Hujan meteor terjadi ketika Bumi melewati sebuah daerah di luar angkasa yang berisikan puing-puing kosmis. Puing-puing tersebut sendiri berasal dari komet ataupun asteroid yang mengalami penguapan saat mendekati Matahari kita.
Saat Bumi menerjang puing-puing itu sehingga mereka masuk ke atmosfer, mereka akan terbakar, yang kadang dapat menciptakan garis-garis cahaya terang yang kita kenal sebagai meteor, atau bintang jatuh, walaupun bukan benar-benar bintang.
Hujan meteor dikenal sebagai peristiwa periodik, yakni yang selalu terjadi pada tanggal yang sama setiap tahunnya. Sebagai contoh, beberapa hari yang lalu ada peristiwa hujan meteor Orionid. Setiap tahun, Orionid pasti terjadi di tanggal 21 Oktober.
Baca Juga: Cara Melihat Hujan Meteor yang Benar
Nah, pertanyaannya sekarang, kenapa bisa selalu terjadi? Apakah meteor-meteor ini tidak akan pernah habis? Bukankah setiap mendekati Matahari, komet atau asteroid akan semakin mengecil karena terkikis radiasinya? Mengherankan, bukan?
Jawabnya ada di ujung langit. Menurut David Meisel, direktur eksekutif American Meteor Society, sebuah hujan meteor bisa bertahan hingga jutaan tahun!
Meisel mencontohkan, seperti dilansir Popsci.com, ada sebuah asteroid bernama 3200 Phaethon yang menjadi asal muasal dari peristiwa hujan meteor Geminid yang muncul setiap 13 Desember. Ketika 3200 Phaethon berayun mendekati Matahari, ia memanas dan serpihannya terpecah, tertinggal di sepanjang bekas jalur orbitnya.
Mengingat asteroid 3200 Phaethon berdiameter sekitar 5,1 kilometer, puing-puing yang ditinggalkannya ada begitu banyak yang bahkan akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk habis. Menurut Meisel, Geminid bisa terus terjadi hingga jutaan tahun mendatang.
Baca Juga: Kiat Memotret Hujan Meteor
Bahkan, sekalipun asteroid atau komet yang menjadi asal muasal hujan meteor akan pecah atau hilang karena terkikis habis, masih membutuhkan waktu puluhan ribu tahun untuk puing-puing yang ditinggalkannya bisa habis. Sebagian kecil dari puing-puing tersebut bisa masuk terbakar di atmosfer Bumi, sementara sebagian besarnya akan saling bertabrakan satu sama lain, berputar mengelilingi Matahari.
Intinya adalah, di luar angkasa sana tidak kosong melompong begitu saja. Jutaan hingga bahkan miliaran batuan antariksa kecil sedang mengambang bebas, siap masuk ke atmosfer Bumi kita sebagai meteor, atau hujan meteor. Tapi tenang, ukuran batuan antariksa ini kecil-kecil kok, mulai dari sebesar butiran debu hingga sebesar buah durian saja. Mereka akan habis terbakar di atmosfer sebelum bisa mencapai permukaan Bumi.
Jadi, kalau kamu tidak berhasil melihat suatu hujan meteor tahun ini, jangan bersedih, coba lagi pengamatan tahun depan, atau nanti ketika sudah punya pasangan hidup, atau ketika punya anak, atau ketika sudah menimang cucu. Hujan meteor masih bisa terus diamati.