Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

5 Smartphone untuk Memotret Galaksi Bimasakti Tahun 2022

Tidak perlu kamera DSLR lagi, berkat perkembangan besar pada teknologi sensor kamera, kita sekarang dapat mengabadikan bentangan galaksi Bimasakti di

Info Astronomy - Tidak perlu kamera DSLR lagi, berkat perkembangan besar pada teknologi sensor kamera, kita sekarang dapat mengabadikan bentangan galaksi Bimasakti di langit malam hanya dengan kamera yang terpasang di smartphone, lho!

Iya, kamu tidak salah baca. Kamera smartphone zaman sekarang sudah banyak yang cukup mumpuni untuk memotret Bimasakti, bahkan jauh lebih baik daripada yang mata kita bisa lakukan. Namun, sebelum mengambil foto yang menakjubkan dengan smartphone, ada empat hal yang harus kamu penuhi dulu nih.

Dalam artikel ini, akan dijabarkan keempatnya. Penasaran?

Oh iya, sebelum lanjut, kamu sudah tahu tentang bentangan galaksi Bimasakti? Atau masih bingung kenapa kita bisa melihat dan memotret galaksi Bimasakti padahal kita ada di dalamnya?

Jadi begini. Bentangan galaksi Bimasakti dapat kita amati karena justru kita berada di dalam galaksi tersebut. Objek langit yang kita amati bukan galaksi Bimasakti secara utuh atau keseluruhan, tetapi berupa bentangan debu dan gas yang memanjang dari cakrawala ke cakrawala lainnya.

Seperti ini, yang dipotret di langit Balikpapan dengan smartphone keluaran Xiaomi:

Kredit foto: Raga Adi Nurohman

Bagaimana? Apakah setelah melihat foto di atas sudah makin penasaran untuk memotret bentangan galaksi Bimasakti dengan smartphone sendiri? Oke, sekarang akan dibahas nih apa saja empat hal yang harus dipenuhi sebelum mulai memotret.

Pertama, Mode Pro pada Kamera

Berbeda smartphone, berbeda pula aplikasi kamera bawaannya. Tiga parameter terpenting untuk pemotretan Bimasakti dengan kamera smatphone adalah, aplikasi kamera bawaannya harus bisa mengatur ISO, aperture, dan shutter speed (kecepatan rana).

Ketiga hal tersebut adalah yang menentukan eksposur cahaya pada hasil fotonya. Karena cahaya dari galaksi relatif lebih redup daripada cahaya Bulan atau pencahayaan buatan lainnya, kamu perlu memaksimalkan pengaturan eksposur. Semakin tinggi ISO, semakin besar aperture, semakin lambat kecepatan rana, semakin indah gambar galaksi yang bisa kamu dapatkan.

Nah, untuk bisa mengatur ketiga parameter tersebut, aplikasi kamera bawaan kamu harus memiliki mode Pro atau Profesional.

Mode Pro pada kamera

Kedua, Wajib Punya Tripod

Pada poin pertama di atas, disebutkan bahwa kita akan memaksimalkan eksposur pada kamera agar bisa menangkap galaksi Bimasakti yang redup di langit malam. Dan untuk melakukannya, kita memerlukan tripod. Ini hukumnya wajib.

Untuk mendapatkan eksposur terbaik pada pencahayaan Bimasakti yang redup, dibutuhkan waktu kecepatan rana sekitar 30 detik. Jadi, tidak mungkin kamu memegang smartphone selama 30 detik, yang ada hasilnya akan blur atau tangan kamu kram.

Tripod akan sangat berguna. Alat yang satu ini dapat menjaga ketajaman hasil foto. Setelah memasang smartphone kamu di tripod, kamu dapat menekan tombol rana dan membiarkan kameranya menangkap bentangan galaksi Bimasakti.

Butuh rekomendasi tripod yang kokoh? Klik di sini.

Ketiga, Tahu Kapan Waktu Pengamatannya

Bentangan galaksi Bimasakti tidak terlihat sepanjang tahun, melainkan ada waktu-waktu tertentu untuk bisa melihat dan mengabadikannya. Dengan begitu, sangat penting bagi kamu untuk tahu kapan waktu pengamatan yang benar.

Berikut ini adalah visibilitas bentangan Bimasakti sepanjang tahun:
  • Mulai dari pertengahan Februari, inti Bimasakti akan terbit sesaat sebelum Matahari terbit. Satu-satunya cara untuk melihat Bimasakti pada bulan Februari adalah bangun jam 3-4 pagi. Sayangnya, Februari belum menjadi bulan yang ideal karena cenderung masih musim hujan.
  • Memasuki bulan April, Bimasakti akan mulai terbit sekitar tengah malam dan akan tetap terlihat di langit hingga Matahari terbit.
  • Pada bulan Juni, bulan paling ideal untuk melihat Bimasakti, bentangan galaksi kita akan terbit sesaat setelah Matahari, lalu mencapai titik tertinggi di langit pada tengah malam, hingga akhirnya terbenam di barat menjelang Matahari terbit. Itu artinya, Bimasakti terlihat sepanjang malam pada bulan Juni!
  • Sepanjang Juli, Bimasakti sudah mulai terbit pada sore hari, dan akan terbenam pada malam hari menjelang sepertiga malam.
  • Selain Juli, mulai Agustus hingga Oktober juga merupakan bulan-bulan terbaik untuk melihat inti Bimasakti, yang mana akan teramati dengan baik pada waktu dini hari. Kalau kamu merencanakan naik gunung untuk melihat Bimasakti, bisa dicoba di bulan-bulan ini.
  • Pada bulan November, Desember, dan Januari, Bimasakti benar-benar tidak akan terlihat karena terbit pada pagi hari, mencapai titik tertinggi pada siang hari, dan terbenam pada sore hari. Silau Matahari mengalahkan semua benda langit malam.
Sekarang sudah tahu kan kapan waktu terbaik untuk berburu Bimasakti? Lanjut ke poin keempat yang harus kamu penuhi deh.

Keempat, Lokasi Ideal

Jangan melakukan pemotretan di area kota besar seperti Jakarta yang suda tercemar polusi cahaya. Seperti yang dikatakan di atas, cahaya dari Bimasakti jauh lebih redup daripada pencahayaan buatan apapun, jadi sebaiknya kamu pergi ke pedesaan terpencil untuk menghindari polusi cahaya kota.

Lokasi-lokasi yang ideal untuk mengamati Bimasakti bisa di mana saja, asalkan minim polusi cahaya, seperti di puncak gunung, pinggir pantai, tengah sawah, hingga area pedesaan yang jauh dari kota. Semakin gelap lokasi pengamatan, maka semakin ideal.

Oke, sekarang sudah paham ya empat hal yang harus dipenuhi sebelum memotret, maka sekarang...

Saatnya Memotret!

Jika keempat hal di atas sudah terpenuhi, kamu hanya tinggal memotret saja. Untuk mendapatkan foto bentangan galaksi Bimasakti yang cantik, kamu bisa mengatur kecepatan rana hingga ke antara 15 sampai 30 detik. Usahakan jangan melebihi dari 30 detik karena akan membuat bintang menjadi bergaris (trail).

Karena biasanya aperture pada kamera smartphone itu sudah fixed alias tidak bisa kita ubah-ubah lagi, maka yang perlu diatur selanjutnya hanya ISO. Mulai lah dengan ISO 1600, kemudian coba 3200. Semakin tinggi ISO, semakin sensitif kamera, tetapi akan semakin banyak noise pada hasil fotonya.

Nah, bagi kamu yang belum memiliki smartphone untuk memotret Bimasakti, inilah 5 rekomendasi smartphone yang bisa kamu beli:
  1. Samsung Galaxy S21 Ultra
  2. iPhone 13 Pro
  3. OnePlus 10 Pro
  4. iPhone SE 2020
  5. Xiaomi Redmi Note 10 Pro
Kelima smartphone di atas memiliki mode Pro pada kamera bawaannya, aperture yang lebar, dan sensor kamera yang sudah cukup canggih dan mumpuni untuk mengabadikan langit malam, terutama bentangan galaksi Bimasakti.

Mau belajar lebih jauh tentang memotret Bimasakti dengan smartphone? Ikutan kelas onlinenya di BelajarAstro pada 25 Juni 2022 yuk! Daftarkan diri kamu di sini: BelajarAstro.id


Selamat mengabadikan bentangan Bimasakti!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.