Akses artikel Premium dengan Astronomi+, mulai berlangganan.

Saran pencarian

3 Bukti Ilmiah 3I/ATLAS Bukan Alien

3I/ATLAS menjadi perbincangan belakangan ini karena anomali. Benarkah ia kapal induk alien?
3I/ATLAS hampir pasti adalah komet antarbintang biasa, dibuktikan dengan 3 hal ini. Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA/Shadow the Scientist. Image Processing: J. Miller & M. Rodriguez (International Gemini Observatory/NSF NOIRLab), T.A. Rector (University of Alaska Anchorage/NSF NOIRLab), M. Zamani (NSF NOIRLab)

InfoAstronomy - Pengunjung tak terduga dari sistem bintang lain meluncur tanpa pengumuman memasuki tata surya kita. Ditemukan sejak 1 Juli 2025, objek ini secara resmi dikatalogkan sebagai 3I/ATLAS, merupakan objek antarbintang ketiga yang pernah ditemukan oleh umat manusia.

Meskipun ada klaim bahwa 3I/ATLAS mungkin adalah kapal induk alien, ternyata semakin banyak pengamatan justru mengungkapkan bahwa 3I/ATLAS merupakan komet alami biasa, bukan pesawat berteknologi tinggi dari sudut galaksi yang jauh, jauh sekali. Setidaknya, inilah 3 bukti yang mengonfirmasinya.

Bukti dari Koma dan Ekor

Pengamatan 3I/ATLAS dilakukan oleh banyak ilmuwan di dunia, tidak terbatas hanya NASA saja (jika kamu tahunya cuma NASA doang). Salah satu pengamatan tersebut berasal dari Gemini South, sebagai bagian dari program NOIRLab, yang hasil pengamatannya telah mengungkapkan adanya koma dan ekor pada 3I/ATLAS, ciri khas komet sejati.

Koma adalah awan gas dan debu besar dan samar yang terbentuk di sekitar inti komet saat mendekati Matahari, dan ekor adalah manifestasi fisik dari material volatil, seperti gas dan molekul air, yang menguap dari permukaan komet akibat meningkatnya panas dan radiasi dari Matahari seiring komet bergerak mendekati bintang induk terdekat planet kita itu.

Komet 3I/ATLAS dipotret oleh teleskop antariksa Hubble, tampak adanya koma dan ekor. Kredit: NASA/ESA, Hubble

Komet merupakan objek yang mengandung es seperti air, karbon dioksida, dan amonia. Saat mereka mendekati Matahari, es ini menyublim, atau berubah dari bentuk padat menjadi gas, membawa serta debu dan membentuk koma yang bersinar serta ekor yang panjang. Keberadaan ekornya membedakan 3I/ATLAS dari asteroid, yang mana asteroid tidak memiliki fitur-fitur es ini.

Orbit Alamiah 3I/ATLAS

Selain penampilannya, 3I/ATLAS juga berperilaku seperti komet dalam hal jalur orbitnya. Lintasannya di tata surya kita tidak menunjukkan tanda-tanda gaya non-gravitasi.

Sebagai objek antarbintang (datang dari sistem bintang lain, bukan bagian dari tata surya kita), 3I/ATLAS sebenarnya tidak mengorbit Matahari. Lebih tepatnya, arah pergerakannya di alam semesta membuatnya memiliki jalur lintasan yang membawanya pada jarak yang dekat dengan Matahari, yang disebut perihelion, kemudian akan keluar lagi dari tata surya menuju ruang antarbintang.

Perihelion 3I/ATLAS ini terjadi pada 29 Oktober 2025. Setelah tanggal itu, 3I/ATLAS akan memulai perjalanan perpisahannya dengan tata surya kita. Dalam perjalanan perpisahan ini, 3I/ATLAS akan melewati jarak terdekat dari Bumi pada 19 Desember 2025, dalam jarka sekitar 269 juta kilometer, atau hampir dua kali jarak Bumi-Matahari. Jauh sekali. Kita tidak perlu takut.

Jalur orbit komet 3I/ATLAS di tata surya kita. Kredit: NASA

Dari pengamatan sejak ditemukan hingga perihelion, tidak ada akselerasi atau deselerasi, tidak ada perubahan arah, hanya gerakan normal yang diatur oleh lintasan awal 3I/ATLAS dan gravitasi Matahari. Jika ini adalah wahana antariksa buatan yang dirancang oleh alien cerdas, kemungkinan ia akan berbelok lebih dekat ke planet-planet di tata surya, bukan cuma melintasi Matahari saja.

Komposisinya

Komposisi kimia 3I/ATLAS menceritakan kisah yang sama. Spektroskopi adalah alat paling mutakhir bagi seorang astronom untuk memelajari informasi penting tentang segala sesuatu di angkasa, dari galaksi jauh hingga materi pada planet.

Melalui spektroskopi, atau meneliti cahaya yang dipantulkan oleh 3I/ATLAS, membuktikan lebih lanjut bahwa 3I/ATLAS tidak memiliki kaitan dengan alien.

Pengamatan Very Large Telescope (VLT) baru-baru ini terhadap 3I/ATLAS mendeteksi molekul-molekul yang akrab dari komet tata surya kita. Meskipun campuran kimia di 3I/ATLAS sedikit berbeda, variasi ini kemungkinan mencerminkan perbedaan menarik dalam lingkungan dan komposisi kimia sistem bintang asalnya dibandingkan dengan kita, bukan bukti rekayasa alien.

Pengamatan inframerah 3I/ATLAS oleh teleskop antariksa James Webb. Kredit: NASA/ESA/CSA

Nah, bukti-bukti di atas tadi memberi tahu kita bahwa 3I/ATLAS adalah komet alami, bukan wahana antariksa alien. Anomali 3I/ATLAS ini justru menawarkan kesempatan langka dalam penelitian sistem bintang lain selain tata surya kita. Dengan membandingkan komposisinya dengan komet di tata surya kita sendiri, para astronom dapat menggunakannya untuk menguji model kita tentang bagaimana sebuah sistem bintang dapat terbentuk.

3I/ATLAS mungkin miliaran tahun lebih tua dari tata surya kita. Jika demikian, ia terbentuk di sebuah sistem dengan bintang yang lahir duluan jauh sebelum Matahari kita terbentuk, pada saat galaksi kita masih kurang kaya akan elemen berat daripada saat ini. Akibatnya, 3I/ATLAS mengandung jumlah elemen berat yang lebih rendah dari yang ditemukan pada komet di tata surya kita sendiri.

Setiap pengamatan sejauh ini menunjukkan 3I/ATLAS sebagai komet alami, bukan karena menutup-nutupi "fakta sebenarnya" dari objek ini, tapi justru memang karena tidak ada bukti lain yang menunjukkan bahwa ia merupakan bagian dari alien.

Sumber & Referensi:
  • Belyakov, M., Fremling, C., Graham, M. J., Bolin, B. T., Kilic, M., Jewett, G., ... & Wong, I. (2025). Palomar and Apache Point Spectrophotometry of Interstellar Comet 3I/ATLAS. Research Notes of the AAS, 9(7), 194.
  • Bolin, B. T., Belyakov, M., Fremling, C., Graham, M. J., Abdelaziz, A. M., Elhosseiny, E., ... & Wong, I. (2025). Interstellar comet 3I/ATLAS: discovery and physical description. Monthly Notices of the Royal Astronomical Society: Letters, 542(1), L139-L143.
  • Hibberd, A., Crowl, A., & Loeb, A. (2025). Is the Interstellar Object 3I/ATLAS Alien Technology?. arXiv preprint arXiv:2507.12213.
  • Hopkins, M. J., Dorsey, R. C., Forbes, J. C., Bannister, M. T., Lintott, C. J., & Leicester, B. (2025). From a Different Star: 3I/ATLAS in the Context of the ÅŒtautahi–Oxford Interstellar Object Population Model. The Astrophysical Journal Letters, 990(2), L30.
  • Jewitt, D., Hui, M. T., Mutchler, M., Kim, Y., & Agarwal, J. (2025). Hubble Space Telescope Observations of the Interstellar Interloper 3I/ATLAS. The Astrophysical Journal Letters, 990(1), L2.
  • Loeb, A. (2025). 3I/ATLAS is smaller or rarer than it looks. Research Notes of the AAS, 9(7), 178.
  • Opitom, C., Snodgrass, C., Jehin, E., Bannister, M. T., Bufanda, E., Deam, S. E., ... & Benkhaldoun, Z. (2025). Snapshot of a new interstellar comet: 3I/ATLAS has a red and featureless spectrum. Monthly Notices of the Royal Astronomical Society: Letters, 544(1), L31-L36.
  • Puzia, T. H., Rahatgaonkar, R., Carvajal, J. P., Nayak, P. K., & Luco, B. (2025). Spectral Characteristics of Interstellar Object 3I/ATLAS from SOAR Observations. The Astrophysical Journal Letters, 990(1), L27.
  • Seligman, D. Z., Micheli, M., Farnocchia, D., Denneau, L., Noonan, J. W., Hsieh, H. H., ... & Zhang, Q. (2025). Discovery and preliminary characterization of a third interstellar object: 3I/ATLAS. The Astrophysical Journal Letters, 989(2), L36.
  • Taylor, A. G., & Seligman, D. Z. (2025). The Kinematic Age of 3I/ATLAS and its Implications for Early Planet Formation. The Astrophysical Journal Letters, 990(1), L14.
Riza adalah astronom amatir yang telah menulis konten astronomi sejak tahun 2012. Riza secara aktif menjadi mentor kelas astronomi di BelajarAstro.com. Hubungi lewat riza@belajarastro.com.

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.