Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Jadwal Fenomena Langit November 2020

Walaupun identik dengan musim hujan, November ini ada banyak fenomena langit lho!
Info Astronomy - November identik dengan musim hujan. Walau begitu, masih ada banyak fenomena langit yang akan terjadi pada November ini. Sambil berharap cuaca cerah, mari catat dulu jadwal fenomenanya di bawah ini biar kamu bisa melakukan persiapan.

Fenomena-fenomena di bawah ini bisa diamati di seluruh Indonesia. Seperti biasa, InfoAstronomy.org sudah menyusunnya dengan baik biar kamu bisa menyaksikan semua fenomenanya secara berurutan. Siap melakukan pengamatan?

Baiklah, langsung saja cek jadwalnya:

12 November 2020: Hujan Meteor Taurid Utara
Hujan meteor Taurid Utara sebenarnya sudah aktif dari tanggal 20 Oktober hingga 10 Desember, tetapi puncaknya sendiri akan terjadi pada tanggal 12 November setiap tahunnya, termasuk tahun ini.

5 meteor per jam akan muncul dari sebelah utara rasi bintang Taurus, yang mana akan terbit pada sekitar pukul 18.30 sore waktu setempat daerahmu. Meski begitu, waktu terbaik untuk mengamatinya adalah pada pukul 00.00 tengah malam, ketika titik radiannya berada pada titik tertinggi di langit.
Hujan meteor ini sendiri berasal dari pecahan asteroid 2004 TG10. Ketika mendekati Matahari, radiasi Matahari membuat asteriod ini mengelupas, meninggalkan debris di sepanjang jalur orbitnya. Nah, debris inilah yang masuk ke atmosfer Bumi sebagai hujan meteor. Eits, tenang, ukuran debrisnya kecil-kecil sehingga akan terbakar habis di atmosfer sebelum mencapai permukaan Bumi.

13 November 2020: Konjungsi Bulan dengan Venus
Amati langit timur mulai sekitar sejam sebelum Matahari terbit, kamu akan menemukan adanya planet Venus di dekat Bulan sabit tua di sana. Dalam pandangan mata telanjang, Venus akan muncul bagai bintang paliiiiing terang di dekat Bulan, persis seperti ilustrasi peta langit di bawah.
Fenomena ini dikenal sebagai konjungsi, yakni ketika dua atau lebih benda langit berada di arah yang sama dalam pandangan dari Bumi kita. Pada saat konjungsi ini, planet Venus akan berada sejauh 3° di arah selatan Bulan.

Bulan akan bersinar dengan magnitudo -10,1 dan Venus dengan magnitudo -4. Keduanya terletak di arah rasi bintang Virgo dan bisa diamati sampai Matahari terbit.

15 November 2020: Fase Bulan Baru
Pada tanggal ini, Bulan akan melintas di dekat Matahari dalam pandangan dari Bumi, dengan kedudukannya berada di tengah-tengah antara Matahari dan Bumi. Meski begitu, gerhana Matahari tidak akan terjadi karena bidang orbit Bulan miring sekitar 5° terhadap bintang ekliptika.

Nah, dalam konfigurasi hampir segaris lurus ini, kita tidak dapat melihat Bulan karena hampir seluruh wajah Bulan yang tersinari Matahari sedang membelakangi Bumi, sehingga kita melihat wajah Bulan yang gelap. Secara astronomis, fase Bulan Baru terjadi pada 15 November 2020 pukul 12.07 WIB.

17 November 2020: Hujan Meteor Leonid
Tahun ini tampaknya menjadi tahun terbaik untuk melihat hujan meteor Leoinid karena tidak ada cahaya Bulan yang mengganggu pada jam-jam terbaik pengamatan. Bulan masih berada di fase sabit muda, sehingga sudah terbenam bahkan sebelum tengah malam.
Di langit Indonesia, hujan meteor ini baru akan terlihat pada sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat daerahmu, ketika titik radiannya, rasi bintang Leo, terbit di ufuk timur laut. Kemudian akan tetap aktif sampai fajar menyingsing sekitar pukul 05.04 waktu setempat daerahmu.

Berasal dari debris komet 55P/Tempel-Tuttle, akan teramati sedikitnya 15 meteor per jam di lokasi pengamatan yang gelap dan bebas polusi cahaya.

17 November 2020: Waktu Terbaik Melihat Pleiades
Tahukah kamu apa itu Pleiades? Ia merupakan sebuah gugus bintang paling terang yang bisa diamati di langit malam Bumi. Dikenal juga sebagai Messier 45 atau M45, pada 17 November ini akan menjadi waktu terbaik untuk melihatnya.

Disebut sebagai waktu terbaik karena Pleiades akan terbit saat Matahari terbenam dan terbenam keesokan harinya saat Matahari terbit. Dengan kata lain, ia akan muncul sepanjang malam, dengan waktu paling baik melihatnya adalah pada tengah malam, saat ia berada pada ketinggian sekitar 40° dari cakrawala utara.
Terletak di arah rasi bintang Taurus, Pleiades akan tampak muncul dengan magnitudo 1,3, yang mana artinya adalah dapat dilihat dengan mata telanjang, meskipun tetap paling baik dilihat melalui teropong atau teleskop.

Kenampakannya di langit malam akan seperti titik-titik kecil, bukan satu titik bintang biasa saja, karena Pleiades sekali lagi adalah gugus bintang.

19 November 2020: Formasi Segitiga Bulan-Jupiter-Saturnus
Planet Jupiter dan Saturnus semakin dekat satu sama lain dalam pandangan dari Bumi, yang puncaknya akan terjadi pada 21 Desember mendatang dalam fenomena super-konjungsi. Nah, pada konjungsinya tanggal 19 November ini, kedua planet akan ditemani oleh Bulan, sehingga mereka membentuk formasi segitiga yang unik di langit.

Pada fenomena ini, Jupiter dan Saturnus masing-masing akan berada sejauh 2° dari Bulan, dengan Jupiter di arah utaranya dan Saturnus di arah timurnya. Kurang lebih, mereka akan muncul seperti ini:
Segitiga kosmis ini bisa diamati segera setelah Matahari terbenam. Cukup amati langit barat, kamu bisa menemukan Bulan sabit di sana dengan dua "bintang" kuning terang di dekatnya. Yup, pengamatan dengan mata telanjang hanya akan menampilkan planet bagai bintang saja, kamu perlu teleskop untuk melihat Jupiter dan Saturnus lebih jelas.

26 November 2020: Konjungsi Bulan dengan Mars
Sering melihat bintang kemerahan di langit timur selepas Matahari terbenam? Itu bukan bintang, tetapi planet Mars. Nah, pada 26 November, kamu akan berkesempatan melihat Bulan yang muncul di dekat Mars ini.

Bulan dan Mars akan terpisah sejauh 4° satu sama lain. Kalau diamati dengan mata telanjang, kamu akan melihat Bulan ditemani oleh "bintang" merah di langit. Kamu perlu menggunakan teleskop agar pengamatan Mars bisa menjadi lebih jelas.
Pasangan kosmis ini bisa kamu amati hingga menjelang pukul 02.00 dini hari keesokan harinya ketika mereka bersiap untuk terbenam. Pada momen konjungsi ini, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -12,3 di rasi bintang Cetus dan Mars dengan magnitudo -1,3 di rasi bintang Pises.

28 November 2020: Hujan Meteor Orionid
Bisa dibilang, Orionid merupakan salah satu hujan meteor yang paling ditunggu setiap tahunnya oleh para pengamat langit di seluruh dunia.

10-20 meteor per jam bisa diamati di lokasi yang gelap dan bebas polusi cahaya. Pengamatan pun cukup dengan berbaring sambil mengamati langit. Meteor-meteor akan muncul dari arah rasi bintang Orion, yang sangat mudah ditemukan dengan ciri khas tiga bintang berjejernya.

Hujan meteor yang berasal dari debris komet 1P/Halley ini kemungkinan besar akan muncul dengan jumlah meteor paling banyak pada jam-jam sekitar pukul 04.00 dini hari waktu setempat daerahmu, ketika Bulan sudah terbenam. Nantinya, rasi bintang Orion akan berada di langit barat.
30 November 2020: Bulan Purnama
Fase Bulan purnama pada November ini akan terjadi di akhir bulan. Purnama adalah fase di mana Bulan berada 180° dari Matahari, sehingga dari langit Bumi terlihat ia tersinari hampir sepenuhnya oleh Matahari.

Secara astronomis, Bulan masuk fase purnama pada 30 November 2020 pukul 16.30 WIB. Meski begitu, kita baru bisa melihat Bulan terbit pada waktu Matahari terbenam.

30 November 2020: Gerhana Bulan Penumbra
Sebuah fenomena gerhana Bulan penumbra akan terjadi di penghujung November. Namun, hanya Indonesia bagian timur yang menjadi lokasi terbaik untuk mengamatinya.

Gerhana Bulan penumbra sendiri adalah fenomena ketika Matahari-Bumi-Bulan berada segaris lurus di bidang tata surya. Namun, karena kemiringan bidang orbit Bulan, ia tidak sepenuhnya masuk ke bayangan gelap Bumi, atau yang disebut umbra, melainkan hanya akan masuk ke bayangan terang yang disebut sebagai penumbra.
Dengan begitu, gelapnya Bulan tidak akan terlalu kentara pada fenomena ini, terlebih bagi kamu yang belum pernah menyaksikan fenomena ini sebelumnya. Kamu akan mengira bahwa gerhana tidak sedang terjadi karena Bulan hanya akan meredup sedikit.

Nah, mengapa Indonesia bagian timur menjadi lokasi terbaik? Itu karena gerhana ini terjadi mulai pukul 14.33 WIB, yang mana Bulan belum terbit di seluruh wilayah Indonesia. Meski begitu, puncak gerhana akan terjadi pada pukul 16.44 WIB, momen di mana Bulan sudah terbit di Indonesia bagian timur (karena sudah pukul 18.44 WIB). Kamu yang berada di Indonesia timur lah yang bisa menyaksikan gerhana ini nantinya.

Gerhana Bulan penumbra ini akan berakhir pukul 18.54 WIB, ketika Bulan masih berada di ufuk timur untuk Indonesia bagian barat dan sudah agak tinggi sedikit dari cakrawala timur untuk Indonesia bagian tengah.

Nah, itulah fenomena langit November 2020. Semoga cuaca cerah!
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.