Ilustrasi Bumi memanas. Kredit: Flickr |
Fakta tersebut terungkap dari hasil penelitian yang dikoordinasikan oleh Past Global Changes (Pages) 2K Network. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience pada Minggu (21/4/2013).
Penelitian mengungkap, di abad ke-20, temperatur Bumi secara global 0,4 derajat celsius lebih tinggi dari 500 tahun sebelumnya. Hanya Antartika yang tidak menyesuaikan dengan tren ini. Sementara itu, dari tahun 1970-2000, Bumi mencapai suhu terpanas dalam 1.400 tahun terakhir.
"Ada hal umum di semua wilayah Bumi. Pendinginan jangka panjang hingga abad ke-19 yang diikuti dengan pemanasan di semua wilayah, kecuali di Antartika," ungkap Hugoes Goose, pakar klimatologi di Catholic University of Louren, Belgia, seperti dikutip AFP, Minggu.
Beberapa pihak yang skeptis dengan pemanasan global mengatakan bahwa naik turunnya suhu Bumi alami dan pernah terjadi sebelum Revolusi Industri. Suhu Bumi pernah mengalami kenaikan dan penurunan pada Medieval Warm Period dan Little Ice Age.
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa kenaikan dan penurunan suhu Bumi bukan hanya oleh sebab alam. Penurunan sebesar 0,1-0,3 derajat celsius per seribu tahun yang terjadi berbalik menjadi pemanasan pada akhir abad ke-19 hingga abad ke-20.
Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa pemanasan pada abad ke-20 terkait dengan gas rumah kaca dari bahan bakar. Pemanasan terus terjadi hingga tahun 1970 seiring dengan level karbon dioksida yang ikut meningkat.
Pada Januari, ilmuwan Amerika Serikat menyatakan, tahun 2012 merupakan tahun kesembilan atau kesepuluh terpanas. Tahun 2012 juga merupakan tahun ke-36, dengan suhu Bumi terus memecahkan rekor terpanas sejak 1880
Pada Hari Bumi yang jatuh di hari ini (22/4), mari mulai bangun kesadaran pada diri kita untuk masing-masing menjaga kelestarian planet yang kita tumpangi ini. [Yunanto/Kompas]