Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Jadwal Peristiwa Langit Maret 2019

Selamat datang Maret~ Apa saja yang bisa kita amati di langit malam sepanjang bulan ini? Seperti biasa, kami sudah merangkumnya dalam jadwal peristiwa langit Maret 2019. Mari simak sebelum ngamat.
Info Astronomy - Selamat datang Maret~ Apa saja yang bisa kita amati di langit malam sepanjang bulan ini? Seperti biasa, kami sudah merangkumnya dalam jadwal peristiwa langit Maret 2019. Mari simak sebelum ngamat.

Oh iya, sebelum ke pembahasan utama, kami ingin menginformasikan saja kalau peristiwa-peristiwa langit di bawah ini bisa diamati di Indonesia. Karena kalau tidak bisa, ya kami tidak akan menginformasikannya, bukan?

Pengamatan bisa kamu lakukan dengan kasat mata tanpa alat bantu pengamatan. Tapi kalau kamu ingin punya teleskop, kamu bisa membelinya di InfoAstronomy Store yha.

Oke, mari kita mulai...

Maret: Musim Bimasakti Dimulai
Yes, mulai Maret ini, musim pengamatan bentangan galaksi Bimasakti akan dimulai. Mengamati bentangan galaksi Bimasakti artinya adalah melihat ke arah jantung galaksi kita, yang mana berada di arah rasi bintang Sagitarius dan Skorpius.


Nah, pada Maret ini, kedua rasi bintang tersebut akan terbit mulai tengah malam. Waktu terbit tersebut cukup ideal bagi kita untuk mengamati bentangan galaksi Bimasakti, yang kira-kira akan seperti ini:
Dengan kata lain, mulai tengah malam, bentangan galaksi Bimasakti sudah akan berada di langit timur, dan akan terus bergerak semu ke barat karena rotasi Bumi. Dalam bulan-bulan ke depan, bentangan galaksi Bimasakti akan terbit makin awal malam, semakin ideal untuk diamati.

Jadi, mari sambut musim pengamatan galaksi Bimasakti pada Maret ini. Untuk kiat-kiat memotretnya, kamu bisa baca di artikel panduan kami di sini.

2 Maret 2019: Konjungsi Bulan dengan Saturnus
Inilah saat terbaik untuk mengamati planet Saturnus. Bagaimana tidak, kita akan dipandu oleh Bulan yang baik hati untuk menemukan sang planet bercincin.

Tapi, sebelum kamu berekspektasi tinggi: kita tidak bisa melihat cincin Saturnus tanpa teleskop. Saturnus berada sangat jauuuuuuuh dari Bumi sehingga dalam kasat mata hanya akan tampak bintang kuning terang yang tidak berkelap-kelip saja.

Pada 2 Maret 2019, posisi Saturnus akan tampak berada di dekat Bulan, sekitar 3 derajat satu sama lain. Dikenal sebagai peristiwa konjungsi, walaupun tampak dekat, pada kenyataannya Bulan dan Saturnus masih berada berjauhan di tata surya. Hanya saja, posisi mereka sedang berada searah dalam pandangan dari Bumi, membuatnya tampak seolah bersebelahan.
Di langit Indonesia, pasangan kosmis ini akan terlihat di langit timur saat fajar, terbit pada pukul 02:13 waktu setempat daerahmu, atau sekitar 3 jam 39 menit sebelum Matahari terbit. Keduanya akan mencapai ketinggian 46° di atas cakrawala timur sebelum menghilang dari pandangan saat fajar menyingsing sekitar pukul 05:42 waktu setempat.

Pada momen konjungsi, Bulan akan bersinar dengan magnitudo visual -9,5 dan Saturnus dengan magnitudo 0,5. Keduanya akan berkencan di arah rasi bintang Sagitarius.

3 Maret 2019: Konjungsi Bulan dengan Venus
Setelah Saturnus, giliran planet Venus yang akan tampak bersebelahan dengan Bulan di tanggal ini. Momen konjungsi tersebut akan membuat Bulan dan Venus terletak sejauh 4 derajat satu sama lain.

Oh iya, sama seperti Saturnus, kita tidak akan bisa melihat Venus dengan jelas tanpa teleskop.

Namun, Venus merupakan objek paling terang ketiga di langit setelah Matahari dan Bulan, membuatnya akan mudah ditemukan di samping Bulan, persis seperti pada peta langit di bawah ini:

Bulan dan Venus akan terbit berbarengan, yakni sekitar pukul 03:30 waktu setempat daerahmu. Kamu bisa mulai mengamatinya dari jam itu hingga menjelang Matahari terbit. Cukup amati langit timur, temukan Bulan, dan kamu akan melihat Venus berada di sisi utara Bulan.
Saat konjungsi, Bulan sudah masuk fase sabit tua, dengan magnitudo visualnya mencapai -9. Sementara itu, Venus akan bersinar sangat terang dengan magnitudo visual -3,9. Bulan dan Venus akan berada di depan rasi bintang Kaprikornus.

6 Maret 2019: Fase Bulan Baru
Apa itu Bulan baru? Bukan, bukan ketika Bulan yang lama digantikan dengan Bulan yang baru. Fase ini adalah ketika sudut konjungsi antara Matahari dan Bulan hampir 0 derajat, membuat sisi terang Bulan tidak teramati dari Bumi karena sedang membelakangi kita.


Alhasil, kita akan kesulitan mengamati Bulan. Oh iya, ini juga bukan Bumi penyebabnya. Bayangan Bumi tidak menutupi Bulan, melainkan sisi Bulan yang menghadap ke Bumi lah yang tidak bercahaya atau tidak memancarkan cahaya.

Fase Bulan baru akan dicapai Bulan pada tanggal ini pukul 23:05 WIB.

11 Maret 2019: Konjungsi Bulan dengan Mars
Rindu planet Mars? Sang planet merah akan berada di dekat Bulan sabit muda pada tangga ini. Segera setelah Matahari terbenam, tengoklah langit barat~

Dalam pandangan dari Bumi, kita akan melihat Bulan dan Mars yang terpisah sejauh 6° satu sama lain. Pengamatan bisa dilakukan mulai pukul 18:20 waktu setempat daerahamu saat senja akhirnya turun. Pada saat itu, pasangan kosmis ini akan berada pada ketinggian 42° di atas cakrawala barat laut.
Bulan dan Mars, karena rotasi Bumi, akan terbenam sekitar 3 jam 21 menit setelah Matahari terbenam, atau tepatnya pada pukul 21:30 waktu setempat daerahmu. Oh iya, dalam pandangan kasat mata, kita hanya akan melihat Mars bagaikan bintang kemerahan di samping Bulan.

Bulan sabit muda ini akan bersinar dengan magnitudo visual -10,9 dan Mars dengan magnitudo 1,3. Keduanya akan berada di arah rasi bintang Aries.

14 Maret 2019: Fase Bulan Perbani Awal
Perbani awal adalah fase di mana Bulan akan tampak separuh. Separuh diterangi Matahari, separuh lagi tidak (sedang malam hari di sana). Fase ini terjadi ketika posisi Bulan sudah mencapai 90 derajat dari posisi Matahari di langit Bumi.

Secara astronomis, fase perbani awal akan terjadi pukul 17:28 WIB di tanggal ini. Namun, kita sudah bisa melihat Bulan dari sejak tengah hari. Bulan akan mencapai langit atas kepala saat Matahari terbenam, kemudian akan terbenam sekitar 5 jam 44 menit setelah Matahari terbenam, atau tepatnya pada pukul 23:50 waktu setempat daerahmu.

21 Maret 2019: Ekuinoks Maret
Apa itu ekuinoks? Apakah merupakan fenomena yang berbahaya? Tunggu dulu... sebelum kamu termakan cocoklogi yang mengatakan ekuinoks adalah fenomena yang berbahaya, kami akan menginformasikannya di sini.

Ekuinoks terjadi karena poros putaran Bumi miring pada sudut 23,5° terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari. Hal itu membuat arah sumbu putaran Bumi tetap terpaku di ruang angkasa saat berputar mengelilingi Matahari, sementara garis pandang Bumi ke Matahari selalu berubah-ubah.

Akibatnya, terkadang kutub utara Bumi bisa lebih condong ke arah Matahari (disebut solstis pada bulan Juni), dan kadang-kadang kutub selatan Bumi yang lebih condong ke Matahari (disebut solstis pada bulan Desember). Hal inilah yang memunculkan musim Bumi.
Di titik tengah antara dua solstis, Matahari akan terletak tepat di atas ekuator Bumi, peristiwa yang dikenal sebagai ekuinoks. Nah, setiap tahunnya, ekuinoks rutin terjadi pada sekitar tanggal 21 Maret dan 23 September. Pada bulan Maret, Matahari melakukan perjalanan ke utara melintasi ekuator setelah ekuinoks, dan pada bulan September ia bergerak ke selatan setelah ekuinoks.

Ekuinoks bulan Maret menandai hari pertama musim semi bagi siapa saja yang tinggal di belahan Bumi utara, dan hari pertama musim gugur bagi siapa saja yang tinggal di belahan Bumi selatan. Bagaimana dengan yang tinggal di ekuator? Ucapkan selamat datang bagi musim kemarau.

Pada hari ekuinoks, periode waktu siang dan malam di Bumi akan hampir sama persis 12 jam. Kata ekuinoks sendiri merupakan serapan dari equinox, yang berasal dari kata Latin aequus (sama) dan nox (malam).

21 Maret 2019: Fase Bulan Purnama
Inilah supermoon terakhir di tahun 2019. Walaupun tidak sebesar supermoon Februari 2019 kemarin, supermoon Maret ini masih membuat Bulan berada di jarak terdekatnya dari Bumi, sekitar 360.000 kilometer.

Bulan purnama 21 Maret akan terjadi secara astronomis pada pukul 08:44 WIB. Namun pada jam itu, Bulan tidak ada di langit karena sudah terbenam untuk wilayah Indonesia. Dengan begitu, kita bisa melihat Bulan menjelang purnama pada dini hari tanggal 21 Maret atau setelah Matahari terbenam di tanggal yang sama.

27 Maret 2019: Konjungsi Bulan dengan Jupiter
Bulan akan jadi pemandu kita dalam menemukan sang planet terbesar di tata surya, Jupiter. Pada tanggal ini, Bulan dan Jupiter akan tampak terpisah sejauh 3 derajat satu sama lain.

Kamu perlu menyiapkan teleskop untuk bisa melihat Jupiter lebih jelas lengkap dengan empat bulan terbesarnya: Ganimede, Europa, Kalisto, dan Io. Dalam pandangan mata, Jupiter hanya akan tampak bagaikan bintang kuning terang saja.
Di langit Indonesia, Bulan dan Jupiter akan lebih menonjol di langit dini hari. Walau begitu, mereka sudah terbit pada hari sebelumnya pukul 23:29 waktu setempat daerahmu. Pasangan kosmis ini kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 05:09 waktu setempat, 73° di atas cakrawala selatan. Ketika akhirnya Matahari terbit, Jupiter akan kalah terang sehingga sulit diamati.

Pada momen konjungsi ini, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -12,1 dan Jupiter dengan magnitudo -2,2. Keduanya bertemu di rasi bintang Ofiukus.

28 Maret 2019: Fase Bulan Perbani Akhir
Perbani akhir sama seperti perbani awal. Bedanya, kali ini wilayah Bulan yang disinari Matahari adalah wilayah yang pada saat perbani awal sedang mengalami malam hari.

Secara astronomis, Bulan masuk perbani akhir pada pukul 11:11 WIB di tanggal ini. Namun kita baru bisa melihat Bulan mulai tengah malamnya karena pada saat itulah ia baru saja terbit. Karena kenampakan Bulan di langit Bumi 12 jam, maka Bulan baru akan terbenam pada tengah hari.

30 Maret 2019: Konjungsi Mars dengan Pleiades
Bosan melihat konjungsi Bulan dengan planet? Di tanggal ini, kita berkesempatan melihat konjungsi planet Mars dengan gugus bintang Pleiades!

Pleiades merupakan gugus bintang terdekat dan paling terang yang bisa diamati dari permukaan Bumi. Dengan bantuan Mars, kita bisa melihat Pleiades lebih mudah. Di tanggal ini, Mars dan Pleiades akan tampak sejauh 2° satu sama lain, persis seperti pada gambar di bawah ini:
Kamu bisa mulai mengamati konjungsi Mars dengan Pleiades segera setelah Matahari terbenam. Namun, kami merekomendasikan untuk mengamatinya mulai pukul 19:00 waktu setempat daerahmu. Nantinya, kedua benda langit ini akan berada di langit barat dan bisa diamati hingga sekitar pukul 20:30 waktu setempat daerahmu.

Nah, itulah jadwal peristiwa langit Maret 2019 beserta penjelasannya. Mana nih yang paling kamu tunggu? Semoga cuaca cerah~
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com