Letusan Matahari yang dipotret wahana SDO milik NASA. Kredit: NASA SDO |
Dua badai Matahari kelas berat terjadi secara berturut-turut pada Jumat 25 Oktober 2013 kemarin. Badai pertama, kelas X1, meletup pukul 15:01 WIB disusul badai kedua, kelas X2, yang meledak pada pukul 22:07 WIB.
Keduanya didahului kilatan terang, penanda pecahnya jalinan garis-garis gaya magnet Matahari setempat, yang lantas disusul dengan peristiwa hembusan massa korona (astmosfer teratas) Matahari.
Sebagai badai kelas berat, jelas massa korona yang dihentakkannya mencapai jutaan ton.
Namun lintasan kedua badai Matahari tersebut tak mengarah ke Bumi. Sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Namun lintasan kedua badai Matahari tersebut tak mengarah ke Bumi. Sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Terkecuali meningkatnya intensitas aurora di atas langit kutub utara/selatan magnetik dalam tiga hari pasca badai atau diprediksi akan terjadi besok. Hanya di kedua kutub Bumi.
Sebelum 25 Oktober 2013, letupan Matahari juga terjadi. Yakni pada 23 Oktober 2013. Letupan pada 23 Oktober membuat 'tsunami' di Matahari. [Derngarkan suara 'tsunami' di Matahari]
Oleh Riza Miftah Muharram
Referensi: Ma'rufin Sudibyo, Phys.org, SPACE.com