Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Gerhana Matahari Total 8 April 2024 Tidak Terlihat di Indonesia

Pada 8 April 2024 mendatang, fenomena gerhana Matahari total akan terjadi. Sayangnya, kita di Indonesia tidak bisa melihatnya. Adakah dampaknya?
Gerhana Matahari total. Kredit: Timeanddate.com

InfoAstronomy - Pada 8 April 2024 mendatang, fenomena gerhana Matahari total akan terjadi. Sayangnya, kita di Indonesia kali ini kurang beruntung karena tidak bisa menyaksikannya sama sekali. Lalu, daerah mana saja yang bisa mengamatinya?

Mari kita kenalan dulu dengan fenomena yang satu ini. Gerhana Matahari total merupakan fenomena astronomis yang terjadi ketika Matahari-Bulan-Bumi berada dalam satu garis lurus sempurna, atau disebut syzygy, pada bidang orbitnya di tata surya.

Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, atau pada saat fase Bulan Baru, sehingga dengan diameter sudut Bulan dan Matahari di langit Bumi yang sama besar, Bulan menutupi pandangan kita ke arah Matahari.

Namun, tidak selalu fase Bulan Baru menyebabkan terjadinya gerhana Matahari. Ada kalanya Bulan berada di atas atau di bawah ekliptika Bumi, sehingga bayangannya tidak jatuh di permukaan Bumi. Hal ini terjadi karena bidang orbit Bulan dalam mengitari Bumi miring sekitar 5 derajat.

Ilustrasi miringnya bidang orbit Bulan terhadap ekliptika Bumi. Kredit: Timeanddate.com

Gerhana Matahari total terjadi ketika Bulan sepenuhnya menghalangi wajah Matahari dalam pandangan dari Bumi. Meskipun Matahari sekitar 400 kali lebih besar ukurannya daripada Bulan, Matahari berjarak sekitar 400 kali lebih jauh dari jarak Bumi-Bulan. Hal ini membuat Matahari dan Bulan tampak hampir sama besar di langit kita.

Selama gerhana Matahari total, Bulan bergerak tepat di depan Matahari. Hal ini memungkinkan pengamat yang berada di tengah-tengah bayangan Bulan saat gerhana Matahari total terjadi dapat melihat sekilas atmosfer terluar Matahari, yang disebut korona, yang terlalu redup untuk dilihat saat Matahari sedang tidak ditutupi oleh Bulan.

Iya, yang menutupi Matahari adalah Bulan, bukan objek selestial lainnya. Jika memang yang menutupi Matahari itu objek selestial lain, maka seharusnya ada bukti empiris dari objek selestial apa yang dimaksud itu. Namun, sejauh ini bukti-bukti empiris yang ada menyatakan bahwa objek tersebut ya memang Bulan, bahkan kita bisa mengabadikannya dari Bumi.

Bulan yang menutupi Matahari saat gerhana Matahari total. Bagian terang di sekitar Bulan adalah korona Matahari. Kredit: John Finney photography / Getty Images

Bayangan yang dihasilkan Bulan ketika gerhana Matahari ada dua bagian utama: bayangan bagian dalam yang lebih gelap yang disebut umbra, dan bayangan bagian luar yang lebih redup yang disebut penumbra.

Di dalam umbra, cahaya Matahari terhalang sepenuhnya. Di bagian penumbra, cahaya Matahari hanya terhalang sebagian. Untuk melihat gerhana Matahari total, pengamat harus berada di dalam umbra. Pengamat yang berada di penumbra akan menyaksikan gerhana sebagian, dengan hanya sebagian Matahari yang tertutupi oleh Bulan. Pengamat yang berada di luar bayangan Bulan tidak akan melihat gerhana sama sekali.

Karena jarak antara Bumi dan Bulan yang cukup jauh, kerucut bayangan umbra akan menyempit atau mengecil. Maka dari itu, pada saat mencapai Bumi, umbra hanya menutupi area yang relatif kecil di planet kita dibandingkan dengan penumbra.

Artinya, area yang mengalami gerhana Matahari total jauh lebih kecil daripada area yang mengalami gerhana Matahari sebagian. Lebar umbra umumnya kurang dari 80 kilometer, sedangkan zona penumbra bisa mencapai ribuan kilometer atau lebih.

Karena Bumi terus berotasi, dan Bulan terus bergerak di orbitnya, bayangan Bulan akan bergerak melintasi permukaan Bumi, menelusuri sebuah jalur. Jalur ini disebut jalur gerhana. Di dalam area ini terdapat jalur yang lebih kecil yang dilalui oleh umbra, yang disebut jalur totalitas.

Pergerakan Bulan yang cepat pada orbitnya menyebabkan bayangan Bulan menyapu permukaan Bumi hanya dalam waktu empat sampai lima jam. Di lokasi mana pun di sepanjang jalur totalitas, fase totalitas gerhana matahari mungkin hanya berlangsung beberapa menit, atau bahkan kurang dari itu.

Nah, Indonesia pada 8 April 2024 akan berada di luar bayangan Bulan, baik umbra maupun penumbra. Dengan kata lain, Indonesia tidak bisa menyaksikan gerhana Matahari totalnya, sama sekali. Wilayah di Bumi yang akan dilalui jalur umbra adalah Benua Amerika Utara, yakni Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.

Peta gerhana Matahari total 8 April 2024. Kredit: GreatAmericanEclipse.com

Saat gerhana Matahari total 8 April 2024 terjadi, Indonesia sedang malam hari, yang artinya tidak ada Matahari di langitnya karena sudah malam. Matahari sedang berada di belahan dunia lain. Ingat, Bumi ini bulat.

Gerhana Matahari total 8 April 2024 akan dimulai dari lokasi pertama di Bumi yang dapat melihat gerhana Matahari sebagian, yakni pada pukul 15:42 UTC, atau sekitar pukul 22:42 WIB malam di Indonesia. Kemudian, puncak gerhana Matahari total akan terjadi pada pukul 18:17 UTC tanggal 8 April 2024, atau pukul 01:17 WIB tanggal 9 April 2024 di Indonesia.

Gerhana Matahari pun lantas akan berakhir ketika wilayah terakhir yang dilintasi jalur gerhana mengalami akhir dari fase gerhana Matahari sebagian, yaitu pada pukul 20:52 UTC tanggal 8 April 2024, atau sekitar pukul 03:52 WIB tanggal 9 April 2024 di Indonesia.

Dampaknya bagi Bumi? Tidak ada. Kalau kamu menyimak artikel ini dari awal, sudah dijelaskan bahwa gerhana Matahari hanya merupakan fenomena astronomis, yang artinya terjadi di luar angkasa. Maka dari itu, tidak ada sangkutpautnya antara gerhana Matahari dengan kebencanaan di Bumi seperti gempa bumi, banjir, atau tsunami, yang merupakan fenomena yang terjadi di dalam Bumi.

Jangan mau dibohongi pakai gerhana.

Sumber & Referensi:
  • Dunkin, E. (2023). Coming Back to America—The Total Eclipse of 2024. Totality: The Great North American Eclipse Of 2024, 223.
  • Harris, T. (2022). Solar Eclipse: Looking Safely Forward to April 2024. The Hoosier Science Teacher, 34.
  • Struble, J., Czajkowski, K., Rizzi, A., & Taylor, J. (2023). The Upcoming Solar Eclipses. Science and Children, 60(7), 30-34.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.