Saran pencarian

Inilah Penyebab Bulan Masih Terlihat di Langit Pagi atau Siang

Waktu padahal sudah menunjukkan pukul 11 siang, tapi pas tengok langit, eh masih ada Bulan. Diri ini bingung seketika, lalu bertanya-tanya dalam hati, "Bulan kok masih terlihat siang-siang? Bukannya munculnya cuma malam saja?"

Info Astronomy
 - Waktu padahal sudah menunjukkan pukul 11 siang, tapi pas tengok langit, eh masih ada Bulan. Diri ini bingung seketika, lalu bertanya-tanya dalam hati, "Bulan kok masih terlihat siang-siang? Bukannya munculnya cuma malam saja?"

Eits, pemikiran yang seperti itu keliru, lho! Faktanya, Bulan tidak muncul pada malam hari saja. Ingat, Bulan adalah satelit alami Bumi, ia bergerak mengelilingi Bumi kita sehingga bisa muncul pada waktu kapan saja.

Kita bahas lebih jauh deh biar rasa penasaranmu terjawab.

Perlu dicatat nih, Bulan tidak cuma bisa dilihat pada malam hari saja, tetapi kenampakannya di siang hari juga memungkinkan dan bukan fenomena yang aneh. Namun, kapan waktunya dan di mana letak Bulan untuk muncul tergantung pada fase Bulannya itu sendiri.

Kalau kamu memperhatikan Bulan secara terus-menerus selama lebih dari sebulan, kamu akan menyadari bahwa Bulan secara bertahap berubah bentuk, dari Bulan sabit tipis bagaikan senyum menjadi Bulan purnama yang bulat, lalu kembali lagi menjadi Bulan sabit. Kalau diperhatikan dengan seksama lagi, kamu juga akan menyadari bahwa posisi Bulan di langit berubah-ubah, setiap hari.

Kamu mungkin pernah atau sering melihat Matahari terbit dan Matahari terbenam, tetapi apakah kamu tahu kalau ada juga fenomena Bulan terbit dan Bulan terbenam? Nah, berbeda dengan waktu terbit dan terbenamnya Matahari yang cenderung tetap (bagi wilayah ekuator seperti Indonesia), waktu terbit dan terbenamnya Bulan berbeda-beda tergantung fasenya dan di mana Bulan berada di orbitnya.

Ingat lagi nih, Bulan bergerak mengelilingi Bumi, periode orbitnya adalah 29,5 hari. Sambil dia berputar mengelilingi Bumi, Bulan juga berotasi atau berputar pada sumbunya. Menariknya, waktu yang dibutuhkan Bulan untuk berputar pada sumbunya sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi Bumi. Itulah mengapa kita selalu melihat Bulan dengan wajah yang sama setiap harinya.

Karena mengalami dua pergerakan itu, Bulan jadi memiliki fase. Sinar Bulan yang merupakan pantulan dari sinar Matahari itu akan menyinari Bulan dalam sudut yang berbeda-beda tergantung di mana posisi Bulan. Coba lihat ilustrasi di bawah ini deh:


Ketika Bulan dekat dengan Matahari di langit, Matahari akan menjadi terlalu terang bagi kita untuk melihat Bulan yang berada tidak jauh dari sisinya. Fase ini dikenal sebagai fase Bulan baru, ketika Bulan dan Matahari terbit berbarengan.

Nah, setiap harinya, karena berputar mengelilingi Bumi, Bulan akan terbit sekitar 50 menit lebih lambat dari hari sebelumnya. Jadi kalau pada fase Bulan baru terbitnya adalah pukul 6 pagi, maka hari esoknya akan terbit pukul 06.50 pagi. Begitu pun seterusnya.

Bulan baru akan terbenam 12 jam setelah ia terbit. Maka ketika Bulan berada pada fase separuh awal, yakni ketika berada 90 derajat dari Matahari, ia sudah terbit tuh pada pukul 12 siang, membuatnya bisa terlihat dari siang, sore, sampai tengah malam.

Lain lagi saat fase Bulan purnama. Posisi Bulan yang sudah 180 derajat dari Matahari membuat ia akan terbit saat Matahari terbenam. Inilah masa-masa di mana Bulan bisa teramati di sepanjang malam saja, sementara sepanjang siang Bulan berada di bawah cakrawala.

Lalu memasuki fase separuh kedua, Bulan baru akan terbit jam 6 sore, yang membuat ia masih terlihat pada pagi hingga siang hari di keesokan harinya karena butuh 12 jam untuk terbenam.

Sederhana sekali ya sepertinya? Memang, kenampakan Bulan pada siang hari adalah hal yang sederhana. Pada intinya, hal ini terjadi tergantung pada fase apa Bulan di hari itu dan jam berapa ia terbit. Kalau baru terbit tengah hari (fase separuh awal), jelas saja siang hari sampai sore masih terlihat, kan belum terbenam.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com