Taurid Selatan, sesuai namanya, akan memiliki titik radian (titik kemunculan) di arah selatan rasi bintang Taurus. Nah, kenapa harus tengah malam? Karena rasi bintang Taurus baru akan muncul di tinggi di langit timur pada tengah malam tuh.
Semakin tinggi posisi titik radian sebuah hujan meteor, kesempatan melihat banyak meteor muncul lebih besar. Kalau kamu kesulitan menemukan rasi bintang Taurus, cukup amati langit timur pada pukul 00.00 waktu setempat daerahmu malam ini.
Pada puncaknya nanti, dilansir In-the-sky.org, akan teramati sedikitnya 5 meteor per jam. Iya, per jam. Jadi kalau kamu cuma mengamati satu dua menit dan tidak menemukan adanya satu pun meteor, jelas saja hal itu kamu alami. Mengamati hujan meteor perlu kesabaran, dan paling baik diamati semalaman sampai terbit fajar.
Hujan meteor Taurid Selatan ini berasal dari serpihan komet 2P/Encke. Ketika komet tersebut mendekati Matahari, material dari ekornya terlepas dan tertinggal di sepanjang jalur orbit yang pernah ia lewati. Pada suatu waktu, tepatnya setiap 10 Oktober, Bumi kita menerjang bekas jalur orbit komet ini, sehingga serpihan kometnya pun masuk ke atmosfer planet kita, terbakar sebagai meteor.
Kamu sama sekali tidak membutuhkan teleskop untuk melihat fenomena hujan meteor ini. Hal yang diperlukan, dan yang paling utama, adalah lokasi pengamatan yang cerah dan minim polusi cahaya. Dengan kata lain, bagi kamu yang tinggal di perkotaan, terutama kota besar, pengamatan mungkin sulit dilakukan karena meteor-meteor kalah terang dari polusi cahayanya.
Walaupun sebenarnya bisa diamati di seluruh Indonesia, tetapi tanpa langit gelap, niscaya pengamatan hujan meteor akan gagal, apa lagi untuk hujan meteor Taurid Selatan yang intensitasnya bisa dibilang sedikit seperti ini.
Namun, kalau kebetulan kamu tinggal di daerah yang jauh dari perkotaan, malam ini adalah kesempatan yang menarik untuk melihat "bintang jatuh" sambil menunggu pagi datang. Selamat berburu meteor!