No caption needed. Kredit: Info Astronomy |
Prediksi tersebut berdasarkan pada analisis dataset Earth Exchange Global Daily Downscaled Projections (NEX-GDDP) milik NASA. Data memuat suhu dari tahun 1950 serta skenario emisi gas karbon dioksida hingga beberapa dekade ke depan.
Data yang digunakan NASA tersebut masih kasar dan memiliki keterbatasan. Namun, prediksi berdasarkan data yang dikumpulkan lewat riset big data NASA Advanced Supercomputing Centre di Ames Research Center, California, itu setidaknya bisa memberi gambaran suhu masa depan.
Bila dengan skenario emisi rendah, suhu harian di Indonesia pada tahun 2100 bakal berkisar antara 30-35 derajat Celsius. Sementara, bila dengan skenario emisi tinggi, suhu Indonesia bakal berkisar antara 35-40 derajat Celsius.
Juli hingga Oktober akan menjadi bulan terpanas dalam setahun seiring dengan musim kemarau yang terjadi pada bulan itu. Dalam waktu dan lokasi tertentu, suhu bisa lebih dari 40 derajat Celsius.
Ellen Stofan, pimpinan ilmuwan NASA, seperti dikutip Daily Mail, Minggu (15/6), mengungkapkan, "dengan dataset global ini, semua punya perangkat berharga untuk membuat perencanaan seiring memanasnya planet kita."
Bukan hanya Indonesia yang akan mengalami suhu lebih panas. Wilayah Afrika Utara, India, dan ekuatorial Amerika Selatan akan mengalami suhu harian lebih dari 45 derajat Celsius saat musim panas. Gambaran umum suhu Bumi tahun 2100 menurut NASA dapat dilihat pada tautan ini.
Prediksi ini juga memberi pesan pentingnya langkah mengurangi emisi gas rumah kaca agar suhu Bumi tak terus meningkat. Lembaga lokal di Indonesia, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mungkin juga bisa melihat datanya dan membandingkan dengan hasil NASA.