Planet Saturnus. Kredit: NASA/ESA, Hubble |
InfoAstronomy - Saturnus, salah satu planet raksasa di tata surya kita, telah lama menjadi subjek kekaguman dan penelitian ilmiah. Salah satu karakteristik ikonik Saturnus adalah cincin-cincinnya yang spektakuler yang mengelilingi planet ini. Namun, sebuah fenomena yang langka akan terjadi pada tanggal 23 Maret 2025, cincin Saturnus akan tampak "hilang".
Eits, "hilang" di sini bukan secara harfiah, malah justru kurang tepat disebut "hilang" sebenarnya. Dalam astronomi, fenomena langka ini disebut "Ring Plane Crossing".
Mengenal Cincin Saturnus
Cincin Saturnus juga bukan stuktur solid, melainkan terdiri atas jutaan hingga miliaran objek yang mengeliingi ekuator Saturnus. Cincin Saturnus terdiri atas bebatuan dan es yang berukuran mulai dari sebutir pasir hingga sebesar gunung. Material pembentuk cincin Saturnus bisa terjaga di orbitnya karena gravitasi sang planet yang cukup kuat untuk menahannya.
Hal yang unik dari cincin Saturnus adalah, ia memiliki lebar sekitar 270.000 kilometer, tetapi ketebalannya hanya 10 meter hingga 1 kilometer aja, sangat tipis. Ketipisan inilah yang membuat adanya momen cincin Saturnus tidak terlihat dari Bumi.
"Ring Planet Crossing" terjadi karena kemiringan sumbu Saturnus, yang mana diketahui miring sekitar 26,7°. Kemiringan inilah yang membuat kenampakan sudut cincinnya sangat beragam. Fenomena sejajarnya cincin Saturnus terjadi sekali setiap 13 hingga 15 tahun.
Perubahan kemiringan Saturnus. Kredit: Stellarium |
Sayangnya, "Ring Plane Crossing" yang akan terjadi pada 23 Maret 2025 itu tidak akan bisa diamati dari Bumi. Ini terjadi karena pada 12 Maret 2025, 11 hari sebelum kesejajaran cincin terjadi, planet Saturnus mencapai konjungsi superior.
Dalam astronomi, konjungsi superior adalah momen ketika sebuah planet berada di seberang atau di belakang Matahari dalam pandangan dari Bumi. Maka dari itu, planet yang berada pada titik konjungsi superior tidak bisa diamati dari Bumi akibat silau Matahari.
Nah, pada 23 Maret 2025, Saturnus akan berada kurang dari 10° dari Matahari, membuat Saturnus terbit-terbenam berbarengan dengan Matahari. Meski begitu, sepanjang tahun 2025 kita akan melihat cincin-cincin Saturnus yang tipis juga, walaupun tidak setipis 23 Maret 2025.
Saturnus pada 23 Maret 2025 pukul 06:00 pagi. Kredit: Stellarium |
Setelah 23 Maret 2025, kesejajaran cincin Saturnus dengan bidang pandang kita di Bumi akan berubah lagi, membesar lagi. Jadi kalau mau melihat momen tipisnya cincin Saturnus, kesempatannya hanya pada 23 Maret 2025, yang sayangnya Saturnus sulit diamati.
Sumber:
- Crida, A., Charnoz, S., Hsu, H. W., & Dones, L. (2019). Are Saturn’s rings actually young?. Nature Astronomy, 3(11), 967-970.
- Esposito, L. W. (2021). Saturn’s rings. In Oxford Research Encyclopedia of Planetary Science.
- Ida, S. (2019). The origin of Saturn's rings and moons. Science, 364(6445), 1028-1030.