Info Astronomy - Di alam semesta yang sangat luas ini, tahukah kamu ada objek yang disebut sebagai Bulanbulan, Blanet, dan Plunet? Mari kenalan dengan 3 objek unik ini!
Banyak planet di tata surya kita yang diorbiti oleh lebih dari satu satelit alami atau bulan. Misalnya planet Saturnus, planet dengan jumlah bulan terbanyak di tata surya, yakni 82 buah. Apa jadinya kalau bulan juga diorbiti oleh bulan lainnya?
Para astronom menyebut satelit alami atau bulan yang mengorbit sebuah bulan sebagai bulanbulan (dalam bahasa Inggris dikenal sebagai moonmoon). Meski begitu, tidak semua bulan bisa memiliki bulanbulan yang mengitarinya.
Menurut astronom Juna Kollmeier dari Institut Carnegie Washington dan Sean Raymond dari Universitas Bordeaux, dalam analisis yang telah diterbitkan dalam arXiv, disimpulkan bahwa hanya bulan yang memiliki radius minimal sekitar 1.000 kilometer yang bisa memiliki sebuah bulanbulan.
Diperkirakan, bulanbulan tersebut bisa berukuran paling besar hingga 10 kilometer. Sebuah bulan yang mau memiliki bulanbulan juga harus berada cukup jauh dari planet induknya agar bulanbulan yang mengorbitinya tidak menjadi bulan dari si planet.
Salah satu kandidat bulabulan diperkirakan ada di bulan yang mengitari planet asing Kepler-1625b, walaupun sejauh ini belum diketahui secara pasti.
Objek unik kedua adalah blanet. Bukan, ini bukan typo, tetapi memang b-l-a-n-e-t, singkatan dari black hole's planet, atau planet yang mengitari sebuah lubang hitam.
Seringkali kita menganggap bahwa lubang hitam merupakan "penyedot debu" kosmis yang rakus, yang menghisap segala sesuatu di sekitarnya. Namun, sebenarnya tidak demikian, lho. Tahun lalu, sekelompok astronom menunjukkan bahwa ada zona aman di sekitar setiap lubang hitam di mana planet bisa mengorbitinya.
Dalam jurnal ilmiahnya yang diterbitkan di The Astrophysical Journal, Keiichi Wada dari Universitas Kagoshima dan rekan-rekannya mempelajari bagaimana proses pembentukan blanet pada debu di sekitar lubang hitam. Penelitian mereka menunjukkan bahwa blanet dapat terbentuk di sekitar inti galaksi aktif dengan luminositas rendah.
Di sekitar lubang hitam supermasif bermassa 1 juta kali massa Matahari, sebuah blanet dapat terbentuk dalam waktu 70-80 juta tahun dari debu dan gas yang berada di cakram akresi lubang hitamnya. Semakin jauh jarak mereka dari lubang hitam, semakin besar blanet bisa tumbuh.
Sayangnya, kita belum dapat benar-benar mendeteksi keberadaan blanet ini, yang artinya blanet masih murni sebatas hipotesis untuk saat ini.
Objek unik ketiga adalah plunet, atau yang dalam bahasa Inggris disebut ploonet (cara bacanya sama). Menurut sebuah makalah ilmiah yang diterbitkan dalam Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society, "plunet" adalah benda langit yang dulunya merupakan bulan yang mengitari sebuah planet, tetapi karena suatu peristiwa, ia terlempar dari orbitnya sehingga tidak lagi mengitari sang planet, melainkan jadi mengitari bintang induknya.
Bagaimana plunet bisa hadir berhubungan dengan penemuan planet-planet ekstrasurya jenis jupiter panas, planet seukuran Jupiter di tata surya kita tetapi terletak sangat dekat dengan bintang induknya, sehingga suhu permukaannya bisa sangat panas.
Keberadaan planet raksasa gas yang berjarak dekat dengan bintang induk ini sangat tidak biasa, karena di tata surya kita sendiri Jupiter berada jauh dari Matahari. Planet-planet raksasa gas di sistem bintang lain itu kemungkinan mengalami migrasi besar yang membawa mereka menjadi lebih dekat dengan bintangnya dari waktu ke waktu.
Nah, selama periode migrasi, ada begitu banyak efek gravitasi yang dirasakan oleh sang planet raksasa gas. Salah satunya adalah, ketika planet raksasa gas itu terlalu dekat dengan bintang induknya, gravitasi bintang induknya bisa "menendang" beberapa bulan yang mengitari planet-planet raksasa gas itu keluar orbitnya, berubah menjadi mengitari sang bintang sehingga disebut sebagai plunet.
Itulah 3 objek unik yang ada di alam semesta.