Info Astronomy - Hari ini, 23 September 2021, Bumi mengalami ekuinoks dalam orbitnya mengelilingi Matahari. Tahukah kamu apa itu ekuinoks? Adakah efeknya bagi kehidupan kita?
Dalam mengitari Matahari, menurut Astronomy.com, sumbu rotasi Bumi tidak tegak lurus terhadap bidang orbitnya, melainkan miring sekitar 23,5 derajat. Akibat kemiringan itu, ada momen-momen tertentu di mana perubahan musim bisa terjadi, dengan ekuinoks sebagai salah satunya.
Ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan September. Ekunoks adalah fenomena ketika kemiringan sumbu Bumi tegak lurus terhadap bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari.
Akibatnya, kedua belahan Bumi menerima sinar matahari secara merata selama waktu ekuinoks. Matahari pun akan berada tepat di langit atas kepala pada siang hari bagi siapapun yang berada di ekuator Bumi, seperti kita di Indonesia.
Istilah "ekuinoks" sendiri adalah serapan dari istilah bahasa Inggris "equinox", yang diambil dari istilah dalam bahasa Latin "aequinoctium", dengan aequus berarti "setara" dan nox yang artinya "malam". Istilah ini diberikan karena memang siang-malam hari ini setara panjangnya di seluruh Bumi.
Karena ekuinoks, pagi tadi Matahari terbit tepat dari ufuk timur, dan sore ini akan terbenam tepat di ufuk barat. Menariknya, hal ini terjadi di seluruh Bumi kita, entah kamu berada di Eropa yang berada di belahan Bumi utara, atau di Selandia Baru yang berada di belahan Bumi selatan. Kecuali di kutub utara dan kutub selatan.
Ekuinoks juga menjadi penanda perubahan musim. Di belahan Bumi utara, ekuinoks September ini adalah hari pertama musim semi. Sedangkan di belahan Bumi selatan, ekuinoks September adalah hari pertama musim gugur.
Di Indonesia sendiri, karena terletak di ekuator Bumi, ekuinoks September ini menjadi penanda peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.
Selamat hari ekuinoks!