Info Astronomy - Selama ini, kamu mungkin berpikir bahwa air hanya ada di Bumi saja. Padahal, tidak demikian, lho. Komponen pendukung kehidupan yang satu ini tersebar di alam semesta dalam berbagai bentuk, baik cair, padat, maupun gas. Dan baru-baru ini, para astronom menemukannya pada sebuah galaksi yang jauh, jauh sekali.
Tidak, kita tidak akan ke sana untuk sekadar mengambil airnya. Penemuan seperti ini bukan bertujuan untuk mendorong manusia harus ke sana.
Seperti dilansir dari situs web resmi National Radio Astronomy Observatory (NRAO), para astronom mengumumkan pendeteksian molekul air terjauh di alam semesta dengan menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), sebuah teleskop radio besar di Gurun Atacama, Chile, ketika mengamati galaksi SPT0311-58.
SPT0311-58 merupakan galaksi besar pembentuk bintang yang cukup aktif, terletak pada jarak sekitar 12,88 miliar tahun cahaya dari Bumi, yang berarti alam semesta baru berusia kurang dari 1 miliar tahun ketika cahaya dari molekul air ini dipancarkan dari sang galaksi.
Para astronom yang mempelajari SPT0311-58 menemukan adanya molekul H20, bersama dengan molekul karbon monoksida, yang sangat melimpah. Hal ini menunjukkan bahwa sejak masa-masa awal alam semesta, air sudah memiliki peranan besar dalam banyak aktivitas di sebuah galaksi. Apakah ada kehidupan di sana? Tidak ada yang mengetahuinya.
SPT0311-58 sendiri diketahui merupakan dua galaksi yang sedang bertabrakan. Ia berada pada Zaman Reionisasi, zaman pada saat alam semesta baru berusia 780 juta tahun, atau kira-kira 5 persen dari usianya saat ini, ketika bintang-bintang serta galaksk-galaksi pertama baru saja terlahir.
Galaksi ini juga diketahui merupakan galaksi paling masif dengan pergeseran merah tinggi, yang artinya ia berjarak sangat jauh dari Bumi kita, cukup jauh sehingga bisa dianggap galaksi ini sudah ada saat alam semesta masih berusia sangat muda.
Galaksi ini memiliki lebih banyak gas dan debu dibandingkan dengan galaksi lain di alam semesta awal, yang mana hal ini dapat memberi kita banyak peluang potensial untuk mengamati molekul yang melimpah dan untuk lebih memahami bagaimana unsur-unsur pencipta kehidupan ini memengaruhi perkembangan alam semesta awal.
Sinyal keberadaan molekul air yang terletak pada jarak yang sangat jauh ini sendiri bisa diketahui dengan bantuan lensa gravitasi, yang terbentuk ketika objek masif, seperti galaksi atau gugus galaksi, membelokkan cahaya dari galaksi yang lebih jauh di belakangnya, sehingga cahaya dari galaksi yang jauh seperti SPT0311-58 bisa teramati lebih jelas.
Lensa gravitasi ini juga memberikan detail menarik tentang galaksi SPT0311-58, yang mana, menurut NRAO, menunjukkan bahwa galaksi ini mampu membentuk bintang dengan kecepatan 2.900 bintang bermassa Matahari per tahun. Galaksi ini juga mengandung sekitar 270 miliar kali massa Matahari kita dalam bentuk gas dan hampir 3 miliar kali massa Matahari kita dalam bentuk debu.
Air adalah molekul paling umum ketiga di alam semesta. Molekul paling umum pertama adalah hidrogen dan yang kedua adalah karbon monoksida.
Cahaya dari SPT0311-58 berasal dari zaman alam semesta yang masih belum sepenuhnya kita pahami, dan penemuan ini merupakan bagian penting dari teka-teki yang dapat membantu kita memahami apa yang terjadi di alam semesta awal.
Studi ini tidak hanya memberikan jawaban tentang di mana, dan seberapa jauh, air bisa ada di alam semesta, tetapi juga telah menimbulkan pertanyaan besar: Bagaimana bisa ada begitu banyak gas dan debu berkumpul untuk membentuk bintang dan galaksi begitu awal di alam semesta?
Jawabannya membutuhkan studi lebih lanjut tentang galaksi-galaksi pembentuk bintang seperti ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pembentukan struktural dan evolusi alam semesta awal.
Sumber: NRAO