Info Astronomy - Belakangan ini tersiar kabar, katanya pada 21 Desember 2022 kita dilarang keluar rumah karena akan terjadi fenomena solstis. Apakah benar? Sudah tahukah kamu apa arti dari fenomena solstis itu?
Tenang, solstis bukan fenomena yang berbahaya. Pada 21 Juni 2022 kemarin juga terjadi solstis, apakah kamu merasakan hal yang membahayakan saat itu? Sudah pasti tidak. Karena memang solstis tidak menyebabkan bahaya apapun!
Setiap tahunnya selalu terjadi dua kali solstis, yakni solstis Juni dan solstis Desember. Solstis adalah fenomena yang terjadi akibat kemiringan sumbu rotasi Bumi dalam mengitari Matahari (sekitar 23,45 derajat).
Akibat kemiringan itu, setiap Solstis Desember, posisi Matahari akan cenderung menyinari belahan Bumi selatan, menyebabkan belahan Bumi utara lebih sedikit menerima cahaya Matahari sehingga akan mengalami musim dingin atau salju.
Sebaliknya, pada Solstis Juni, Matahari akan lebih condong menyinari belahan Bumi utara, bikin belahan Bumi selatan musim dingin atau salju.
Kira-kira, seperti ini ilustrasi perubahan pencahayaan Matahari terhadap Bumi sepanjang tahun:
Bisa kamu lihat pada gambar di atas, kemiringan sumbu rotasi Bumi akan tetap sembari Bumi bergerak mengitari Matahari. Akibatnya, ada momen ketika belahan Bumi utara lebih condong tersinari Matahari (disebut solstis Juni), ada pula momen ketika belahan Bumi selatan lebih condong tersinari Matahari (disebut solstis Desember).
Solstis tidak lebih dari itu. Tidak berbahaya kita keluar rumah ketika solstis. Selama ini kamu mungkin selalu keluar rumah saat solstis, kan?
Intinya, tidak perlu takut akan fenomena solstis. Takut lah kalau sudah mau tahun 2023 tapi masih termakan atau ikut menyebar hoaks.
Sumber:
- Belmonte, J. A. (2021). What Equinox?. In Advancing Cultural Astronomy (pp. 11-33). Springer, Cham.
- Grieser, J. (2019). Summer solstice 2019: The longest day of the year, explained. Washingtonpost. com.
- MacLaughlin, N. (2020). Summer Solstice: An Essay. Godine+ ORM.