncak hujan meteor Geminid bertepatan dengan dua malam setelah Bulan mencapai fase Bulan purnama. Bulan bahkan berada di depan rasi bintang Gemini, titik radian hujan meteor Geminid, sehingga cahayanya menurunkan intensitas kemunculan meteor tahun ini.

Menurut AstroBob, tahun ini hujan meteor Geminid akan mencapai intensitas hanya 20-30 meteor per jam. Apakah itu jumlah yang sedikit? Tentu tidak.

Baca Juga: Apakah Peristiwa Hujan Meteor Bisa Habis?

Kemunculan 20 meteor per jam, artinya setiap menit akan ada setidaknya 3 meteor. Eits, jangan berharap kamu bisa melihat meteor kalau pengamatan dilakukan di lokasi pengamatan yang berpolusi cahaya tinggi ya, seperti di tengah kota besar.

Pengamatan hujan meteor perlu lokasi yang ideal, yakni lokasi dengan medan pandang terbuka lebar (seperti di pantai, atas gunung, atau persawahan), tidak ada gangguan polusi cahaya dari rumah-rumah, gedung, atau sumber cahaya buatan lainnya, dan terakhir: cuaca cerah.

Kalau aspek-aspek "lokasi yang ideal" di atas tidak terpenuhi. Niscaya kamu tidak akan berhasil melihat banyak meteor.
Setiap hujan meteor memiliki titik radian, atau titik kemunculan meteor-meteor di langit. Nah, Geminid memiliki titik radian di rasi bintang Gemini, tepatnya di sebelah utara bintang Castor. Rasi bintang ini akan berada di titik tertinggi di langit sekitar pukul 2 dini hari waktu setempat daerahmu, tetapi sudah terbit pada pukul 9 malam waktu setempat daerahmu. Dengan kata lain, kamu bisa mengamatinya tanpa harus menunggu tengah malam.

Untuk pengamatan, kami merekomendasikan kamu untuk menggunakan kursi santai untuk berbaring agar mudah dan nyaman dalam pengamatan langit. Tidak perlu teleskop, meteor-meteor yang bergerak cepat bisa diamati dengan mata telanjang tanpa alat bantu apapun.

Pastikan kamu menggunakan jaket atau selimut untuk tetap hangat. Menyeduh kopi, susu, atau cokelat panas juga bisa dilakukan tuh.

Apakah Fenomena ini Aman?

Geminid bukan fenomena yang baru-baru ini terjadi. Menurut Space, hujan meteor Geminid pertama kali teramati pada tahun 1862. Hingga artikel ini diterbitkan, Bumi baik-baik saja walaupun Geminid terjadi setiap tahunnya.

Sebagian besar meteor yang muncul berasal dari partikel debu dan remah-remah kecil yang dilepaskan oleh komet atau asteroid di sepanjang jalur orbitnya. Itu terjadi karena setiap kali sebuah komet atau asteroid mendekati Matahari, pemanasan dan radiasi Matahari akan menguapkan es pada komet atau asteroid yang sarat akan debu.

Seiring waktu, es akan menghilang di jalur orbit tadi, tetapi debu akan tertinggal selamanya. Ketika Bumi yang mengorbit Matahari melintasi jalur bekas orbit komet atau asteroid yang penuh debu tadi, partikel debunya pun akan tertarik oleh gravitasi planet kita, masuk ke atmosfer sebagai meteor.

Untuk Geminid ini, asal-muasalnya adalah dari asteroid 3200 Phaethon (bukan, bukan jumlahnya ada 3.200, tapi memang namanya ada angkanya seperti itu). 3200 Phaethon merupakan asteroid selebar 5,1 km. Jarak terdekat yang pernah ia capai dari Matahari adalah sekitar 20,9 juta km, sehingga butuh waktu setiap 1,4 tahun untuk sekali berevolusi.

Jarak 3200 Phaethon dari Matahari terbilang dekat. Para astronom telah dua kali melihat asteroid ini memiliki ekor mirip komet yang berdebu. Itulah alasan mengapa Phaethon kadang-kadang disebut sebagai "komet batu".

Baca Juga: Kiat-kiat Mengamati Hujan Meteor Agar Berhasil

Jadi, Bagaimana Cara Ngamatnya?

Kalau kamu tidak bisa begadang, mulailah pengamatan pada jam 9 malam setempat daerah kamu pada hari Jumat (13/12). Karena ada Bulan, atur pandangan kamu dengan membelakangi cahaya Bulan. Dengan begitu, kamu bisa melihat ke arah langit yang lebih gelap. Saran kami, pandangilah arah lagit utara atau selatan.

Jauhkan dirimu dari gawai, kamu perlu adaptasi mata setidaknya 15 menit dengan cara terus-menerus mengamati langit malam. Hal ini perlu dilakukan agar matamu bisa beradaptasi dengan gelap, sehingga bisa melihat meteor-meteor yang redup. Jadi kalau kamu baru ngamat 1-2 menit dan tidak menemukan adanya meteor, wajar saja, lebih baik tidur.

Walaupun memiliki titik radian seperti yang sudah disinggung di atas, meteor-meteor Geminid dapat muncul dari arah mana pun di langit kok. Perlu diingat, pengamatan terbaik adalah mulai pukul 2 dini hari ya, saat langit sudah benar-benar gelap.

Meteor-meteor akan muncul biasanya dengan cahaya kekuningan. Mereka akan bergerak sangat cepat lengkap dengan ekornya. Selamat berburu meteor!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com