Info Astronomy - Worm hole atau lubang cacing diibaratkan seperti terowongan yang menghubungkan dua tempat di ruang angkasa. Dengan melewati lubang cacing, kamu bisa -- secara teori -- menempuh jarak yang sangat jauh melintasi alam semesta tapi dengan waktu yang sangat singkat, bahkan jika kedua ujung lubang cacing itu sangat berjauhan letaknya.
Sebagai contoh, kalau kamu memiliki satu ujung lubang cacing di sekolah atau kampus dan ujung lainnya di rumah, maka kamu bisa cukup berjalan melalui lubang cacing di kelas untuk pulang ke rumah dalam waktu yang singkat. Tidak perlu lagi harus memesan ojol terlebih dahulu.
Atau jika ada lubang cacing tepat di orbit Bumi dengan satu ujungnya ada di Galaksi Andromeda, cukup masuk lubang cacing itu saja untuk mencapai Andromeda dalam hitungan hari, tidak perlu berjuta-juta tahun lagi.
Wah, lubang cacing ternyata berguna juga ya. Tapi sayangnya, sejauh ini lubang cacing baru ada dalam ranah cerita fiksi ilmiah tuh.
Sejauh yang para astronom ketahui, tidak ada lubang cacing seperti itu di alam semesta kita. Para astronom belum menemukan bukti sedikitpun mengenai keberadaannya dan bahkan tidak tahu bagaimana lubang cacing bisa terbentuk.
"Keberadaan" lubang cacing sejauh ini, menurut Space.com, hanya ada di dalam perhitungan matematis, karena memang keberadaannya itu tidak melanggar hukum fisika apapun saat ini. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa lubang cacing baru ada di dalam teori.
Dalam sains, teori adalah gagasan atau cara menggambarkan apa yang terjadi atau bisa terjadi dalam kenyataan. Kamu mungkin pernah mendengar teori relativitas umum, yang dicetuskan oleh fisikawan Albert Einstein lebih dari seratus tahun yang lalu. Teori relativitas umum pada dasarnya menggambarkan apa itu gravitasi, yang membuat kita bisa tetap berada di Bumi dan menjaga Bumi untuk tetap mengorbit Matahari.
Nah, teori relavititas umum iniah yang juga menggambarkan lubang cacing secara matematis.
Lalu, bagaimana lubang cacing bekerja secara teori? Menurut Scientific American, mari cari tahu dulu apa yang disebut sebagai ruang-waktu. Para astronom sering membayangkan ruang-waktu sebagai lembaran kain yang melar atau elastis. Segala sesuatu di alam semesta kita berada di atas lembaran kain ruang-waktu imajiner ini.
Karena ruang-waktu diimajinasikan sebagai lembaran kain, kita mungkin menganggap bahwa ruang-waktu merupakan permukaan dua dimensi. Seseorang yang berjalan di atas kain dapat memilih dua jenis gerakan: maju-mundur atau kiri-kanan. Walau begitu, pada kenyataannya, ruang adalah tiga dimensi: kamu juga dapat melompat-lompat!
Faktanya lagi, ada dimensi keempat: waktu. Kamu mungkin selama ini tidak menganggap waktu sebagai "dimensi", tetapi fisikawan menganggapnya begitu. Satukan semua dimensi itu dan kamu mendapatkan apa yang disebut sebagai ruang-waktu.
Kembali ke lubang cacing, bayangkan kita ingin pergi dari satu tempat ke tempat lain yang berada di ruang-waktu, katakanlah dari rumah ke planet yang jauh. Bila perjalanan dilakukan dengan pesawat ruang angkasa, kemungkinan bisa memakan waktu ribuan tahun atau bahkan lebih lama lagi.
Tapi, bagaimana jika kita bisa melipat kain ruang-waktu itu sehingga rumah kita dan planet yang jauh hanya selemparan buah manggis, dan kemudian membuat lubang yang menghubungkan dua lapisan kain ruang-waktu itu?
Ya, kita akan memiliki jalan pintas untuk sampai ke planet yang jauh itu tanpa harus menghabiskan waktu yang sangat lama!
Sayangnya, belum ada yang tahu harus mulai dari mana atau bagaimana lubang cacing dapat dibuat dalam kenyataan. Berbeda dengan lubang hitam yang sudah banyak buktinya di alam semesta, lubang cacing baru sebatas hasil perhitungan matematis saja.
Apakah Worm Hole Benar-benar Ada di Alam Semesta?
Worm hole atau lubang cacing diibaratkan seperti terowongan yang menghubungkan dua tempat di ruang angkasa. Tapi, apakah ia benar-benar ada?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com