Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Planet Jupiter Tidak Memiliki Permukaan, Bagaimana Bisa?

Tidak seperti Bumi yang punya permukaan padat, planet Jupiter tidak punya permukaan sama sekali. Artinya, kita tidak bisa mendarat di sana!
Planet Jupiter dipotret oleh wahana antariksa Juno yang mengorbitinya. Kredit: NASA

InfoAstronomy - Tidak seperti Bumi kita yang memiliki permukaan solid, di mana kita bisa berpijak padanya, menanam tanaman, hingga membangun rumah di atasnya, planet Jupiter tidak memiliki tanah atau permukaan sama sekali.

Tidak ada permukaan solid untuk sekadar berjalan-jalan di Jupiter, tidak ada juga tempat untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa di sana. Namun, bagaimana hal itu bisa terjadi? Jika Jupiter tidak memiliki permukaan, apa yang dimilikinya? Bagaimana planet ini bisa tetap menyatu dan tidak buyar?

Konsep sebuah planet tanpa permukaan seperti Jupiter memang sulit untuk dipahami. Akan tetapi, hal ini sebenarnya merupakan hal yang umum di alam semesta mengingat ada begitu banyak planet serupa Jupiter yang mengitari bintang-bintang lain selain Matahari.

Mengenal Jupiter

Jupiter, planet ke-5 dari Matahari, berada di antara Mars dan Saturnus di tata surya kita. Planet ini merupakan planet terbesar se-tata surya, cukup besar untuk menampung lebih dari 1.000 Bumi di dalamnya.

Sementara empat planet bagian dalam tata surya (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) semuanya terbuat dari materi padat dan berbatu, Jupiter adalah planet gas raksasa dengan komposisi yang mirip dengan Matahari.

Ya, Jupiter adalah bola gas yang bergolak dan penuh badai. Beberapa area di Jupiter memiliki angin berkecepatan lebih dari 640 kilometer per jam, sekitar tiga kali lebih cepat dari badai Kategori 5 di Bumi.

Perbandingan ukuran Bumi (kiri bawah) dan Jupiter (kanan). Kredit: LivingCosmos

Komposisi Jupiter

Pada planet Bumi kita, mulai dari atmosfer teratas hingga ketinggian sekitar 100 kilometer dari permukaan, ada tekanan udara yang terus meningkat, sebelum akhirnya mencapai permukaan Bumi, baik daratan solid maupun peraian (yang dasar perairan itu juga solid).

Nah, kalau pada Jupiter, dari atmosfer teratasnya yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium dalam wujud gas, tekanan akan semakin meningkat seiring lebih dalam menuju inti Jupiter. Bedanya dari Bumi, tekanan pada Jupiter jauh lebih kuat.

Saking kuatnya, jika kamu nekat masuk ke Jupiter, pada kedalaman 600 kilometer saja kamu akan merasa seperti berada di dasar lautan. Namun, alih-alih air, kamu akan dikelilingi oleh gas, dan tekanan sedalam itu akan sangat kuat sehingga tubuh kamu akan mendelak (bukan typo, mendelak adalah kebalikan dari meledak, implode).

Lebih dalam lagi, katakanlah 1.600 kilometer, gas hidrogen dan helium yang panas dan padat itu sudah tidak dalam wujud gas lagi, melainkan berubah menjadi bentuk hidrogen dan helium cair, menciptakan apa yang dapat dianggap sebagai lautan terbesar di tata surya, meskipun lautan tanpa air (H2O).

Ilustrasi bagian dalam Jupiter. Kredit: Science Photo Library

Turun lagi sedalam 32.000 kilometer, cairan hidrogen akan berubah lagi menjadi seperti logam cair yang mengalir, saking tingginya tekanan pada area sedalam itu. Atom-atom dalam hidrogen logam cair ini terjepit begitu rapat sehingga elektron-elektronnya bebas berkeliaran.

Oh iya, perlu diketahui bahwa transisi lapisan ini terjadi secara bertahap, tidak tiba-tiba. Transisi dari gas hidrogen normal ke hidrogen cair dan kemudian ke hidrogen metalik (logam cair) terjadi secara perlahan dan mulus. Tidak ada batas yang tajam atau permukaan yang padat.

Inti Jupiter

Pada akhirnya, kalau kamu menyelam lebih dalam lagi, kamu akan sampai pada bagian inti planet Jupiter. Ini adalah wilayah pusat interior Jupiter, yang sangat berbeda dari bagian lainnya pada planet ini.

Para astronom masih memperdebatkan sifat material inti Jupiter. Salah satu model komputer yang paling disukai: Inti Jupiter tidak padat, seperti batu, tapi lebih mirip campuran cairan dan padatan yang panas, padat, dan mungkin metalik.

Tekanan di inti Jupiter sangat besar, setara hampir 100 juta kali tekanan atmosfer Bumi, setara dua gedung pencakar langit Jakarta yang menimpa tubuh kamu.

Suhunya? Jangan ditanya, sangat panas! Menurut perkiraan, suhu inti Jupiter mencapai sekitar 20.000 derajat Celcius, atau tiga kali lebih panas dari permukaan Matahari!

Kesimpulannya Apa?

Kesimpulannya adalah, Jupiter tidak memiliki permukaan padat seperti Bumi karena atmosfernya sangat tebal dan tidak ada batas yang jelas antara atmosfer dan apa yang bisa disebut sebagai "permukaan".

Semakin dalam menyelam ke dalam Jupiter, tekanan dan suhu meningkat, mengubah gas menjadi cairan dan akhirnya menjadi logam cair (terutama hidrogen dalam kondisi ekstrem ini). Di dalamnya, tidak ada titik di mana kita bisa mengatakan "ini adalah permukaan Jupiter", karena semuanya gradasi dari gas ke cairan dan kemudian ke logam cair.

Jadi, Jupiter memang planet raksasa gas, tetapi tidak semua bagian planetnya dalam wujud gas. Jupiter lebih tepat disebut planet cair raksasa. Massa Jupiter yang sangat besar, yang memberikan gravitasi yang sangat kuat, menahan semua gas dan material lain di dalam Jupiter bersama-sama, mencegah planet ini buyar ke ruang angkasa.

Tidak cuma itu, sistem planet gas raksasa seperti Jupiter mencapai apa yang disebut sebagai keadaan keseimbangan dinamik, di mana tekanan internal dan gravitasi berada dalam keseimbangan, menjaga bentuk planet tersebut.

Sumber & Referensi:
  • Helled, R., Stevenson, D. J., Lunine, J. I., Bolton, S. J., Nettelmann, N., Atreya, S., ... & Hubbard, W. B. (2022). Revelations on Jupiter's formation, evolution and interior: Challenges from Juno results. Icarus, 378, 114937.
  • Helled, R., & Stevenson, D. J. (2024). The fuzzy cores of Jupiter and Saturn. AGU Advances, 5(2), e2024AV001171.
  • Lin, Y. (2023). Dynamical tides in Jupiter and the role of interior structure. Astronomy & Astrophysics, 671, A37.
  • Miguel, Y., & Vazan, A. (2023). Interior and evolution of the giant planets. Remote Sensing, 15(3), 681.
  • Stevenson, D. J. (2020). Jupiter's interior as revealed by Juno. Annual Review of Earth and Planetary Sciences, 48(1), 465-489.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.