Citra Matahari saat meletupkan badai Matahari. Kredit: NOAA, NASA |
Badai Matahari mencapai puncaknya pada 23:24 WIB pada 12 Januari 2015. Letupan badai Matahari datang dari bintik Matahari (sunspot) AR2257.
Badai Matahari adalah semburan radiasi yang kuat dari Matahari, ia melepaskan radiasi yang berpotensi membahayakan.
Namun untungnya, badai Matahari pertama tahun 2015 ini tidak menghasilkan partikel bermuatan (Coronal Mass Ejection) secara signifikan.
Dengan begitu, berarti tidak akan ada peningkatan interaksi antara Matahari dengan Bumi, tidak ada badai geomagnetik, serta dengan demikian tidak ada kemungkinan kemunculan aurora secara besar-besaran di kedua kutub Bumi. [Baca: Penyebab Aurora Hanya Terjadi di Kutub Bumi]
Radiasi dari badai Matahari tidak dapat melewati atmosfer Bumi untuk membahayakan manusia di permukaan, ia hanya akan mengganggu jalannya sinyal internet dan telepon Anda serta merusak fungsi GPS untuk beberapa saat saja.
Jadi, tidak perlu khawatir jika terjadi badai Matahari dengan intensitas yang besar. Anda akan aman-aman saja karena Bumi memiliki pelindung bernama atmosfer.
Badai Matahari juga tidak akan menyebabkan Bumi menjadi panas. Panas (dan dingin) disebabkan oleh sudut kemiringan Bumi. Jadi jika Eropa saat ini sedang musim dingin, ya akan tetap musim dingin walaupun Badai Matahari besar-besaran menyerang Bumi.