Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Hujan Meteor Drakonid Mencapai Puncaknya 8 Oktober 2021

Setelah sepanjang September 2021 kemarin tidak ada fenomena hujan meteor, Oktober ini akan ada lagi. Kita semua di Indonesia berkesempatan melihat huj

Info Astronomy - Setelah sepanjang September 2021 kemarin tidak ada fenomena hujan meteor, Oktober ini akan ada lagi. Kita semua di Indonesia berkesempatan melihat hujan meteor Drakonid. Bagaimana caranya? Apakah aman?

Walaupun namanya terdengar mengerikan, hujan meteor faktanya merupakan fenomena yang aman untuk diamati. Menurut EarthSky.org, hujan meteor berasal dari debris atau puing-puing yang ditinggalkan oleh sebuah komet ketika mereka bergerak mendekati Matahari.

Radiasi Matahari yang mengenai komet tersebut membuat permukaannya terkelupas, meninggalkan begitu banyak debris di sepanjang jalur orbit yang ia lewati. Nah, pada waktu-waktu tertentu, orbit Bumi dalam mengitari Matahari membawanya melewati bekas jalur orbit komet yang dipenuhi debris itu. Dengan gravitaisnya, Bumi pun menarik debris tersebut untuk masuk ke atmosfer sebagai meteor.

Ukuran debris dari kometnya kecil-kecil, sehingga mereka akan terbakar habis di atmosfer Bumi sebelum bisa mencapai permukaan. Dan karena jumlahnya banyak, maka disebut secara kolektif sebagai hujan meteor.

Hujan Meteor Drakonid

Sesuai namanya, hujan meteor Drakonid akan muncul dari arah rasi bintang Drako yang terletak di arah langit utara. Itulah mengapa Drakonid paling baik dilihat dari belahan Bumi utara.

Hujan meteor Drakonid cukup berbeda dari hujan meteor pada umumnya. Jika hujan meteor lainnya paling baik diamati selepas tengah malam, Drakonid paling baik diamati pada awal malam. Itu terjadi karena titik radiannya mencapai titik tertinggi di langit utara saat Matahari terbenam, dan akan terbenam sebelum mencapai tengah malam.


Sayangnya, hujan meteor Drakonid memiliki intensitas kemunculan meteor yang rendah, paling banyak 10 meteor per jam, itu pun dengan kondisi langit yang gelap dan cuaca cerah. Meski begitu, masih ada kesempatan untuk kemunculan meteor yang lebih banyak.

Pada tahun 1933 dan 1946 misalnya, menurut Astronomy.com, ribuan meteor per jam berhasil terlihat pada saat itu. Pengamat di Eropa bahkan sempat berhasil melihat lebih dari 600 meteor per jam pada puncak hujan meteor Drakonid tahun 2011.

Hujan Drakonid sendiri mulai aktif dari tanggal 6 hingga 10 Oktober setiap tahunnya. Namun, waktu terbaik untuk melihatnya adalah pada puncaknya, yang akan terjadi pada tanggal 8 Oktober. Pengamatan juga bisa dilakukan pada malam sebelum (7 Oktober) dan sesudah (9 Oktober) puncaknya.

Untuk mengamatinya, cukup siapkan kursi santai untuk berbaring. Menghadaplah ke langit arah utara dan mulai pengamatan sejak jam 19.00 malam waktu setempat daerahmu. Perhatikan juga tingkat polusi cahaya di lokasi pengamatan kamu. Kalau kamu mengamati di kota besar atau di dekat kota besar, niscaya tidak akan ada satu pun meteor terlihat.

Hujan meteor Drakonid terjadi ketika Bumi melintasi bekas jalur orbit Komet 21P/Giacobini-Zinner. Komet ini memiliki periode orbit sekitar 6,6 tahun dalam mengitari Matahari. Perihelion (jarak terdekat komet dari Matahari) terakhir komet ini terjadi pada 10 September 2018. Pada tanggal yang sama, komet ini juga mencapai jarak terdekat dari Bumi dalam 72 tahun terakhir.

Jadi, mari bersiap untuk melihat hujan meteor Drakonid 2021!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.