Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

James Webb Amati Sabuk Asteroid di Bintang Fomalhaut

Fitur seperti sabuk asteroid ternyata tidak hanya mengitari Matahari, tetapi juga bintang lain. Fomalhaut adalah salah satunya!

Info Astronomy - Fomalhaut adalah bintang paling terang di rasi bintang Piscis Austrinus dan merupakan bintang bersistem planet paling terang kedua di langit setelah Pollux.

Uniknya, sistem keplanetan di Fomalhaut masih dalam pembentukan. Tabrakan antarmaterial, awan debu dan gas, dan sabuk lebar seperti Sabuk Kuiper milik Matahari telah terlihat sebelumnya. Nah, baru-baru ini, fitur mirip sabuk asteroid juga ditemukan di sana.

Dengan menggunakan instrumen mid-inframerah (MIRI) pada teleskop antariksa James Webb, para astronom akhirnya mampu mengamati cakram debu dan gas yang mengitari Fomalhaut. Bintang ini berjarak 25 tahun cahaya dari Bumi dan berusia sekitar 440 juta tahun, jadi dengan begitu saat ini kita sedang melihat tahun-tahun pembentukan sistem ini.

Penemuan ini sangat menarik karena sebelumnya tidak ada bintang yang diketahui memiliki sabuk asteroid seperti ini di luar tata surya kita. Sabuk asteroid di Fomalhaut juga sangat mirip dengan sabuk asteroid di tata surya kita, tetapi terletak pada jarak yang jauh lebih dekat dengan bintang induknya, yaitu sekitar 10 kali jarak Bumi-Matahari.


Sabuk asteroid Fomalhaut ini kemungkinan besar bisa terbentuk oleh adanya gaya gravitasi yang dihasilkan dari keberadaan planet yang tak terlihat. Hal yang sama terjadi di dalam tata surya kita, di mana gravitasi Jupiter "mencegah" sabuk asteroid untuk membentuk planet.

Di tata surya kita sendiri adalah kumpulan batuan-batuan kecil, sering kali disebut sebagai asteroid, yang berputar di sekitar Matahari dalam orbit yang berada antara orbit planet Mars dan Jupiter. Sabuk asteroid ini diperkirakan memiliki lebar sekitar 2,2 hingga 3,2 AU (332 hingga 478 juta km), dan terdiri dari jutaan objek kecil yang terkumpul di dalamnya.

Sebagian besar asteroid di sabuk ini memiliki ukuran yang kecil, dengan diameter kurang dari 10 km. Namun, terdapat juga asteroid-asteroid yang memiliki ukuran lebih besar, seperti Ceres yang memiliki diameter sekitar 945 km.

Asal mula sabuk asteroid ini masih diperdebatkan di kalangan para ilmuwan. Salah satu teori menyatakan bahwa sabuk asteroid terbentuk dari sisa-sisa materi yang tidak terakumulasi membentuk planet pada masa pembentukan tata surya.

Penemuan sabuk asteroid di Fomalhaut ini memberikan banyak potensi penelitian masa depan tentang bagaimana planet dan sabuk asteroid terbentuk di sekitar bintang lain. Studi lebih lanjut tentang sifat dan komposisi sabuk asteroid di Fomalhaut dapat memberikan wawasan tentang proses pembentukan dan evolusi planet yang lebih baik di luar tata surya kita.

Hal ini kelak juga dapat membantu astronom dalam memahami keberadaan planet yang potensial dan habitat yang memungkinkan untuk kehidupan di galaksi kita.

Sumber:
  • Gáspár, A., Wolff, S.G., Rieke, G.H. (2023). Spatially resolved imaging of the inner Fomalhaut disk using JWST/MIRI. Nature Astronomy.
  • MacGregor, M. A., Matrà, L., Kalas, P., Wilner, D. J., Pan, M., Kennedy, G. M., ... & Su, K. (2017). A complete ALMA map of the Fomalhaut debris disk. The Astrophysical Journal, 842(1), 8.
  • Su, K. Y., Rieke, G. H., Malhotra, R., Stapelfeldt, K. R., Hughes, A. M., Bonsor, A., ... & Misselt, K. A. (2013). Asteroid belts in debris disk twins: Vega and Fomalhaut. The Astrophysical Journal, 763(2), 118.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.