Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Wahana Antariksa Voyager 1 Akhirnya Merespons ke Bumi Lagi

Setelah melakukan penyelidikan yang mendalam, tim misi Voyager akhirnya bisa saling merespons dengan Voyager 1.
Ilustrasi Voyager 1 di ruang antarbintang. Kredit: NASA/JPL-Caltech

InfoAstronomy - Setelah melakukan penyelidikan yang mendalam, tim misi Voyager akhirnya bisa – untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir – saling merespons dengan Voyager 1, objek buatan manusia terjauh yang pernah ada.

Untuk pertama kalinya sejak November 2023, wahana antariksa nirawak Voyager 1 akhirnya bisa kembali mengirimkan data dan merespons sinyal dari Bumi yang berisikan informasi tentang kesehatan dan status sistem yang ada padanya.

Dengan begitu, langkah selanjutnya adalah membuat wahana antariksa ini untuk mulai mengembalikan data ilmiah lagi, seperti sebelum ia mengalami kerusakan.

Voyager 1 berhenti mengirimkan data ilmiah dan teknikal ke Bumi pada 14 November 2023, dengan hanya dapat menerima sinyal dari Bumi saja tanpa bisa membalasnya. Lima bulan terkahir ini, Voyager 1 hanya mengirimkan kode biner 1 dan 0 secara berulang-ulang tanpa arti apapun.

Pada bulan Maret 2024, tim teknikal Voyager di Jet Propulsion Laboratory NASA mengonfirmasi bahwa masalah tersebut terkait dengan salah satu dari tiga komputer yang ada di wahana antariksa ini, yang disebut subsistem data penerbangan atau flight data subsystem (FDS). FDS bertanggung jawab untuk mengemas data ilmiah dan teknikal sebelum dikirim ke Bumi agar mudah dibaca oleh para ilmuwan.

Ilustrasi letak dua wahana antariksa Voyager. Kredit: Futurism

Tim teknikal Voyager menemukan bahwa satu chip yang bertanggung jawab untuk menyimpan sebagian memori FDS – termasuk beberapa kode perangkat lunak komputer FDS – rupanya tidak berfungsi. Hal tersebut membuat data ilmiah dan teknikal dari Voyager 1 tidak dapat terbaca dengan baik, walaupun terkirim ke Bumi.

Karena tidak dapat memperbaiki chip tersebut secara langsung mengingat jarak Voyager 1 yang sudah sangat jauh di ujung tata surya, tim teknikal memutuskan untuk menyematkan kode biner yang terpengaruh ke tempat lain pada memori FDS. Namun, tidak ada satu memori pun yang cukup besar untuk menampung kode itu secara keseluruhan.

Tim teknikal melakukan putar otak, hingga akhirnya mereka memutuskan menyusun rencana untuk membagi kode yang terpengaruh menjadi beberapa bagian dan menyimpan bagian-bagian tersebut di tempat berbeda dalam FDS. Agar rencana ini berhasil, mereka juga perlu menyesuaikan bagian kode tersebut untuk memastikan, misalnya, bahwa semuanya masih berfungsi secara keseluruhan.

Tim memulai dengan memilih kode yang bertanggung jawab untuk mengemas data teknikal Voyager 1. Mereka mengirimkannya ke lokasi baru pada memori FDS pada tanggal 18 April 2024. Pengiriman itu dilakukan melalui gelombang radio, yang memerlukan waktu sekitar 22 jam untuk mencapai Voyager 1 yang berjarak lebih dari 24 miliar kilometer dari Bumi, bergerak secepat 17 kilometer per detik, dan 22 jam lagi untuk mendapatkan sinyal balasan dari Voyager 1 untuk kembali ke Bumi.

Pada 20 April 2024, Voyager 1 merespons, yang artinya usaha tim teknikal tersebut berhasil. Inilah momen untuk pertama kalinya dalam lima bulan, para ilmuwan dapat memeriksa kesehatan dan status wahana antariksa Voyager 1.

Selama beberapa pekan mendatang, tim teknikal akan lanjut merelokasi dan menyesuaikan bagian lain dari perangkat lunak FDS yang terkena dampak kerusakan chip, termasuk bagian yang kelak akan membuat Voyager 1 kembali mengirimkan data ilmiah ke Bumi.

Saudara Voyager 1, Voyager 2, sejauh ini tetap beroperasi normal. Diluncurkan lebih dari 46 tahun yang lalu, wahana antariksa kembar Voyager merupakan objek buatan manusia beroperasi terlama dan terjauh dalam sejarah sains. Sebelum dimulainya eksplorasi antarbintang, Voyager 1 telah terbang melintasi Saturnus dan Jupiter, dengan Voyager 2 terbang melintasi Uranus dan Neptunus.

Walaupun sudah berjarak sangat jauh dari Bumi, Voyager 1 masih berada dalam pengaruh gravitasi Matahari. Dalam waktu sekitar 300 tahun lagi, para ilmuwan memperkirakan Voyager 1 akan mulai memasuki tepi dalam Awan Oort, yaitu selubung komet yang membentang sejauh beberapa tahun cahaya dari Matahari.

Manusia belum pernah benar-benar melihat bukti empiris dari keberadaan Awan Oort, Voyager 1 sebenarnya menjadi kesempatan bagi kita untuk melihat Awan Oort ini. Namun, Plutonium-238, radioisotop yang menggerakkan generator komputer wahana antariksa ini, hanya memiliki waktu paruh sekitar 88 tahun.

Akibatnya, Voyager 1 mulai kehabisan bahan bakar. Para ilmuwan sudah harus membuat pilihan tentang bagian mana dari wahana antariksa ini yang harus mereka pertahankan agar tetap berfungsi. Pada pertengahan tahun 2025 mendatang, kemungkinan besar wahana antariksa tersebut tidak akan mampu memberi daya pada satu instrumen pun, momen yang mungkin akan menjadi perpisahan kita selamanya dengan Voyager 1.

Selagi saat ini masih aktif, para ilmuwan ingin memanfaatkan Voyager 1 sebaik-baiknya untuk meneliti dan memelajari wilayah tepian tata surya.

Sehat sehat, Voyager 1.

Sumber & Referensi:
  • Cofield, C. (2024). NASA’s Voyager 1 Resumes Sending Engineering Updates to Earth. Jet Propulsion Laboratory NASA.
  • Lea, R. (2024). NASA's Voyager 1 spacecraft finally phones home after 5 months of no contact. SPACE.
  • Rao, R. (2014). How the most distant object ever made by humans is spending its dying days. Popular Science.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.