Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Inilah Penyebab Uranus Berotasi Menggelinding

Dalam bidang orbitnya masing-masing, planet-planet di tata surya berotasi seperti gasing. Namun, hal itu rupanya nggak terjadi pada planet Uranus. Ia menggelinding.
Info Astronomy - Karena terbentuk dari cakram protoplanet yang sama, planet-planet di tata surya mengelilingi Matahari dalam bindang orbit yang sama dan dengan arah orbit yang sama. Planet-planet di tata surya tampak berotasi seperti gasing. Namun, hal itu rupanya tidak terjadi pada planet Uranus.

Sumbu kemiringan Uranus mencapai hampir 98 derajat (Bumi sendiri hanya miring 23,7 derajat), membuatnya berotasi seperti menggelinding di bidang orbit tata surya. Apa penyebabnya? Baru-baru ini, sekelompok astronom merilis hasil penelitiannya,

Sebuah makalah penelitian yang diterbitkan di Nature Astronomy oleh para ilmuwan dari Earth-Life Science Institute (ELSI) di Tokyo Institute of Technology menjelaskan bahwa sempat ada objek besar dengan massa 1-3 kali massa Bumi, sebagian besar terdiri dari es, yang menabrak Uranus muda sehingga membuatnya miring dengan begitu ekstrem saat ini.

Sayangnya, bekas tabrakan tersebut tidak terlihat saat ini pada permukaan Uranus mengingat ia merupakan planet gas. Meski begitu, dalam simulasi komputer yang dilakukan para ilmuwan ini, planetoid penabrak Uranus meninggalkan jejak lain.

Selain memiringkan sumbu rotasi Uranus, penabrak rupanya juga telah membuat sejumlah material terlempar ke orbit sekitar Uranus. Sebagian besar material tersebut jatuh kembali ke Uranus, tetapi ada sebagian kecil darinya yang tetap berada di orbit, yang mana mereka membentuk bulan-bulan dan sistem cincin planet ketujuh dari Matahari itu.
Para ilmuwan ini pun lantas membandingkan Uranus, bulan-bulannya, dan sistem cincinnya dengan proses pembentukan Bulan yang mengelilingi Bumi kita, yang diyakini terbentuk ketika sebuah objek besar seukuran Mars menghantam Bumi purba, melemparkan material dari Bumi dan objek tersebut ke orbit hingga akhirnya terbentuk Bulan.

Dalam kasus Bumi, material objek penabraknya sebagian besar terdiri dari batuan, sehingga akan cepat membeku menjadi Bulan. Namun, dalam kasus Uranus, material dari tabrakan akan menyublim menjadi gas, dan butuh waktu yang lebih lama untuk kembali mengkristal membentu objek solid baru karena berjarak lebih jauh dari Matahari.

Itulah sebabnya bulan-bulan Uranus kini teramati banyak yang berukuran kecil. Rasio massa Uranus dengan massa bulannya bahkan 100 kali lebih besar dari Bumi dan Bulan.

Sisa material tabrakan lainnya yang tidak mengkristal sebagai Bulan saat ini diketahui membentuk sistem cincin Uranus. Yup, sama seperti Saturnus, planet Uranus juga memiliki cincin. Walau begitu, cincin Uranus tidak semegah milik Saturnus sehingga sukar untuk diamati.
"Model penelitian ini adalah yang pertama dapat menjelaskan mengenai miringnya rotasi, pembentukan bulan-bulannya, serta pembentukan sistem cincin Uranus, dan mungkin dapat membantu menjelaskan karakteristik serupa yang ada di planet Neptunus," kata pemimpin studi ini, Profesor Shigeru Ida dari Tokyo Institute of Technology, seperti dilansir IFLScience.com.

Uranus merupakan planet raksasa es yang selama ini begitu misterius. Berkat penelitian ini, setidaknya satu lagi misteri di tata surya kita mulai terungkap.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com