Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Apa Itu Nebula dan Bagaimana Proses Pembentukannya?

Nebula merupakan satu dari miliaran objek di alam semesta yang menarik untuk dilihat. Namanya diambil dari bahasa Latin, "Nebulae" yang memiliki arti "Awan". Namun, nebula bukanlah awan seperti di Bumi. Mari mengenal nebula lebih jauh.
Nebula Kepala Kuda (Barnard 33), nebula gelap di rasi bintang Orion. Kredit: NASA/ESA/Hubble
Info Astronomy - Nebula merupakan satu dari miliaran objek di alam semesta yang menarik untuk dilihat. Namanya diambil dari bahasa Latin, "Nebulae" yang memiliki arti "Awan". Namun, nebula bukanlah awan seperti di Bumi. Mari mengenal nebula lebih jauh.

Diketahui, nebula merupakan kumpulan debu, gas hidrogen, helium, dan plasma yang juga sering menjadi tempat pembibitan bintang-bintang baru. Dan selama berabad-abad yang lalu, manusia sempat salah menganggap sebuah galaksi yang jauh sebagai nebula.

Namun kini, para astronom telah menyadari bahwa luar angkasa tidak benar-benar vakum secara keseluruhan. Melainkan terdiri dari partikel-partikel gas dan debu yang dikenal secara kolektif sebagai Interstellar Medium (ISM) atau medium antarbintang. ISM terdiri dari gas, yakni sekitar 75% gas hidrogen dan sisanya 25% merupakan helium.

Gas antarbintang ini terdiri sebagian besar dari atom netral dan molekul, serta partikel bermuatan (plasma) seperti ion dan elektron. Gas ini sangat encer, dengan kepadatan rata-rata sekitar 1 atom per sentimeter kubik. Sebagai komparasi, atmosfer Bumi memiliki kepadatan sekitar 30 triliun molekul per sentimeter kubik (3,0 x 10^19 per cm³)

Pembentukan Nebula

Pada dasarnya, sebuah nebula terbentuk ketika bagian dari medium antarbintang mengalami keruntuhan gravitasi. Tarikan gravitasi membuat gas pada medium antarbintang menggumpal, membentuk daerah denga kepadatan yang lebih besar.

Banyak nebula atau bintang terbentuk dari keruntuhan gravitasi gas di medium antarbintang. Ketika material sebuah bintang runtuh oleh gravitasinya sendiri, bintang-bintang besar yang baru bisa terbentuk di tengah-tengah nebula, dan radiasi ultraviolet dari bintang-bintang baru ini akan mengionisasi gas di sekitarnya, sehingga awan antarbintangnya bisa terlihat pada panjang gelombang optik.

Ada juga nebula lainnya yang terbentuk sebagai hasil dari ledakan supernova; sebuah pergolakan kematian bintang raksasa yang berumur pendek. Material yang terlempar dari ledakan supernova kemudian terionisasi oleh energi pada intinya, yang biasanya adalah sebuah bintang neutron.

Proses pembentukan nebula yang terakhir adalah nebula planeter. Nebula jenis ini adalah tahap akhir dari kehidupan bintang bermassa rendah, seperti Matahari. Bintang dengan massa sekitar 8-10 massa Matahari bakal berevolusi menjadi raksasa merah dan perlahan-lahan kehilangan lapisan luarnya selama pergolakan di atmosfer mereka.

Ketika sebuah bintang bermassa rendah tersebut telah kehilangan cukup banyak material penyusunnya, suhunya bakal meningkat dan radiasi ultraviolet dari sang bintang akan memancarkan dan mengionisasi awan antarbintang di sekitarnya yang telah terlontar, lalu terbentuklah nebula planeter. Matahari kita sekitar 4-5 miliar tahun lagi akan menjadi nebula planeter, dan intinya akan menjadi katai putih.

Nebula Besar Orion. Kredit: Christoph Kaltseis

Bisakah Kita Melihat Nebula?

Tentu saja bisa! Tapi tergantung pada kondisi langit di mana Anda ingin melihat nebula. Setidaknya, butuh kondisi cuaca yang cerah dan polusi cahaya yang seminim mungkin untuk dapat melihat nebula dengan mata telanjang.

Dalam pengalaman pribadi, penulis pernah mencoba melihat Nebula Orion, Nebula Maia (Pleiades), galaksi Andromeda, dan banyak gugusan bintang. Seluruh benda langit tersebut akan tampak bagai pita awan berwarna-warni di langit malam dalam pandangan mata telanjang kita.

Bagi Anda yang tinggal di daerah dekat perkotaan atau bahkan di tengah kota, berikut beberapa kiat untuk meningkatkan pengalaman Anda dalam melihat nebula dengan mata telanjang:

Aturlah waktu untuk kemping di lokasi berpolusi cahaya rendah, atau lokasi yang segelap-gelapnya gelap. Hindari cahaya lampu. Jika sudah memiliki gambaran lokasi mana yang Anda ingin kunjungi, datanglah ke sana saat musim kemarau.

Langit gelap adalah faktor utama untuk memandangi bintang dan objek-objek langit menakjubkan lainnya. Disarankan untuk membawa binokuler atau teleskop agar pengamatan nebula lebih jelas dan mengesankan.

Untuk mempermudah Anda menemukan letak sebuah nebula di langit, Anda bisa mengunduh aplikasi peta bintang yang cocok dengan gawai Anda di tautan ini.

Intinya, nebula tidak hanya merupakan titik awal dari evolusi bintang, tetapi juga dapat menjadi titik akhir dalam evolusinya. Selamat berburu nebula!


Sumber: ScienceDaily.com, UniverseToday.comAstronomynotes.com.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com