Info Astronomy - ISS (International Space Station) atau Stasiun Luar Angkasa Internasional merupakan satelit buatan manusia terbesar sepanjang sejarah. Modul pertamanya meluncur ke orbit Bumi pada 20 November 1998. Dan menurut NASA, misi ISS akan berakhir pada tahun 2028.
Tidak hanya NASA saja yang berperan dalam pembangunan ISS. Misi ISS merupakan kolaborasi antara Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Rusia, dan sebelas negara Agensi Antariksa Eropa (Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris).
Berukuran sebesar lapangan sepakbola, pembangunan ISS dilakukan dengan 42 kali pengiriman bagian-bagiannya untuk kemudian disatukan di luar angkasa. Jadi, sejak diluncurkan pertama kali, pembangunan ISS memakan waktu sekitar sepuluh tahun untuk menjadi sebesar hari ini.
Kenapa ISS Tidak Jatuh ke Bumi?
Kamu mungkin bertanya-tanya, kenapa ISS yang berukuran sedemikian besar itu tidak jatuh ke Bumi? Bukankah Bumi memiliki gravitasi yang bisa menarik ISS kapan saja?
Menurut EarthSky.org, untuk memahami bagaimana ISS bisa tetap berada di orbit Bumi, kita perlu tahu tentang gaya-gaya yang bekerja di alam semesta. Kita tidak dapat melihat gaya-gaya tersebut, tetapi dapat merasakannya. Gaya dapat membuat benda bergerak dan menghentikannya bergerak.
Ada dua gaya berbeda yang menjaga ISS tetap di orbitnya. Gaya yang pertama adalah gravitasi. Hal-hal yang sangat masif seperti planet memiliki gravitasi besar yang dapat menarik segala hal yang massanya lebih kecil (seperti diri kamu). Itulah mengapa kita tidak melayang-layang di permukaan Bumi, karena gravitasi Bumi selalu menarik kita ke tanah, atau lebih tepatnya ke pusat gravitasinya.
Mengapa gravitasi tidak menarik ISS kembali ke Bumi? Untuk menjawabnya, kita harus mengetahui adanya gaya lain yang juga bekerja secara bersamaan, yang disebut gaya sentrifugal. ISS bergerak mengitari Bumi dalam orbit yang melingkar. Ketika sebuah objek bergerak dalam gerak melingkar, gaya sentrifugal akan berusaha mendorong mereka menjauh dari objek yang mereka orbiti.
Nah, ISS bergerak dalam orbit melingkar mengitari Bumi dengan kecepatan yang tepat, sehingga gaya sentrifugal yang mendorongnya menjauh persis sama dengan gaya gravitasi yang menariknya. Keseimbangan ini disebut orbit stabil. Kecuali ada hal-hal yang bisa mengubah kecepatan orbitnya, ISS akan terus mengitari Bumi tanpa terjatuh.
Bagaimana Cara Mengembalikan ISS?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, misi ISS akan berkahir pada tahun 2028. Pada saat misinya berakhir itu, apakah ISS akan dikembalikan ke Bumi? Bagaimana caranya?
Menurut TheConversation.com, beberapa bagian dari ISS mungkin masih akan dibiarkan berada di orbit Bumi untuk selanjutnya digunakan lagi sebagai misi stasiun luar angkasa baru. Namun, sebagian besar komponen ISS akan kembali ke Bumi.
Untuk melakukan hal tersebut, pengendali misi ISS akan menggunakan roket yang akan dikirim ke ISS untuk mengarahkan stasiun luar angkasa itu berada lebih dekat ke Bumi. Ketika cukup dekat, gravitasi planet kita akan mulai menariknya.
Sebagian besar komponen ISS yang dikembalikan ke Bumi itu akan berinteraksi dengan atmosfer Bumi, hingga menyebabkannya terbakar. Dan setelah ISS sukses melewati atmosfer, kemungkinan ia akan diarahkan menuju area kosong di samudera Pasifik yang disebut "Titik Nemo".
Titik Nemo adalah salah satu wilayah paling sepi di Bumi, jauh dari daratan dan permukiman warga negara manapun. Letaknya berada di antara Selandia Baru dan Antartika. Stasiun luar angkasa lain, seperti Mir milik Rusia, telah ada di sana sejak lama, berada pada kedalaman 4 kilometer di bawah permukaan laut.
Penerus ISS
Jika sudah tidak ada ISS, bagaimana manusia melakukan penelian secara langsung di luar angkasa? Jawabannya, stasiun luar angkasa berikutnya akan dibangun di Bulan.
Saat ini, NASA dan beberapa lembaga antariksa lainnya, termasuk Agensi Antariksa Eropa (ESA) dan Roscosmos dari Rusia, Agensi Antariksa Jepang (JAXA), dan Agensi Antariksa Kanada (CSA) sedang menyiapkan pembangunan Lunar Orbital Platform-Gateway (atau biasa disebut Gateway saja) sebagai pengganti ISS.
Berbeda dengan ISS yang berada di orbit Bumi, Gateway adalah stasiun ruang angkasa kecil yang direncanakan akan ditempatkan di orbit Bulan, sekitar 3.200 kilometer di atas permukaan Bulan. Gateway nantinya akan berfungsi sebagai pusat komunikasi bertenaga surya, laboratorium ilmiah, modul tempat tinggal jangka pendek manusia di luar angkasa, dan akan dikembangkan menjadi pusat peluncuran manusia menuju Mars.
Peluncuran Gateway akan dimulai pada tahun 2024 mendatang dalam misi berawak ke Bulan bernama Artemis 3, dan direncanakan akan selesai pembangunannya pada tahun 2028, di mana ISS akhirnya pensiun.
Misi ISS memang akan berakhir, tetapi misi selanjutnya akan sangat menarik!