Info Astronomy - Hari ini (12/5), sekelompok astronom dari European Southern Observatory (ESO) dan Event Horizon Telescope (EHT) telah mengumumkan suatu hasil penelitian terbaru: Mereka berhasil mengabadikan lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bimasakti!
Foto pertama Sagitarius A*, nama lubang hitam supermasif di pusat Bimasakti, telah lama ditunggu-tunggu oleh banyak astronom dan dalam komunitas ilmiah. Bukan tanpa alasan, Sagitarius A* telah lama diketahui keberadaannya, tetapi baru kali ini kita berhasil melihat wujudnya.
Meskipun kita tidak dapat melihat lubang hitam itu sendiri secara langsung karena lubang hitam benar-benar gelap, gas bercahaya di sekitarnya telah mengungkapkan sebuah tanda: wilayah tengah yang gelap (disebut bayangan) yang dikelilingi oleh struktur seperti cincin yang terang.
Foto pertama Sagitarius A* ini mengabadikan cahaya yang dilengkungkan oleh gravitasi kuat dari lubang hitam, yang bermassa empat juta kali lebih besar dari Matahari kita.
Lubang hitam supermasif Sagitarius A*. Kredit: ESO/EHT |
Karena lubang hitam Sagitarius A* berjarak sekitar 27.000 tahun cahaya dari Bumi, hal tersebut membuat ukurannya di langit Bumi setara dengan ukuran donat di permukaan Bulan. Untuk mencitrakannya, tim menciptakan EHT yang kuat, yang menghubungkan delapan teleskop radio yang ada di seluruh Bumi untuk membentuk satu teleskop virtual "seukuran Bumi".
EHT telah mengamati Sagitarius A* sejak tahun 2017, yang mulai saat itu para astronom di EHT mengumpulkan data selama berjam-jam berturut-turut, mirip dengan menggunakan waktu pencahayaan yang lama pada kamera.
Iya, pada tahun 2019, para astronom juga pernah mengabadikan lubang hitam supermasif, tetapi lubang hitam tersebut bukan milik Bimasakti, melainkan di pusat galaksi M87. Ini perbedaannya:
Untuk dapat menciptakan foto lubang hitam seperti ini, terutama Sagitarius A*, para astronom harus mengembangkan alat pengamatan baru yang canggih yang memperhitungkan pergerakan gas di sekitar lubang hitam supermasif milik Bimasakti.
Sementara lubang hitam supermasif M87* merupakan target pengamatan yang lebih mudah dan stabil, tidak demikian halnya dengan Sagitarius A*. Foto pertama lubang hitam supermasif Sagitarius A* memanfaatkan fenomena "cincin Einstein", yang terbentuk ketika gravitasi lubang hitam yang kuat melengkungkan ruangwaktu, sehingga objek bercahaya di sekitarnya dapat meningkat kecerahannya karena lengkungan ruangwaktu tersebut.
Kini, kita akhirnya memiliki foto dua lubang hitam dengan ukuran yang sangat berbeda, yang menawarkan kesempatan untuk memahami bagaimana mereka berevolusi seiring waktu. Hasil penelitian ini juga penting untuk menguji teori dan model tentang bagaimana gas berperilaku di sekitar lubang hitam supermasif. Proses ini belum sepenuhnya dipahami tetapi diperkirakan memainkan peran kunci dalam pembentukan dan evolusi galaksi.
Sumber:
- https://www.eso.org/public/news/eso2208-eht-mw/
- Bambhaniya, P., & Joshi, P. S. (2022). Probing the Shadow Image of the Sagittarius A* with Event Horizon Telescope. arXiv preprint arXiv:2202.00588.
- Bower, G., & Jan van Langevelde, H. (2022). Astronomers reveal first image of the black hole at the heart of our galaxy. Eventhorizontelescope.org.