Saran pencarian

Fenomena Langit November 2021: Ada Gerhana Bulan dan Hujan Meteor

Tiba juga kita pada bulan kesebelas pada tahun 2021 ini, November. Meskipun sudah mulai memasuki musim hujan, bulan ini masih banyak fenomena langit m

Info Astronomy - Tiba juga kita pada bulan kesebelas pada tahun 2021 ini, November. Meskipun sudah mulai memasuki musim hujan, bulan ini masih banyak fenomena langit menarik yang bisa kita amati.

Seperti biasa, InfoAstronomy.org sudah merangkum jadwal fenomena langit apa saja yang akan terjadi sebulan ke depan. Sebagai catatan, artikel ini bukan merupakan ramalan, melainkan ditulis berdasarkan perhitungan astronomis. Jadi, fenomena-fenomena langitnya sudah pasti akan terjadi.

Siap untuk mengamati langit malam lagi November ini?

Jadwal Fase Bulan

  • Fase Bulan Baru: 5 November 2021 jam 04.15 WIB.
  • Fase Bulan Perbani Awal: 11 November 2021 jam 19.46 WIB.
  • Fase Bulan Purnama: 19 November 2021 jam 15.57 WIB.
  • Fase Bulan Perbani Akhir: 27 November 2021 jam 19.28 WIB.

Planet-planet Tata Surya

Ya, karena planet-planet tata surya juga mengitari Matahari seperti Bumi, mereka pun juga disinari oleh Matahari kita sehingga kita bisa melihatnya. Dengan kata lain, saat kita melihat planet di langit Bumi, artinya kita sedang melihat sisi siang hari planet tersebut.

Pada November 2021 ini, kita berkesempatan untuk melihat planet-planet tata surya seperti Merkurius, Venus, Jupiter, Saturnus, dan Uranus.

Planet Merkurius
Bangunlah lebih pagi pada 4 November 2021 untuk menemukan planet Merkurius di langit timur. Pada momen ini, akan ada Bulan sabit tua yang dapat menjadi pemandu kamu dalam menemukan posisi planet Merkurius.

Kira-kira begini posisinya:


Menemukan Merkurius bukan lah hal yang mudah dilakukan mengingat ia merupakan planet terkecil di tata surya. Dalam pandangan mata telanjang, Merkurius hanya akan muncul bagai bintang kuning kecil yang tidak terlalu terang.

Ditambah lagi, konjungsi yang satu ini agak sulit untuk diamati karena Merkurius dan Bulan akan muncul tidak lebih tinggi dari 8° di atas cakrawala timur daerah kamu. Pasangan kosmis ini bisa diamati sejak mereka terbit pada sekitar jam 04.35 dini hari waktu setempat daerahmu, atau sekitar 50 menit sebelum Matahari terbit.

Bulan akan bersinar pada magnitudo -8,5 dan Merkurius pada magnitudo -0,8. Keduanya berada di arah rasi bintang Virgo.

Planet Venus
Merupakan objek langit paling terang ketiga setelah Matahari dan Bulan, menemukan Venus adalah hal yang sangat mudah dilakukan. Jika belakangan ini kamu sering melihat objek mirip bintang yang sangaaaat terang di langit barat saat senja, itulah planet Venus.

Ya, dalam pandangan mata telanjang, Venus memang hanya muncul bagai bintang kuning terang yang cahayanya tidak berkelap-kelip. Kamu perlu teleskop dengan pembesaran minimum 225x untuk bisa melihat Venus lebih jelas, salah satunya teleskop Celestron PowerSeeker 80EQ (harga Rp4.499.000).

Pada 8 November 2021, Bulan sabit muda akan menemani Venus di langit barat sesaat setelah Matahari terbenam, keduanya terpisah sejauh sekitar 3° satu sama lain, persis seperti ilustrasi di bawah ini:


Pasangan Bulan dan Venus ini bisa diamati sampai mereka terbenam di ufuk barat, sekitar 3 jam 20 menit setelah Matahari terbenam, atau pada jam 21.00 waktu setempat daerahmu. Berada di arah rasi bintang Sagitarius, Bulan akan bersinar pada magnitudo -10,8 dan Venus pada magnitudo -4,5.

Planet Jupiter
Meskipun Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya, jaraknya dari Bumi rata-rata masih sekitar 680-an juta kilometer. Akibatnya, kenampakan Jupiter di langit Bumi ya hanya seperti bintang kuning terang saja kalau kamu mengamatinya dengan mata telanjang.

Kamu perlu teleskop dengan pembesaran minimum 175x untuk bisa melihat Jupiter lengkap dengan garis-garis di atmosfer teratasnya, bintik merah besar di atmosfernya, dan beberapa satelit alami terbesarnya. Salah satu teleskop yang bisa kamu gunakan adalah teleskop Celestron PowerSeeker 60AZ (harga Rp2.499.000).

Momen terbaik untuk melihat Jupiter pada November 2021 ini adalah ketika ia berkonjungsi dengan Bulan, yang akan terjadi pada 11 November 2021. Bulan yang sedang fase perbani awal itu akan muncul sejauh 4° di sisi tenggara planet Jupiter, kurang lebih seperti ini:


Pasangan kosmis ini bisa diamati mulai jam 18.00 sore waktu setempat daerahmu, ketika keduanya berada setinggi 81° di atas cakrawala selatan, kemudian akan terus dapat diamati hingga sekitar pukul 23.45 malam waktu setempat daerahmu, ketika mereka terbenam di bawah 7° dari ufuk barat. Dalam konjungsi ini, Bulan akan bersinar pada magnitudo -12 dan Jupiter pada magnitudo -2,4. Keduanya berada di arah rasi bintang Kaprikornus.

Planet Saturnus
Saturnus adalah planet terjauh yang bisa diamati manusia dengan mata telanjang. Berjarak sekitar 1,4 miliar kilometer dari Bumi, kita tidak bisa melihat cincinnya yang megah kalau tanpa teleskop. Kamu butuh teleskop dengan pembesaran minimum 175x untuk bisa melihatnya, salah satu rekomendasi kami adalah teleskop Seri F76700 (harga Rp998.000).

Pada 10 November 2021, Bulan akan berada pada titik konjungsi dengan Saturnus, sehingga kita bisa melihat kedua objek ini bersebelahan di langit, dengan jarak pemisahan sekitar 4°. Keduanya kurang lebih akan teramati seperti ini:


Konjungsi Bulan dengan Saturnus ini bisa diamati segera setelah Matahari terbenam. Carilah keduanya pada ketinggian sekitar 72° di atas cakrawala barat daya. Keduanya bisa diamati hingga terbenam pada jam 23.30 waktu setempat daerahmu. Dalam konjungsi ini, Bulan dan Saturnus berada di arah rasi bintang Kaprikornus, dengan Bulan bersinar pada magnitudp -11,7 dan Saturnus pada magnitudo 0,4.

Planet Uranus
Bagi kamu yang belum memiliki teleskop, mengamati Uranus sudah pasti sangat sulit. Uranus adalah planet terjauh ke-7 di tata surya, berjarak hampir sekitar 3 miliar kilometer dari Matahari atau sekitar 19 kali jarak Bumi ke Matahari. Hal itu membuat Uranus sangat redup.

Meski begitu, November ini ada kesempatan untuk melihat Uranus karena ia akan mencapai jarak terdekatnya dari Bumi dalam fenomena oposisi. Pada titik oposisi, Matahari-Bumi-Uranus berada segaris lurus di tata surya, sehingga Uranus akan terlihat sejak Matahari terbenam dan baru akan terbenam esok harinya saat Matahari terbit.


Oposisi Uranus terjadi pada 5 November 2021, dengan jarak Uranus diperkirakan sekitar 18,74 AU atau sekitar 2.803.464.000 kilometer dari Bumi. Uranus akan bersinar pada magnitudo +5,8 sehingga penggunaan teleskop dengan pembesaran minimum 250x sangat dibutuhkan untuk mengamatinya. Salah satu teleskop rekomendasi kami adalah teleskop Celestron PowerSeeker 127EQ (harga Rp5.799.000).

Hujan Meteor

Selain planet-planet, November ini kita juga berkesempatan melihat fenomena hujan meteor. Tidak hanya satu, tetapi ada dua hujan meteor sekaligus, lho!

Hujan Meteor Taurid Utara
Hujan meteor Taurid Utara sebenarnya sudah aktif dari 20 Oktober kemarin dan bisa diamati hingga 10 Desember mendatang. Meski begitu, waktu terbaik untuk melihatnya adalah pada puncaknya, yang akan terjadi pada 12 November 2021.


Sesuai namanya, hujan meteor ini akan teramati di sisi utara rasi bintang Taurus, yang mana rasi bintang ini sudah muncul di langit arah timur laut pada jam 21.00 malam waktu setempat daerahmu. Walau begitu, pengamatan disarankan dimulai pada tengah malam, ketika rasi bintang Taurus sudah mencapai titik tertinggi di langit.

Pada puncaknya, hujan meteor Taurid Utara diperkirakan menghasilkan sekitar 5 meteor per jam. Namun, intensitas ini berlaku dengan asumsi langit lokasi pengamatan kamu sangat gelap dan bebas polusi cahaya. Pengamatan di tengah kota besar akan sangat sulit.

Hujan Meteor Leonid
Hujan meteor kedua yang bisa diamati November ini adalah Leonid. Hujan meteor ini akan aktif dari tanggal 6 hingga 30 November, dengan puncaknya terjadi pada tanggal 17 November 2021.

Leonid akan muncul dari arah rasi bintang Leo, yang baru akan terbit di langit timur laut pada jam 02.00 dini hari waktu setempat daerahmu. Dengan kata lain, inilah waktu mulai pengamatan hujan meteor Leonid.


Kalau kamu mengamatinya di lokasi yang gelap gulita tanpa polusi cahaya, akan ada sekitar 12-15 meteor per jam. Kamu tidak perlu menggunakan alat bantu pengamatan apapun, cukup siapkan kursi santai untuk berbaring, cemilan, dan jaket biar kamu tetap hangat.

Gerhana Bulan Parsial

Pada 19 November 2021, fenomena gerhana Bulan parsial akan terjadi. Indonesia akan menjadi salah satu lokasi yang kebagian untuk mengamatinya, lho!

Gerhana Bulan parsial berbeda dari gerhana Bulan total. Pada gerhana Bulan parsial, hanya sebagian wajah Bulan saja yang tertutupi bayangan Bumi, sehingga tidak akan muncul merah, melainkan hanya akan seperti "tergigit" saja. Nah, gerhana Bulan parsial ini akan menutupi sekitar 97% dari wajah Bulan, hampir total.

Gerhana Bulan ini dimulai pada pukul 15.02 WIT (13.02 WIB, 14.02 WITA), di mana hari masih siang untuk seluruh wilayah Indonesia. Belum ada Bulan di langit saat gerhana dimulai. Puncak gerhana parsial akan dimulai pukul 16.18 WIT (14.18 WIB, 15.18 WITA), Bulan masih juga belum terbit.


Puncaknya, terjadi pukul 18.02 WIT (16.02 WIB, 17.02 WITA). Inilah momen di mana orang-orang di Indonesia bagian timur bisa melihat Bulan terbit yang sedang digerhanai Bumi. 97% wajah Bulan akan tertutupi oleh Bumi, sehingga warnanya akan sedikit merah.

Gerhana parsial ini akan berakhir pukul 19.47 WIT (17.47 WIB, 18.47 WITA). Pada momen ini, Indonesia bagian tengah sudah bisa melihat Bulan rendah di langit timur, sementara Bulan masih belum juga terbit untuk Indonesia bagian barat.

Hingga akhirnya, saat Matahari terbenam untuk Indonesia bagian barat, Bulan terbit timur dengan sisa-sisa gerhana penumbra yang masih berlangsung. "Gigitan" pada wajah Bulan tidak terlihat lagi pada saat ini, sehingga gerhana tampak sudah berakhir. Gerhana baru benar-benar berakhir pukul 21.03 WIT (18.03 WIB, 19.03 WITA). Secara keseluruhan, gerhana Bulan parsial ini terjadi selama 6 jam 2 menit.

Pengamatan gerhana Bulan parsial bisa dengan aman lewat mata telanjang tanpa alat bantu atau pelindung apapun. Tapi kalau kamu mau melihatnya dengan jelas, kamu bisa menggunakan teleskop. Beberapa teleskop yang kami rekomendasikan adalah teleskop Seri F70060 (harga Rp889.000), teleskop Vixen Space Eye 50 (harga Rp1.998.000), atau teleskop Celestron PowerSeeker 70AZ (harga Rp3.399.000).

Nah, itu dia fenomena-fenomena langit sepanjang November 2021. Sambil mengamati fenomena langit, ikutan juga kelas-kelas astronomi online di BelajarAstro yuk. Bulan ini akan ada kelas-kelas berikut:


Kelas-kelas astronomi online di atas terbuka untuk umum dari berbagai kalangan usia. Kalau kamu mau ikutan, silakan daftarkan diri kamu di sini: BelajarAstro.id
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.