Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Phoenix A*, Lubang Hitam Terbesar di Alam Semesta

TON 618 memang merupakan lubang hitam yang berukuran besar. Namun, kini ia bukan lagi lubang hitam terbesar di alam semesta.
Ilustrasi. Kredit: Shutterstock

InfoAstronomy - TON 618 memang merupakan lubang hitam yang berukuran besar. Namun, kini ia bukan lagi lubang hitam terbesar di alam semesta. Ukurannya kalah besar dengan Phoenix A*, lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan!

Phoenix A* adalah lubang hitam ultramasif (iya, saking besarnya ia bukan lagi kategori "supermasif") yang terletak di pusat galaksi Phoenix A, galaksi yang terletak di pusat dari Gugus Phoenix, sebuah gugus galaksi yang terletak di konstelasi Phoenix.

Selain diyakini sebagai lubang hitam terbesar di alam semesta, para ilmuwan juga meyakini bahwa ini mungkin salah satu lubang hitam paling awal di alam semesta yang terbentuk tak lama setelah Big Bang.

Mengenal Lebih Dalam

Phoenix A* diketahui memiliki massa 100 miliar kali massa Matahari. Sebagai perbandingan, lubang hitam TON 618 massanya hanya 60 miliar kali massa Matahari. Itu artinya, Phoenix A* berukuran 40 kali lebih besar dibandingkan TON 618.

Letak Phoenix A* ada di tengah Gugus Phoenix, gugus galaksi yang memiliki lebih dari 1.000 galaksi. Menurut pengamatan, Phoenix A* memiliki diameter Schwarzschild sebesar 3.900 AU (1 AU = 150 juta kilometer).

Diameter cakrawala peristiwanya adalah 590 miliar kilometer. Jarak ini setara dengan sekitar 100 kali jarak antara Matahari kita dan planet katai Pluto. Jika kita mampu melakukan perjalanan melintasi seluruh cakrawala peristiwa lubang hitam Phoenix A* dengan kecepatan cahaya, maka akan memakan waktu sekitar 71 hari 14 jam.

Gugus galaksi Phoenix. Kredit: NASA/ESA, Hubble

Phoenix A* diasumsikan merupakan lubang hitam yang tidak berputar. Seperti lubang hitam lainnya, Phoenix A* juga tidak hanya memakan bintang, tetapi juga meningkatkan pembentukan bintang di galaksi induknya, Phoenix A.

Galaksi Phoenix A memiliki tingkat pembentukan bintang yang sangat tinggi, yaitu sekitar 700 kali lebih tinggi dari Bimasakti kita. Dengan kata lain, jika jumlah rata-rata pembentukan bintang per tahun di Bimasakti adalah 1 bintang, di Phoenix A bisa 700 bintang per tahun.

Hubungan Lubang Hitam dengan Pembentukan Bintang

Keberadaan lubang hitam pada suatu galaksi dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat pembentukan bintang dalam beberapa cara, meskipun prosesnya cukup kompleks. Berikut adalah beberapa faktor yang menjelaskan mengapa lubang hitam dapat berdampak positif pada pembentukan bintang dalam galaksi:

Pemrosesan Materi: Lubang hitam memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat, yang dapat menarik materi dari sekitarnya. Ketika materi seperti gas dan debu terdekat dengan lubang hitam, mereka dapat terakumulasi di sekitar lubang hitam dan membentuk cakram akresi. Di dalam cakram ini, materi dapat mengalami kompresi dan pemanasan yang cukup tinggi, yang pada gilirannya dapat memicu pembentukan bintang baru.

Pancaran Energi dan Radiasi: Ketika materi jatuh ke dalam lubang hitam, proses tersebut memicu pelepasan energi dalam bentuk radiasi. Radiasi ini bisa mencakup sinar-X dan sinar gamma yang kuat. Sinar-X, khususnya, dapat merangsang pembentukan bintang dengan mengompresi dan memanasan gas dalam galaksi. Proses ini sering disebut sebagai "radiasi awan panas" yang memicu pembentukan bintang baru.

Energi Kinetik: Selama akresi materi ke dalam lubang hitam, sebagian besar energi potensial gravitasi diubah menjadi energi kinetik. Ketika lubang hitam menghentikan atau mengonsumsi materi, energi kinetik yang dilepaskan dapat berdampak positif pada galaksi. Energi ini dapat memicu gelombang kejut dan kompresi gas dalam galaksi, mempromosikan pembentukan bintang baru.

Mengganggu Stabilitas Galaksi: Keberadaan lubang hitam dengan massa yang cukup besar dapat mengganggu struktur dan stabilitas galaksi tersebut. Interaksi gravitasi antara lubang hitam dan materi di sekitarnya bisa memicu kolaps gravitasi dalam awan gas besar, yang pada akhirnya dapat menghasilkan pembentukan bintang.

Penyediaan Materi dan Kondisi Kimiawi: Lubang hitam dapat menghasilkan elemen-elemen berat melalui proses nuklir. Ketika lubang hitam "memuntahkan" materi setelah akresi yang intens, elemen-elemen ini bisa menyebar dalam galaksi. Ini meningkatkan ketersediaan materi dan kondisi kimia yang diperlukan untuk pembentukan bintang baru.

Meskipun lubang hitam dapat meningkatkan tingkat pembentukan bintang dalam beberapa situasi, peran mereka dalam galaksi dapat sangat kompleks. Selain itu, ada juga faktor-faktor lain yang memengaruhi pembentukan bintang dalam galaksi, seperti tekanan gas, gangguan galaksi lain, dan sebagainya.

Mengapa Phoenix A* Bisa Begitu Besar?

Para ilmuwan percaya bahwa lubang hitam Phoenix A* sangat besar karena mungkin terbentuk dari tabrakan beberapa lubang hitam supermasif, bukan dari bintang yang mati seperti lubang hitam lainnya. Lubang hitam Phoenix A* juga diyakini sebagai lubang hitam purba, yang berarti kemungkinan merupakan salah satu lubang hitam paling awal yang terbentuk setelah Big Bang.

Meski begitu, ukuran besar lubang hitam Phoenix A* tidak berdampak apapun bagi Bumi kita, itu terjadi karena Phoenix A* berjarak sekitar 5,8 miliar tahun cahaya dari Bumi. Selama berada di luar cakrawala peristiwa lubang hitam, kita sebenarnya akan aman-aman saja.

Satu hal yang menarik adalah, Phoenix A* teramati masih terus bertambah ukuran dan massanya karena aktif menelan material di sekitarnya. Bahkan, massanya bertambah dengan kecepatan setara 60 kali massa Matahari per tahun.

Sumber:
  • Gough, E. (2023). Ultra-Massive Black Holes: How Does the Universe Produce Objects So Massive?. UniverseToday.com.
  • McDonald, M., McNamara, B. R., Voit, G. M., Bayliss, M., Benson, B. A., Brodwin, M., ... & van Weeren, R. J. (2019). Anatomy of a cooling flow: the feedback response to pure cooling in the core of the Phoenix cluster. The Astrophysical Journal, 885(1), 63.
  • NASA. (2019). A Weakened Black Hole Allows Its Galaxy to Awaken. NASA.
  • Ni, Y., Di Matteo, T., Chen, N., Croft, R., & Bird, S. (2022). Ultramassive Black Holes Formed by Triple Quasar Mergers at z∼ 2. The Astrophysical Journal Letters, 940(2), L49.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.