Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Mengapa Uranus dan Neptunus Disebut Raksasa Es?

Jupiter dan Saturnus dikenal sebagai planet raksasa gas. Tapi, tahukah kamu kalau Uranus dan Neptunus dikenal sebagai raksasa es? Apa bedanya?
Info Astronomy - Tata surya kita memiliki empat planet raksasa, yakni Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Namun, tahukah kamu kalau keempat planet raksasa ini dibagi lagi dalam dua jenis yang berbeda?

Jupiter dan Saturnus disebut sebagai planet raksasa gas. Sementara itu, Uranus dan Neptunus lebih dikenal sebagai planet raksasa es. Nah, di artikel kali ini, kita akan bahas mengapa penyebutan keempat planet ini berbeda.

Menurut Astronomy.com, Uranus dan Neptunus disebut sebagai planet raksasa es karena mereka berukuran lebih kecil dan secara komposisi berbeda daripada Jupiter dan Saturnus.

Dari pengamatan spektralnya, Jupiter dan Saturnus diketahui sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, dengan mantel besar yang terdiri dari hidrogen dalam bentuk logam dengan inti kecil yang terbuat dari batuan dan es. Itulah sebabnya mereka disebut sebagai raksasa gas, karena pada dasarnya mereka lebih banyak terbentuk atas gas, dengan sangat sedikit batuan dan es.

Baca Juga: Seperti Apa Bagian Dalam Planet Raksasa Gas?

Di sisi lain, Uranus dan Neptunus memang juga terdiri dari beberapa hidrogen dan helium, serta juga mengandung unsur-unsur yang lebih berat seperti oksigen, karbon, nitrogen, dan belerang. Meski begitu, hidrogen dan heliumnya lebih sedikit, yang membentuk mantelnya yang tipis.

Di bawah mantel yang tipis itu, planet-planet ini sebagian besar terdiri dari air dan amonia yang terkompresi karena tekanan yang tinggi. Sementara itu, inti dua planet terjauh di tata surya ini terdiri atas batuan es, yang secara proporsional lebih besar daripada jumlah gas yang dikandungnya. Itulah sebabnya Uranus dan Neptunus disebut raksasa es.

Komposisi Uranus

Komposisi planet raksasa es terbesar di tata surya kita ini setidaknya terbagi tiga. Pertama, atmosfer, planet ini diselimuti lapisan awan es (terdiri dari metana beku, etana, dan asetilena) yang mengelilingi planet ini dengan kecepatan 300 km/jam. Atmosfer tersebut sangat dingin, terdiri dari 83% hidrogen, 15% helium, dan 2% metana.

Lapisan kedua, dikenal sebagai lapisan yang sebagian padat. Terletak tepat di bawah atmosfer, ada lapisan hidrogen dan helium cair. Semakin dalam, lapisan ini menjadi lebih kental, dan kemudian menjadi sebagian padat. Di bagian terdalam pada lapisan ini ada air bertekanan yang bercampur dengan amonia dan metana.

Nah, lapisan terdalam Uranus adalah inti. Uranus memiliki inti batuan cair dengan diameter sekitar 17.000 km (sebagai perbandingan, diameter Bumi sekitar 12.000 km) dan suhunya mencapai sekitar 6.927° C (sebagai perbandingan, suhu permukaan Matahari adalah sekitar 5.900° C). Inti ini mungkin memiliki massa lima kali lebih besar daripada massa Bumi kita.

Baca Juga: Terletak Lebih Dekat, Uranus Lebih Dingin dari Neptunus

Komposisi Neptunus

Sama seperti Uranus, komposisi Neptunus juga terbagi tiga bagian. Bagian teratas adalah atmosfernya, terdiri dari gas hidrogen, helium, dan metana, yang membentuk sekitar 5-10% dari keseluruhan massa planet ini dan membentang hingga 20% dari keseluruhan diameter planet.

Di bawah atmosfernya adalah mantel besar planet ini, yang merupakan wilayah cairan super panas di mana suhu bisa mencapai 1.727 hingga 4.727° C. Mantel Neptunus berbobot setara dengan 10-15 kali massa Bumi dan kaya akan air, amonia, dan metana. Campuran ini disebut sebagai es meskipun merupakan cairan yang panas dan padat, dan kadang-kadang disebut "samudra air amonia".

Tidak seperti Uranus, komposisi Neptunus memiliki volume lautan yang lebih tinggi, sedangkan Uranus memiliki mantel yang lebih kecil. Dan sama seperti raksasa gas maupun raksasa es lainnya, Neptunus diyakini memiliki inti padat, yang komposisinya diperkirakan berbatu dan kaya logam, dengan massa sekitar 1,2 kali dari massa Bumi.

Menariknya, pada kedalaman 7.000 km, kondisinya di interior Neptunus memiliki tekanan yang sanga tinggi, sehingga metana di sana dapat terurai menjadi kristal berlian yang turun sebagai hujan seperti hujan es yang terjadi di Bumi kita.

Terminologi "raksasa es" sendiri mulai berlaku pada tahun 1990-an ketika para astronom menyadari bahwa Uranus dan Neptunus secara komposisi berbeda dari Jupiter dan Saturnus. Mengklasifikasikan mereka secara berbeda membuat para astronom lebih mudah dalam meneliti planet-planet luar tata surya kita.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com