Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Tips Memilih dan Menggunakan Teleskop untuk Pemula

Memiliki sebuah teleskop untuk mengamati objek-objek langit mungkin menjadi impian semua orang yang menyukai astronomi. Namun, sebagai pemula, terkada

Info Astronomy - Memiliki sebuah teleskop untuk mengamati objek-objek langit mungkin menjadi impian semua orang yang menyukai astronomi. Namun, sebagai pemula, terkadang kita bingung memilih teleskop apa yang bagus dan belum mengerti cara menggunakannya.

Nah, dalam artikel ini, InfoAstronomy.org akan menjelaskan seperti apa teleskop yang bagus untuk kamu miliki dan bagaimana nanti cara menggunakan teleskop tersebut. Diharapkan setelah membaca artikel ini, kamu menjadi lebih paham dasar-dasar memiliki dan menggunakan teleskop ya.

Membeli teleskop pada dasarnya sama saja seperti membeli produk lainnya, yakni sebelum kamu membeli sesuatu, kamu harus tahu dulu nih apa sebenarnya yang kamu beli.

Dalam hal teleskop, fungsinya adalah untuk mengumpulkan cahaya lebih banyak dari yang mata kamu bisa lakukan. Atau dengan kata lain, teleskop bisa membantu kamu melihat objek-objek langit yang redup atau jauh menjadi lebih detail.

Memahami Spesifikasi Teleskop

Setiap kamu mau membeli smartphone, hal yang mungkin kamu perhatikan adalah spesifikasinya, baik itu seberapa besar penyimpanannya, seberapa bagus kameranya, atau seberapa besar kapasitas baterainya. Nah, pada teleskop juga ada spesifikasinya, lho.

Spesifikasi terpenting dari teleskop apa pun adalah bagian aperturnya, yaitu diameter optik utamanya, yang dapat berupa lensa atau cermin tergantung jenis teleskopnya. Apertur teleskop menentukan kemampuan pengumpulan cahayanya (seberapa terang pandangan yang dihasilkan) dan daya pisahnya (seberapa tajam pandangan yang dihasilkan). Apertur yang direkomendasikan untuk teleskop pemula berkisar antara 70 mm hingga 200 mm.

Secara umum, semakin besar apertur teleskop, semakin mengesankan objek apa pun yang akan terlihat melaluinya. Sebagai contoh, objek kecil seperti planet tampak jauh lebih tajam dan lebih detail melalui apertur selebar 200 mm. Itu terjadi karena apertur 200 mm mengumpulkan hampir 13 kali lebih banyak cahaya daripada yang hanya 70 mm.

Lalu, apakah itu berarti kamu harus membeli teleskop dengan apertur yang besar? Eits, belum tentu. Teleskop dengan lensa atau cermin besar cenderung berat dan mahal. Hal ini mungkin tidak menjadi masalah jika kamu hanya akan menggunakan teleskopnya di pekarangan rumah, bukan untuk dibawa-bawa berpergian.

Jadi, membeli teleskop dengan apertur selebar 70 mm bukan hal yang buruk. Bahkan, teleskop dengan apertur selebar 70 mm sebenarnya sudah mampu kok mengumpulkan 100 kali lebih banyak cahaya dari yang mata kita bisa lakukan, membuat kita dapat melihat planet, gugus bintang, nebula, dan galaksi dengan lebih jelas.


Selain apertur, spesifikasi lainnya yang perlu diperhatikan pada teleskop adalah pembesarannya.

Banyak orang yang menganggap kalau teleskop bisa melakukan zoom-in sangat dalam ke objek langit tertentu. Padahal, cara kerjanya tidak seperti itu. Pembesaran pada teleskop memang bisa tidak terbatas, tetapi tetap tergantung pada lensa okuler yang kamu gunakan. Cara menghitungnya adalah dengan membagi nilai panjang lensa objektif dengan lensa okuler.

Sebagai contoh, jika kamu punya teleskop dengan panjang lensa objektif 700 mm, kamu akan mendapatkan pembesaran hingga 175 kali jika melakukan pengamatan dengan lensa okuler selebar 4 mm. Dan kalau panjang lensa objektifnya 900 mm, kamu akan mendapatkan pembesaran 225 kali dengan lensa okuler 4 mm.

Walau begitu, jangan langsung berpikir pembesaran yang tinggi akan sangat baik hasil pengamatannya. Karena ada dua faktor utama yang membatasi seberapa banyak cahaya yang dapat diterima oleh teleskop, yaitu apertur (lagi) dan kondisi atmosfer. Jika aperturnya kecil dan lokasi pengamatan kamu berawan, pembesaran tinggi menjadi tidak ada artinya.


Nah, spesifikasi terakhir yang perlu diperhatikan adalah, dudukan atau mounting teleskop. Bagi pemula, dudukan yang cocok dan mudah digunakan adalah jenis alt-azimuth atau kadang disingkat AZ. Dudukan ini cukup sederhana karena teleskop bisa digerakan dengan sangat mudah, berbeda dengan dudukan ekuatorial.

Dudukan AZ juga cenderung ringan, cocok untuk kamu yang ingin membawa teleskopnya untuk berpergian, baik itu ke gunung, pantai, atau lokasi-lokasi lainnya yang cocok untuk melakukan pengamata objek-objek langit malam.

Cara Menggunakan Teleskop

Sekarang kamu sudah lebih memahami nih seperti apa spesifikasi teleskop yang baik. Selanjutnya, kami akan memberikan tips bagaimana cara menggunakan teleskop berdasarkan spesifikasi di atas ya.

Di sini, akan diambil contoh teleskop Celestron PowerSeeker 60AZ, yakni jenis teleskop refraktor (yang menggunakan lensa) dengan panjang lensa objektif 700 mm dan dilengkapi dudukan berjenis altazimuth.


Saat baru pertama kali dibuka dari paketnya, setiap teleskop perlu dirakit terlebih dulu. Dan karena ini jenis teleskop dengan dudukan altazimuth, perakitannya sangat mudah, cukup dirikan tripodnya, pasang dudukannya di ujung atas tripod, kemudian pasangkan tabung utama teleskop ke dudukannya, sampai menjadi seperti pada gambar di atas.

Nah, sebelum melakukan pengamatan, pastikan kamu sudah memasang lensa okuler pada bagian diagonal teleskopnya. Bebas mau pakai lensa okuler ukuran berapa, yang jelas pembesaran teleskopnya dihitung dengan cara panjang lensa objektif dibagi lensa okuler ya.

Kurang lebih pemasangannya seperti ini:


Kalau sudah, kamu bisa langsung mencari letak objek langit yang ingin kamu amati di langit malam. Jika di langit sedang ada Bulan, coba lah dengan mengamati Bulan terlebih dulu. Hal ini nantinya akan membantu kamu lebih mudah untuk pencarian objek-objek lainnya.

Untuk mencari objek langit dengan mudah, kamu bisa memanfaatkan finderscope yang menempel pada tabung utama teleskop. Sejajarkan crosshair pada finderscope dengan objek langit yang ingin diamati, kemudian mulai taruh mata kamu pada lensa okuler.

Apabila saat pengamatan objek yang diamati masih kurang fokus, gunakan focuser yang berada di dekat diagonal teleskop. Putar-putar saja focuser-nya untuk mendapatkan fokus yang diinginkan terhadap objek langit yang kamu amati.


Agar lebih mudah lagi dalam mencari objek-objek langit, kamu dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi peta langit seperti Stellarium, Sky Maps, Star Chart, dan lain sebagainya yang tersedia di Google Play Store maupun App Store.

Nah, itulah tips memilih dan cara menggunakan teleskop untuk pemula. Semoga artikel ini bisa membantu kamu menentukan teleskop impian kamu dan cara menggunakannya kelak ya.

Oh iya, kalau kamu ingin langsung membeli teleskopnya, kami sudah menyediakannya di InfoAstronomy Store. Berikut ini adalah beberapa rekomendasinya:

Pembelian bisa langsung dilakukan lewat web InfoAstronomyStore.com:

Sumber:
  • https://skyandtelescope.org/astronomy-equipment/how-to-choose-a-telescope/
  • https://www.opticsplanet.com/howto/how-to-choose-buy-a-telescope.html
  • https://nightskynerd.com/how-to-choose-telescope/
Sumber Jurnal:
  • Gaherty, G. (2007). Through My Eyepiece: Starting Out: Buying a Telescope. Journal of the Royal Astronomical Society of Canada, 101, 29.
  • Kitchin, C. R. (2012). Telescopes and Techniques. Springer Science & Business Media.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

1 komentar

  1. Ada info sewa atau kerjasama penggunaan teleskop ga?
Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.