Saran pencarian

Mengapa Bulan Disebut Bulan?

Bulan telah menjadi pasangan kosmis bagi Bumi selama ini. Namun, pernahkah kamu terpikirkan mengapa ia disebut Bulan?
Info Astronomy - Bulan telah menjadi pasangan kosmis bagi Bumi selama ini. Namun, pernahkah kamu terpikirkan mengapa ia disebut Bulan? Padahal, bulan-bulan milik planet lain memiliki nama-nama keren seperti Enseladus, Titan, maupun Fobos.

Sebelum kita bahas lebih jauh, kita sepakati suatu hal dulu ya. Dalam artikel ini, satelit alami yang mengitari Bumi akan disebut Bulan (dengan huruf "B" besar), sementara satelit alami yang mengitari planet lain akan disebut bulan. Sepakat, ya?

Baiklah, mari kita bahas.

Sebenarnya, Bulan memiliki nama yang berbeda-beda di berbagai kebudayaan manusia, lho. Bangsa Romawi menyebut Bulan sebagai Luna, sementara bangsa Yunani menyebutnya sebagai Selene. Mengapa ada perbedaan seperti ini?

Asal-usul nama Bulan adalah kisah yang sangat menarik. Manusia telah menyadari keberadaan bola putih besar di langit ini sejak mereka pertama kali menjelajahi Bumi. Penampilan Bulan pun selalu berubah seiring ia mengitari Bumi, dimulai dari fase Bulan Baru, perbani, purnama, hingga akan kembali lagi ke Bulan Baru.

Kita akan bahas dulu sejarah namanya dari bahasa Inggris. Satelit alami satu-satunya Bumi disebut sebagai "Moon" bagi penutur bahasa Inggris karena orang-orang di zaman kuno dulunya menggunakan Bulan untuk mengukur berapa lama periode satu bulan (month) di kalender.

Kata "Moon" dapat ditelusuri ke kata "Mōna", istilah kuno dalam bahasa Inggris dari abad pertengahan. Mōna sendiri memiliki asal-usul yang mirip dengan kata dalam bahasa Latin, "Metri", yang berarti mengukur, dan "Mensis", yang berarti month.

Jadi, kesimpulannya adalah, Bulan disebut "Moon" dalam bahasa Inggris karena ia sempat digunakan untuk mengukur seberapa lama satu bulan kalender.

Namun, ini hanya berlaku bagi kebudayaan atau para penutur bahasa Inggris saja. Seperti yang sudah disinggung di atas, Bulan juga dikenal sebagai Luna maupun Selene. Nama-nama lain ini diberikan karena, tampaknya, setiap kebudayaan memiliki kebebasan untuk menamai benda-benda langit pada zaman dulu.

Dengan demikian, sebutan atau nama bagi satelit alami kita ini pun dikembangkan oleh masing-masing kebudayaan, bukan dipilih secara serempak oleh seluruh manusia di Bumi. Hal itu pula lah yang membuat kita menyebutnya sebagai "Bulan", bukan Moon, Luna, atau Selene.

Kata "Bulan" sendiri bisa ditelusuri ke rumpun bahasanya, yakni dari bahasa Proto-Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia yang memiliki jumlah penutur lebih dari 350 juta jiwa yang tersebar di Asia, termasuk di Indonesia.

Karena berasal dari satu rumpun, kata "Bulan" untuk menyebut satelit alami Bumi kita juga digunakan dalam bahasa selain bahasa Indonesia lho, yakni bahasa Cebú, bahasa Hiligaynon, bahasa Tagalog, dan bahasa Melayu.

Penemuan Galileo

Lalu, mengapa bulan yang mengitari planet lain memiliki nama tersendiri, sedangkan Bulan yang mengitari Bumi kita hanya disebut Bulan?

Semuanya bisa ditarik sejarahnya. Ketika satelit alami Bumi kita pertama kali dinamai oleh berbagai kebudayaan di Bumi, manusia hanya tahu informasi bahwa Bulan hanya ada satu, yaitu yang mengitari planet kita. Manusia bahkan mungkin belum tahu kalau ada planet lain selain Bumi saat itu.

Namun, itu semua berubah pada tahun 1610 ketika seorang astronom Italia, yang juga dijuluki sebagai Bapak Astronomi Modern, Galileo Galilei mengarahkan teleskopnya ke arah planet Jupiter. Galileo menemukan fakta bahwa Jupiter juga diorbiti bulannya tersendiri, bahkan Galileo melihat ada empat bulan sekaligus saat pertama mengamati itu.

Pascapenemuan Galileo itu, para astronom lain di seluruh Eropa juga berhasil menemukan lima bulan yang mengitari Saturnus selama tahun 1600-an. Benda-benda ini pun disebut sebagai bulan karena mereka tampak dekat dengan planet mereka, sama seperti Bulan yang dekat dengan Bumi.

Seiring banyak bulan yang ditemukan mengitari planet selain Bumi, para astronom pun memberi nama-nama untuk memudahkan mereka mengidentifikasi bulan-bulan ini di kemudian hari. Banyak dari nama-nama bulan ini berasal dari mitologi Yunani, termasuk keempat bulan besar yang ditemukan Galileo, yaitu Io, Europa, Ganimede dan Kalisto.

Itulah mengapa Bulan disebut Bulan, dan bulan yang mengitari planet lain memiliki nama tersendiri.


Referensi: TheConversation, ABVD Max-Planck Institute.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com