Pluto. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL |
Menurut Siegel, yang merupakan seorang profesor fisika dan astronomi di Lewis & Clark College di Portland, Oregon, AS, Pluto mungkin salah satu objek yang paling dicintai di Tata Surya kita, tapi itu tidak berarti ia layak menyandang status sebagai "planet." Mencoba untuk membuatnya dianggap sebagai "planet" lagi bisa merusak kemajuan ilmu pengetahuan.
"Ketika berbicara tentang status planet, ilmu geofisika saja tidak cukup," Siegel menulis kepada Forbes pekan ini. "Dalam astronomi, ada tiga aturan yang berlaku: lokasi, lokasi, dan lokasi."
"Ada hal yang membuat tempat kita di Tata Surya yang membuat Bumi bisa dianggap planet dan Pluto tidak bisa dianggap planet. Jika kita berusaha jujur tentang Tata Surya kita, kita akan paham bahwa jumlah planet di dalamnya jelas hanya ada delapan, sisanya adalah objek yang berbeda," tambahnya.
Bagi Anda yang tidak up-to-date pada status planet Pluto, mari kita sedikit menyegarkan pikiran.
Pluto ditemukan pada tahun 1930, ia bersembunyi di sabuk asteroid di tepi Tata Surya kita. Pada saat itu, sang penemu Clyde Tombaugh berpikir bahwa Pluto lebih besar dari Bumi. Namun, pengamatan lanjutan yang dilakukan tahun-tahun selanjutnya menunjukkan bahwa sang planet kesembilan kala itu sebenarnya jauh lebih kecil dari yang diduga, hanya setengah ukuran Merkurius.
Kemudian, pada tahun 1990-an, para astronom mulai menemukan objek-objek trans-Neptunus, yakni kelompok objek kecil di Tata Surya kita yang mengorbit Matahari di luar orbit planet Neptunus. Menariknya, objek-objek trans-Neptunus ini tidak berbeda dengan Pluto.
Dengan banyaknya penemuan objek-objek trans-Neptunus mirip Pluto, International Astronomical Union (IAU) yang berwenang mendefinisikan objek di alam semesta kita lantas mengubah definisi resmi dari "planet" pada tahun 2006, sehingga membuat Pluto diturunkan menjadi "planet kerdil."
Definisi resmi IAU tentang "planet" pada tahun 2006 adalah, satu, planet harus memiliki kesetimbangan hidrostatik, atau memiliki gravitasi yang cukup untuk menariknya ke dalam bentuk ellipsoidal (hampir bulat). Kedua, planet harus mengorbit Matahari. Ketiga, dalam mengorbit Matahari, planet harus mampu membersihkan orbitnya dari setiap objek-objek lain yang lebih kecil.
Di syarat ketiga, Pluto gagal. Ia tak mampu membersihkan orbitnya dari objek-objek lain seperti asteroid dan batuan antariksa. Orbitnya bahkan berpotongan dengan Neptunus.
Tapi di sinilah hal-hal yang kontroversial mulai muncul, definisi baru dari IAU dianggap bermasalah. Yang paling dianggap keliru adalah, definisi baru tersebut hanya mendefinisikan planet yang ada di sekitar Matahari kita (dan seperti yang kita tahu, ada banyak planet-planet lain yang mengorbit bintang selain Matahari).
Itulah sebabnya, dalam dekade terakhir, sekelompok ilmuwan telah menyerukan dan membuka harapan bahwa mungkin definisi sebuah "planet" akan diperbarui lagi, dan Pluto akan dikembalikan statusnya seperti semua.
Definisi Planet Akan Dirombak?
Bulan lalu, para ilmuwan NASA menulis sebuah definisi baru tentang "planet" untuk diserahkan kepada IAU. Menurut definisi tersebut, tidak hanya akan membuat Pluto kembali dianggap sebagai "planet", tapi juga membuat Bulan (satelit alami yang mengorbit Bumi) dan lebih dari 100 objek kecil di Tata Surya akan dianggap "planet."Bedanya, definisi "planet" dari ilmuwan NASA ini bukan dari perspektif astronomi, melainkan geofisika. Para ilmuwan ini mengatakan bahwa sebuah objek di Tata Surya kita tidak perlu mengorbit Matahari untuk dipertimbangkan sebagai "planet", melainkan kita harus melihat sifat fisik intrinsik mereka, daripada interaksi mereka dengan bintang induk (Matahari).
Definisi "planet" dari sekelompok ilmuwan NASA berbunyi: "Sebuah planet adalah objek bermassa sub-bintang yang tidak pernah mengalami fusi nuklir serta memiliki gravitasi yang cukup untuk membuat tubuhnya berbentuk bulat terlepas dari parameter orbitnya."
Dengan definisi itu, Pluto akan kembali dianggap sebagai "planet". Tapi, Siegel berpikir bahwa geofisika saja tidak cukup. Ia lebih setuju dengan definisi dari IAU tahun 2006 untuk planet-planet di Tata Surya kita.
Tentu saja, ini hanya pendapat satu kelompok ilmuwan. Ilmuwan lain, termasuk penulis proposal definisi "planet" yang diajukan bulan lalu kepada IAU, masih yakin ada ruang untuk Pluto sebagai planet. Dan mungkin saja, Pluto suatu hari nanti akan didefinisikan ulang sebagai sesuatu yang bahkan lebih menarik.
Sumber: Sciencedaily.com