Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Nama Lain Galaksi Bimasakti dari Berbagai Bahasa

Di malam hari yang cerah, kita dapat melihat bentangan galaksi Bimasakti yang berwarna perak dan memanjang dari satu cakrawala ke cakrawala lainnya. Namun, tahukah kamu apa sebutan lain Bimasakti dalam bahasa-bahasa lain di dunia?
Info Astronomy - Di malam hari yang cerah, kita dapat melihat bentangan galaksi Bimasakti yang berwarna perak dan memanjang dari satu cakrawala ke cakrawala lainnya. Namun, tahukah kamu apa sebutan lain Bimasakti dalam bahasa-bahasa lain di dunia?

Faktanya, Bimasakti adalah salah satu dari sedikit objek langit yang dapat dilihat hampir di seluruh dunia. Dengan begitu, banyak kebudayaan dari seluruh dunia yang menamai bentangan galaksinya sendiri dengan bahasa atau istilahnya sendiri pula.

Bimasakti dalam Bahasa Indonesia

Di Indonesia, kita mengenal bentangan galaksi di langit sebagai Bimasakti. Dari artikel yang pernah kami tulis sebelumnya, nama "Bimasakti" berasal dari budaya Jawa kuno, yang diberikan berdasarkan nama tokoh pewayangan, Bima.

Dulunya, orang-orang Jawa kuno melihat bentangan galaksi Bimasakti seperti tokoh Bima, yakni berwarna keputihan redup dengan bercak hitam di tengahnya. Jadilah istilah "Bimasakti" melekat pada kenampakan bentangan galaksi kita tersebut.

Dalam bahasa Inggris, orang-orang mengenalnya sebagai Milky Way. Kesamaan unik dari penamaan Bimasakti maupun Milky Way adalah, namanya diberikan berdasarkan dari apa yang terlihat di Bumi. Orang-orang Barat menyebutnya "Milky Way" karena kenampakan bentangan galaksi kita mirip seperti jalur susu yang memanjang di langit.

Bimasakti dalam Bahasa Lain

Nah, sampailah kita pada bahasan yang menarik. Kalau di Indonesia dikenal sebagai "Bimasakti" dan orang-orang Barat banyak menyebutnya sebagai "Milky Way", ada tidak ya nama lainnya dari bahasa lainnya juga? Tentu ada.

Baca Juga: Kiat Memotret Galaksi Bimasakti di Langit Malam

Dalam bahasa Armenia, orang-orang Armenia menyebut galaksi kita sebagai "Hard goghi chanaparh", yang artinya sangat unik, "Orang yang mencuri sedotan". Menurut astronom Armenia, Hayk Harutyunyan, nama itu berasal dari legenda dewa api, Vahagn.

"Vahagn," kata Harutyunyan seperti dilansir TheAtlantic.com, "adalah orang yang mencuri sedotan dari raja Asyur Barsham pada musim dingin yang sangat dingin untuk dibawa ke Armenia." Kenampakan Bimasakti di Armenia dianggap mirip dengan sosok Vahagn ini.

Dalam bahasa Arab, Bimasakti dikenal sebagai al-Darb al-Labanī, yang memiliki arti mirip dengan "Milky Way", yakni "jalan yang terlihat seperti susu". Ada pula nama lainnya dalam bahasa Arab, yakni ṭarīḳ al-Halīb, atau jalan susu.

Pindah ke negeri tirai bambu, kebudayaan Tiongkok menamai bentangan Bimasakti sebagai 銀河 (Yínhé), yang artinya "Sungai Perak". Menariknya, tidak hanya di Tiongkok saja istilah "Sungai Perak" ini eksis, tetapi juga tersebar di bahasa Asia Timur seperti bahasa Vietnam (Ngân Hà, "Sungai Perak") dan bahasa Korea (은하, Eunha, atau "Sungai Perak").

Menjauh sedikit ke negara-negara Nordik, Bimasakti di sana dikenal sebagai "Faroese" di Norwegia dan "Vetrarbreytin" di Islandia, yang masing-masing memiliki arti yang mirip, "Jalur Musim Dingin". Nama ini kemungkinan besar berasal dari para penutur bahasa-bahasa di sana dapat melihat bentangan Bimasakti di musim dingin saja.

Di Eropa, nama untuk Bimasakti ada beberapa macam tergantung dari budayanya. Di Yunani misalnya, Bimasakti dikenal sebagai Galaxias Kyklos, atau "Jalur Susu". Sementara di negara-negara Eropa yang kuat pengaruh bahasa Latinnya seperti di Spanyol, Ceko, Belanda, Prancis, Polandia, Portugal, Rusia, Serbia, dan Wales, di sana Bimasakti dikenal sebagai Via Lactea, atau (lagi-lagi) "Jalur Susu".

Terakhir, dalam bahasa Sanskerta, bentangan galaksi Bimasakti di langit malam dikenal sebagai "Mandakini", yang memiliki arti "Tenang" atau "Tidak tergesa-gesa".

Adakah nama favorit kamu?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com