Info Astronomy - Dalam beberapa dekade terakhir, para astronom telah banyak menemukan planet asing yang terletak di luar tata surya kita. Kebanyakan dari planet asing tersebut mengorbit satu bintang, seperti Bumi kita. Beberapa lainnya juga ada yang mengorbit dua bintang sekaligus.
Dan sekarang, para astronom telah menemukan bukti untuk calon planet asing pertama yang diketahui mengorbit tiga bintang sekaligus. Iya, tiga bintang!
Planet asing ini terletak dalam sistem GW Orionis, terletak pada jarak sekitar 1.300 tahun cahaya jauhnya dari Bumi di arah rasi bintang Orion. Sistem tersebut, dilansir IFLScience.com, terdiri atas dua bintang yang mengorbit satu sama lain setiap 241 hari, dengan bintang yang ketiga mengelilingi dua lainnya dalam 11,5 tahun.
Menurut LiveScience.com, sistem tiga bintang seperti ini sebetulnya jarang ada di alam semesta. Anehnya lagi, menurut hasil penelitian pada makalah ilmiah yang diterbitkan tahun 2020 di The Astrophysical Journal Letters, para astronom menemukan bahwa tiga cincin debu sistem GW Orionis sebenarnya tidak sejajar satu sama lain, dengan satu cincin terdalam memiliki kemiringan yang berbeda.
Kredit foto: ESO/L. Calçada, Exeter/Kraus dkk. |
Para astronom yang meneliti sistem ini mengatakan, sebuah planet muda yang baru terbentuk, atau yang sedang mengalami pembentukan, merupakan biang kerok dari tidak seimbangnya cincin debu dalam sistem GW Orionis. Jika hal tersebut dikonfirmasi, maka ia akan menjadi planet dengan tiga bintang pertama di alam semesta yang pernah diketahui.
Untuk mengonfirmasinya, sebuah makalah ilmiah diterbitkan pada 17 September 2021 di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Makalah ilmiah tersebut menawarkan bukti baru tentang keberadaan planet langka dengan tiga bintang itu.
Dalam makalah ilmiah itu dijelaskan, ada celah besar di antara cincin terdalam dan dua cincin lainnya, yang lebarnya sekitar 15 miliar kilometer. Para astronom pun menguji dua hipotesis: Celah yang sangat lebar itu bisa jadi terbentuk dari torsi tiga bintang yang berputar di pusat sistem, atau celah tersebut terbentuk karena ada sebuah planet yang sedang dalam masa pembentukan di sana.
Para peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada cukup turbulensi di cincin untuk terbentuknya torsi bintang. Sebaliknya, model penelitian menunjukkan bahwa kehadiran planet besar seukuran Jupiter, atau bahkan mungkin ada beberapa planet terbentuk sekaligus, merupakan penjelasan yang lebih mungkin untuk bentuk dan perilaku aneh cincin itu.
Kredit foto: ALMA (ESO/NAOJ/NRAO), S. Kraus & J. Bi; NRAO/AUI/NSF, S. Dagnello |
Jika memang ada sebuah planet atau beberapa planet di sistem GW Orionis, sayangnya tidak akan mudah untuk mendeteksinya. Kemiringan letak orbit planet di sana dalam pandangan dari Bumi cukup sulit diamati menggunakan metode transit yang biasa digunakan para astronom untuk menemukan sebagian besar planet asing, di mana ketika planet melewati bintang induknya akan terjadi penurunan cahaya bintang.
Meski begitu, pekerjaan semacam ini bukanlah hal yang mustahil. Peluncuran teleskop antariksa James Webb pada Desember mendatang tampaknya akan memberi angin segar bagi pengamatan sistem bintang yang unik seperti ini.
Intinya adalah, ini masih merupakan calon planet dengan tiga bintang sekaligus, sampai para astronom menemukan bukti-bukti tambahan untuk mengonfirmasinya.