Info Astronomy - Per 13 Juni 2021 hingga artikel ini dipublikasikan, komputer utama Teleskop Antariksa Hubble mengalami masalah hingga berujung luring.
Komputer utama tersebut, seperti yang kamu pasti sudah duga, sangat penting bagi operasional Hubble di orbit Bumi. Komputer tersebut adalah "otak" dari segala instrumen ilmiah Hubble, yang berfungsi mengoordinasikan dan mengendalikan pengamatan Hubble di luar angkasa. Akankah ini jadi akhir misi Hubble?
Awalnya, para insinyur NASA berspekulasi bahwa penyebab luringnya komputer utama Hubble adalah modul memori yang mengalami penurunan. Upaya untuk memulai ulang komputer tersebut pun gagal, hal yang akhirnya bikin tim operasi Hubble berusaha untuk mengalihkan komputernya ke modul memori cadangan.
Sayangnya, menurut IFLScience.com, usaha itu juga terbukti sia-sia.
Meski begitu, bukan hal yang mengejutkan kalau Hubble mulai rusak. Teleskop tersebut telah diluncurkan sejak tahun 1990, telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun pada saat ini. Misinya seharusnya berakhir pada tahun 2009, tetapi para astronom menambah masa pakainya.
Hingga pada tahun 2018, Hubble mengalami kerusakan giroskop. Dan pada awal tahun ini, seperti dilansir UniverseToday.com, teleskop antariksa tersebut perlu masuk ke mode aman setelah kerusakan perangkat lunaknya.
Untungnya, komputer utama Hubble memiliki empat modul memori 64-bit yang bisa digunakan. Selama ini, para astronom hanya menggunakan satu modul memori pada waktu tertentu, dengan tiga lainnya adalah cadangan. Modul memori cadangan tersebut dapat digunakan jika terjadi masalah besar pada Hubble.
Oleh karena itu, Hubble kemungkinan besar masih akan terus hidup, terus membantu kita melihat lebih jauh ke bintang-bintang. Memang tidak akan selamanya. Pada akhirnya, instrumen-instrumennya akan rusak, Hubble pun kembali jatuh ke Bumi.
Sejauh ini, belum ada tanggal akhir yang direncanakan untuk misi Hubble, dan para astronom berharap Hubble masih bisa menghadirkan kontribusinya pada dunia sains setidaknya untuk beberapa tahun ke depan.