Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Jadwal Fenomena Langit Desember 2020

Ada fenomena langit apa saja pada Desember 2020 ini?
Info Astronomy - Tiba juga kita di penghujung tahun 2020. Desember ini, ada cukup banyak fenomena langit yang bisa diamati. Dan seperti biasa, InfoAstronomy.org selalu merangkumnya biar kamu lebih mudah dalam mengetahui fenomena langit setiap bulannya.

Desember 2020 ini sangat menarik. Kita berkesempatan melihat dua fenomena hujan meteor dan akan ada super konjungsi antara planet Jupiter dan Saturnus. Penasaran tanggal berapa saja fenomena-fenomena langit ini terjadi? Berikut jadwalnya.

6 Desember 2020: Hujan Meteor Puppid-Velid
Desember 2020 akan dibuka dengan fenomena hujan meteor. Puppid-Velid termasuk dalam hujan meteor minor, yakni yang memiliki intensitas kemunculan meteor yang tidak terlalu banyak. Pada puncaknya, akan ada 10 meteor per jam yang bisa diamati.

Hujan meteor Puppid-Velid memiliki titik radian di rasi bintang Vela. Titik radian adalah titik kemunculan meteor-meteor di langit. Nah, rasi bintang Vela akan berada di langit arah tenggara mulai pukul 00.00 tengah malam. Dengan begitu, inilah waktu yang ideal untuk memulai pengamatan.
Tidak perlu teleskop atau teropong untuk melihat hujan meteor. Kenampakan meteor yang bergerak cepat justru akan menyulitkan kalau kamu menggunakan teleskop untuk melihatnya. Yang kamu lebih butuhkan adalah area pengamatan dengan medan pandang yang luas, minim polusi cahaya, dan cuaca yang cerah. Kamu cukup berbaring di kursi santai sambil menatap langit semalaman.

8 Desember 2020: Fase Bulan Perbani Akhir
Perbani akhir adalah ketika Bulan muncul separuh bagian saja. Pada fase ini, Bulan akan terbit saat tengah malam, mencapai titik tertinggi di langit pada sekitar pukul 6 pagi, dan akan terbenam saat tengah hari.

Secara astronomis, Bulan masuk fase perbani akhir pada 8 Desember 2020 pukul 07.37 WIB.

13 Desember 2020: Konjungsi Bulan dengan Venus
Pada tanggal ini, kita berkesempatan melihat dekatnya Bulan dengan planet Venus. Saat ini, Venus menjadi "bintang fajar", sehingga ia akan muncul di langit timur sebelum Matahari terbit.

Pada momen konjungsi ini, Bulan dan Venus akan terpisah 1° satu sama lain, atau selebar ujung jari kelingking. Dengan kata lain, konjungsi ini akan membuat kedua benda langit ini tampak begitu dekat dalam pandangan dari Bumi, meskipun pada kenyataannya keduanya masih sangat berjauhan di ruang angkasa.
Kamu bisa mulai mengamatinya pukul 04.45 dini hari waktu setempat daerahmu, ketika pasangan kosmis ini sudah berada pada ketinggian di atas 10° dari cakrawala timur. Bulan dan Venus bisa terus diamati hingga Matahari terbit.

Bulan akan bersinar dengan magnitudo visual -9,5 dan Venus dengan magnitudo visual -4,0. Keduanya akan bertengger di depan rasi bintang Libra.

14 Desember 2020: Hujan Meteor Geminid
Geminid merupakan salah satu hujan meteor terbaik setiap tahunnya. Salah satu hal yang menjadikannya terbaik itu adalah intensitas saat puncaknya, yang bisa mencapai 120 meteor per jam, dengan catatan kamu mengamatinya di lokasi yang bebas polusi cahaya dan cuaca cerah.

Sesuai namanya, hujan meteor ini memiliki titik radian di rasi bintang Gemini. Rasi bintang ini sudah terbit sekitar pukul 22.00 malam waktu setempat daerahmu. Meski begitu, pengamatan paling ideal dilakukan mulai tengah malam, ketika kondisi langit malam sudah benar-benar gelap, sehingga akan ada lebih banyak meteor yang bisa diamati.
Sama seperti pengamatan hujan meteor pada umumnya, kamu tidak memerlukan teleskop atau teropong. Cukup cari lokasi pengamatan yang jauh dari kota besar agar minim polusi cahaya, pastikan medan pandangnya luas, dan gunakan kursi santai untuk pengamatan semalaman, bahkan hingga Subuh.

14 Desember 2020: Gerhana Matahari Total
Sayangnya, fenomena gerhana Matahari total ini tidak teramati di Indonesia. Hanya ada dua negara yang dilalui jalur gerhana total, yaitu Chile dan Argentina. Gerhana Matahari total di sana akan dimulai pada sekitar pukul 23.01 WIB hingga 23.06 WIB, di mana Indonesia sudah malam hari sehingga sudah tidak ada Matahari di langit.

Sementara itu, negara-negara yang bisa melihat gerhana Matahari parsial di antara lain adalah Kepualauan Pitcairn (58%), Brasil (67%), Uruguay (73%), Kepulauan Falkland (66%), Saint Helena (89%), Afrika Selatan (73%), Namibia (78%), dan Angola (46%).

17 Desember 2020: Segitiga Bulan-Jupiter-Saturnus
Posisi planet Jupiter dan Saturnus semakin dekat pada Desember ini. Dan pada 17 Desember 2020 mendatang, akan ada Bulan di antara mereka, di mana ketiganya akan membentuk formasi segitiga yang cukup unik.

Jupiter dan Saturnus akan terpisah sekitar 1° satu sama lain, sementara itu Bulan akan berada sekitar 4° dari Jupiter dan 3° dari Saturnus. Kenampakan mereka akan persis seperti ilustrasi di bawah ini:
Ini bukanlah fenomena langka apa lagi tanda bencana. Bulan memang selalu bertemu dengan planet-planet tata surya di langit karena mereka melintasi jalur ekliptika yang sama. Dengan kata lain, setiap sebulan sekali akan terjadi fenomena yang sama.

Pengamatan segitiga Bulan-Jupiter-Saturnus ini bisa kamu lakukan mulai pukul 18.30 sore waktu setempat daerahmu. Amatilah langit barat untuk menemukan ketiga benda langit ini. Untuk pengamatan Jupiter dan Saturnus yang lebih jelas, kami merekomendasikan kamu untuk menggunakan teleskop.

21 Desember 2020: Super Konjungsi Jupiter dengan Saturnus
Mengapa disebut super konjungsi? Sebab kedua planet ini akan tampak begitu berdekatan dalam pandangan dari Bumi, bahkan akan tampak seperti satu bintang tunggal dengan cahaya yang begitu terang!

Bayangkan saja, kedua planet akan terpisah 0°06', atau dengan kata lain keduanya akan terpisah sejauh 6 menit busur saja satu sama lain. Fenomena ini cukup langka, terakhir kali konjungsi seperti ini teramati adalah pada tahun 1980, meskipun pada tahun 2000 juga sempat terjadi, tetapi sayangnya tidak dapat diamati karena terjadi ketika kedua planet hanya berjarak 3° dari Matahari.

Kelangkaan super konjungsi kedua planet ini disebabkan oleh gerak lambat planet Jupiter dan Saturnus dalam melintasi langit. Di antara planet-planet yang terlihat dengan mata telanjang, mereka adalah planet yang paling jauh dari Matahari, masing-masing membutuhkan waktu 11,86 tahun dan 29,5 tahun untuk mengorbit Matahari.

Karena Jupiter lebih cepat dalam mengitari Matahari, secara berkala, Jupiter akan menyusul Saturnus, menyebabkan super konjungsi seperti ini terjadi rata-rata sekali setiap 19,6 tahun.
Kamu bisa menyaksikan super konjungsi Jupiter-Saturnus ini mulai pukul 18.30 sore waktu setempat daerahmu, ketika kedua planet ini berada pada ketinggian sekitar 23° dari cakrawala barat. Dalam pandangan mata telanjang, kedua planet akan muncul seperti bintang ganda. Mereka akan muat dalam satu bidang pandang teleskop, lho!

22 Desember 2020: Fase Bulan Perbani Awal
Sama dengan perbani akhir, Bulan akan muncul separuh bagian saja pada fase ini. Bedanya, perbani awal adalah fase tujuh hari setelah fase Bulan Baru, sehingga Bulan akan terbit pada tengah hari, mencapai titik tertinggi di langit sekitar pukul 18.00 sore, dan akan terbenam pada tengah malam.

Secara astronomis, Bulan akan masuk fase perbani awal pada pukul 06.41 WIB.

24 Desember 2020: Konjungsi Bulan dengan Mars
Planet Merah akan ditemani oleh Bulan pada tanggal ini. Pasangan kosmis ini akan terpisah sejauh 5° satu sama lain, atau setara lebar jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis yang ditumpuk.

Kamu bisa mulai mengamatinya pukul 18.30 sore waktu setempat daerahmu, di mana keduanya akan berada hampir di langit atas kepala. Mereka kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 19.00 malam waktu setempat daerahmu, yakni pada ketinggian 73° di atas cakrawala utara. Keduanya bisa terus dapat diamati hingga sekitar pukul 00.30 tengah malam waktu setempat daerahmu, ketika pada akhirnya mereka terbenam di barat.
Dalam pandangan mata telanjang, Mars hanya akan muncul bagai bintang merah terang dengan magnitudo visual -0,5. Sementara itu, Bulan yang sudah berusia 9 hari akan muncul dengan magnitudo visual -12,1.

30 Desember 2020: Fase Bulan Purnama
Desember akan ditutup dengan fenomena fase Bulan Purnama. Yup, ini adalah purnama terakhir pada tahun 2020. Secara astronomis, Bulan akan masuk fase purnama pada pukul 10.28 WIB. Meski begitu, kita baru bisa melihat Bulan terbit ketika Matahari terbenam sore harinya.

Hal itu terjadi karena purnama adalah fase ketika posisi Bulan terletak 180° dari Matahari, hal yang juga membuat Bulan tersinari 99% oleh Matahari dalam pandangan dari Bumi. Gerhana Bulan tidak akan terjadi karena bidang orbit Bulan miring sekitar 5° terhadap ekliptika Bumi kita.

Nah, itulah fenomena langit Desember 2020 yang bisa kita amati. Semoga cuaca cerah agar kamu bisa menyaksikan semuanya ya!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.