Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Inilah Fenomena Langit Sepanjang Desember 2019

Fenomena langit Desember 2019 ada apa saja ya?
Info Astronomy - Gerhana sebentar lagi. Sudah menyiapkan apa saja nih untuk mengamatinya? Eits, Desember 2019 ini tidak hanya ada gerhana Matahari cincin saja, lho. Berikut ini adalah jadwal lengkap fenomena langit yang bisa kamu amati di bulan terakhir 2019.

Jangan lupa untuk bookmark artikel ini sebagai kalender astronomi kamu, ya!

2 Desember 2019: Hari Terbaik Melihat Merkurius
Pernah mencoba mengamati planet Merkurius? Pada 11 November 2019 kemarin, Merkurius sempat tuh berada segaris lurus dengan Matahari dan Bumi. Nah, pada 2 Desember 2019 ini, posisinya sudah menjauhi Matahari dalam pandangan dari Bumi akibat gerak revolusinya di tata surya.

Hal itu pun membuat 2 Desember sebagai hari terbaik mengamati Merkurius. Sang planet terkecil di tata surya kita ini akan berada pada ketinggian maksimum 17° dari cakrawala timur tepat ketika Matahari terbit. Jadi, mulai jam 5 pagi tanggal 2 Desember, coba ngamat ke arah Matahari terbit deh. Nanti Merkurius akan muncul seperti ini:
7 Desember 2019: Hujan Meteor Puppid-Velid
Mulai tanggal 1 hingga 15 Desember, sebenarnya hujan meteor ini sudah terjadi. Namun, waktu terbaik untuk mengamatinya adalah pada puncaknya, yang mana tiap tahun terjadi pada tanggal 7 Desember.

Baca Juga: Kiat Mengamati Hujan Meteor Agar Berhasil

Memancar dari arah rasi bintang Vela, akan ada 10 meteor per jam jika diamati dari lokasi langit yang cerah dan minim polusi cahaya. Kamu bisa mulai mengamatinya dari pukul 21:00 waktu setempat daerahmu, ketika titik radian hujan meteor ini terbit di atas cakrawala timur. Hujan meteor akan tetap aktif sampai fajar menyingsing sekitar pukul 05:09 waktu setempat daerahmu.
Walau begitu, hujan meteor Puppid-Velid ini kemungkinan akan menghasilkan penampilan terbaik pada jam-jam sekitar pukul 03:00 dini hari waktu setempat daerahmu, saat titik radiannya mencapai ketinggian lebih dari 50 derajat dari cakrawala selatan.

11 Desember 2019: Konjungsi Venus dengan Saturnus
Kedua planet yang sebenarnya berada pada jarak yang sangat jauh di tata surya kita ini akan tampak berdekatan dalam pandangan dari Bumi. Dalam astronomi, fenomena ini dikenal sebagai konjungsi, momen di mana dua atau lebih benda langit berada di arah pandangan yang sama.

Mulailah pengamatan selepas Matahari terbenam. Kalau kamu melihat ada dua objek mirip bintang tapi lebih terang dan tidak berkelap-kelip cahayanya di langit barat daya, itulah Venus dan Saturnus. Gunakan teleskop untuk bisa mengamati keduanya lebih jelas ya!
12 Desember 2019: Fase Bulan Purnama
Secara astronomis, Bulan purnama terakhir untuk tahun ini akan terjadi pada tanggal 12 Desember jam 12:12 WIB. Wah, istimewa banget ya.

Kita baru bisa melihat Bulan purnama terbit sore harinya tuh karena posisi Bulan berada sejauh 180 derajat dari posisi Matahari. Pada saat Bulan mencapai fase purnama ini, ia akan terletak pada deklinasi +21°21', di arah rasi bintang Taurus. Jaraknya dari Bumi akan mencapai sekitar 382.000 km.

Baca Juga: Kenapa Ada Fase Bulan?

14 Desember 2019: Hujan Meteor Geminid
Biasanya mencapai intensitas 120 meteor per jam, tahun ini sepertinya menjadi tahun yang buruk untuk mengamati hujan meteor Geminid. Bagaimana tidak, puncaknya berbarengan dengan fase Bulan benjol, di mana ia akan muncul di langit dini hari sehingga membuat kondisi langit menjadi terang, dan tepat di rasi bintang Gemini!
Sedikitnya, minimal 5-10 meteor per jam tampaknya masih bisa teramati mulai tengah malam sampai Matahari terbit, dengan catatan pengamatannya dilakukan di lokasi dengan kondisi langit yang cerah dan minim polusi cahaya ya.

22 Desember 2019: Solstis Desember
22 Desember akan menjadi hari terpanjang di tahun 2019 untuk belahan Bumi selatan, di mana di sana adalah hari pertengahan musim panas. Sementara di belahan Bumi utara, akan menjadi hari terpendek karena merupakan hari pertengahan musim dingin.

Fenomena ini dikenal sebagai solstis. Ini adalah hari di mana jalur tahunan Matahari membawanya ke titik paling selatan di langit, tepatnya di arah rasi bintang Kaprikornus pada deklinasi 23,5° S. Pada hari ini, Matahari berada di atas cakrawala lebih lama dari pada hari lainnya di belahan Bumi selatan.

Siang hari akan berlangsung lebih lama untuk negara-negara yang berada di belahan Bumi selatan. Jadi walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 malam, Matahari masih bertengger di langit. Sementara di belahan Bumi utara, Matahari sudah terbenam bahkan ketika waktu masih menunjukkan pukul 4 sore.

23 Desember 2019: Konjungsi Bulan dengan Mars
Sang planet Merah akan berkencan dengan Mars (maaf, Venus, Mars sepertinya selingkuh). Bulan dan Mars akan tampak pada arah pandangan yang sama dari Bumi, dengan Bulan berada sejauh 3° di arah utara Mars.

Dalam pandangan mata telanjang, Mars akan muncul seperti bintang merah terang di dekat Bulan. Dari Indonesia, pasangan kosmis ini akan terlihat di langit menjelang fajar, terbit pada pukul 03:00 waktu setempat daerahmu, atau 2 jam 40 menit sebelum Matahari terbit, lalu mencapai ketinggian 33° di atas cakrawala timur sebelum akhirnya menghilang dari pandangan saat fajar menyingsing sekitar pukul 05:22 pagi.

Waktu terbaik untuk mengamatinya: mulai jam 04:30 dini hari waktu setempat daerahmu.
26 Desember 2019: Gerhana Matahari Cincin
Sambil mengenang 15 tahun fenomena tsunami Aceh, kita akan disuguhkan oleh peristiwa gerhana Matahari cincin. Eits, ini tidak ada korelasinya sama sekali ya.

Gerhana Matahari cincin yang akan terjadi pada 26 Desember 2019 ini sendiri merupakan gerhana Matahari ketiga dan terakhir di tahun 2019. Gerhana Matahari pertama tahun ini telah terjadi pada 6 Januari 2019, yang merupakan gerhana Matahari sebagian, sementara yang kedua adalah pada 2 Juli 2019, yang merupakan gerhana Matahari total.

Dua gerhana Matahari awal itu memang tidak teramati di Indonesia. Nah, gerhana Matahari yang ketiga inilah kesempatan kita untuk mengamatinya. Sayangnya, tidak seluruh wilayah Indonesia bisa melihat gerhana Matahari cincin ini nih, melainkan hanya wilayah-wilayah yang dilalui oleh pita merah sempit pada gambar di bawah ini, yang merupakan jalur gerhana Matahari cincin, yang berkesempatan mengamatinya.
Jalur panjang gerhana ini akan melintasi negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Malaysia, Indonesia, Singapura, Kepulauan Mariana Utara, dan Guam. Walau begitu, posisi Indonesia cukup spesial kali ini, sebab titik pusat gerhana Matahari cincin 26 Desember 2019 berada di Indonesia, yakni di sebelah timur laut Pekanbaru, dekat Pulau Pedang, atau tepatnya pada koordinat 01° 00,5' LU dan 101° 57,4' BT.

Pada titik pusat gerhana itu, para pengamat bisa mengamati hingga 94,11% wajah Matahari terhalang Bulan saat puncak gerhana dengan durasi puncak mencapai 3 menit 39 detik. Menurut Kalastro.id, gerhana Matahari cincin akan pertama kali menyentuh daratan Indonesia dari Pulau Simeulue mulai pukul 10:05 WIB. Kemudian akan mulai menuju Pulau Nias, Aceh Singkil, Sumatra Utara, Riau, Pulau Batam, dan Pulau Bintan.

Tidak cuma di Sumatra, Pulau Kalimantan juga kebagian. Gerhana Matahari cincin akan melintasi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Hingga akhirnya, Pulau Miangas akan menjadi daratan terakhir Indonesia yang dilintasi pada pukul 13:31 WIB.

Baca Juga: Wilayah Mana Saja yang Dilalui Gerhana Matahari Cincin?

29 Desember 2019: Konjungsi Bulan dengan Venus
Setelah Saturnus, giliran Venus yang akan tampak bersebelahan dengan Bulan. Pada momen konjungsi ini, Bulan dan Venus hanya akan terpisah sejauh 1° satu sama lain.
Kamu bisa mulai mengamatinya selepas Matahari terbenam di langit arah barat. Venus akan tampak seperti bintang paliiiiiiing terang yang berada di dekat Bulan sabit jika kamu mengamatinya dengan mata telanjang saja.

Nah, itulah fenomena langit sepanjang Desember 2019 yang bisa diamati di seluruh Indonesia selama cuaca cerah. Selamat berburu fenomena langit!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com