Nah, seperti biasa, InfoAstronomy.org sudah merangkum nih ada fenomena langit apa saja Maret ini. Pastikan kamu catat atau cukup bookmark artikel ini ya.
3 Maret 2020: Waktu Terbaik Melihat Venus
Yup, tanggal ini menjadi waktu terbaik untuk melihat Venus. Namun, tahukah kamu mengapa harus 3 Maret 2020? Karena pada tanggal ini, Venus yang sudah teramati di langit barat sejak pertengahan 2019 itu akan mencapai titik tertinggi di langit dari cakrawala. Tak hanya itu, sang planet akan bersinar terang dengan magnitudo visual -4,4!
Dari langit Indonesia, Venus akan mencapai ketinggian 37° di atas cakrawala barat tepat saat Matahari terbenam, sudut elongasi terjauh dari Matahari yang bisa dicapai Venus mengingat ia adalah planet dalam, yakni planet kedua dari Matahari di tata surya kita.
Apa yang akan kita lihat pada tanggal ini? Kalau kamu sering melihat bintang terang dan cahayanya tidak berkelap-kelip di langit barat saat Magrib, itulah Venus. Karena jaraknya yang jauh dari Bumi, ia hanya muncul dengan diameter sudut selebar 23,4" saja, sehingga kamu butuh teleskop untuk melihat Venus lebih jelas.
Dan karena ini adalah titik tertinggi yang akan dicapai Venus saat Matahari terbenam, kita sudah bisa melihat Venus bahkan saat langit masih biru, lho!
3 Maret 2020: Fase Bulan Perbani Awal
Perbani adalah ketika Bulan tampak separuh, yakni saat posisi Bulan berada 90 derajat dari Matahari di langit Bumi, membuat hanya separuh bagian Bulan saja yang tersinari Matahari dalam pengamatan dari permukaan planet kita.
Secara astronomis, fase Bulan perbani awal ini akan terjadi pukul 02.58 WIB. Kita bisa melihat Bulan pada sore harinya, sekitar pukul 18.20 waktu setempat daerahmu, ketika Bulan berada ketinggian sekitar 62° di langit atas kepala.
10 Maret 2020: Fase Bulan Purnama
Tujuh hari setelah fase perbani awal, Bulan sudah bergerak mengelilingi Bumi hingga pada titik 180 derajat dari Matahari. Hal itu membuat hampir seluruh permukaan Bulan tampak sepenuhnya disinari Matahari kita. Maka dari itu, kita sebutlah fase ini sebagai Bulan purnama.
Secara astronomis, fase Bulan purnama akan terjadi pada pukul 00.48 WIB. Dengan begitu, kita bisa melihat Bulan purnama mulai Matahari terbenam tanggal 9 Maret 2020 hingga Matahari terbit 10 Maret 2020.
16 Maret 2020: Fase Bulan Perbani Akhir
Masih berlanjut mengelilingi Matahari, posisi Bulan pun pada tanggal ini sudah 90 derajat dari dari Matahari. Bedanya, kali ini yang disinari Matahari adalah bagian Bulan yang sedang malam hari pada fase perbani awal.
Secara astronomis, fase perbani akhir ini akan terjadi pukul 16.34 WIB. Meski begitu, kita baru bisa melihat Bulan perbani akhir terbit pada tengah malamnya, yang akan terus terlihat hingga tengah hari tanggal 17 Maret 2020.
19 Maret 2020: Konjungsi Besar Bulan-Mars-Jupiter-Saturnus
Ini mungkin menjadi fenomena langit yang patut dinantikan dan diamati pada Maret 2020! Kita berkesempatan melihat Bulan, planet Mars, Jupiter, dan Saturnus yang tampak saling berdekatan satu sama lain dalam fenomena konjungsi.
Eits, tunggu dulu... mereka semua tampak dekat hanya dalam pandangan dari Bumi saja ya. Kenyataannya, jaraknya masih berjauhan tuh di tata surya. Fenomena ini juga sepertinya hanya bisa diamati untuk yang rajin bangun dini hari karena kita bisa menyaksikannya mulai pukul 03.00 dini hari waktu setempat daerahmu hingga menjelang Matahari terbit saja.
Dari Mars, Jupiter, dan Saturnus, planet Saturnus lah yang nantinya akan berada paling dekat konjungsinya dengan Bulan, yakni sekitar 2 derajat, diikuti oleh Jupiter (5 derajat dari Bulan) dan Mars (6 derajat dari Bulan).
Oh iya, untuk bisa melihat ketiga planet ini, kamu perlu teleskop. Pengamatan dengan mata telanjang hanya akan menemukan mereka tampak seperti bintang kuning yang cahayanya terang dan tidak berkelap-kelip, kecuali Mars yang akan tampak dengan cahaya merah.
20 Maret 2020: Ekuinoks Maret
Inilah hari di mana Matahari akan terbit dan terbenam tepat di atas ekuator Bumi, membuat kala siang dan malam di hampir seluruh dunia sama panjangnya, yakni masing-masing sekitar 12 jam (itulah kenapa namanya "ekuinoks", diserap dari kata aslinya "equinox" yang memiliki arti "panjang malam yang sama" dalam bahasa Latin).
Fenomena ekuinoks Maret juga menandai hari pertama musim semi di belahan Bumi utara dan hari pertama musim gugur di belahan Bumi selatan, setelah sebelumnya masing-masing belahan Bumi ini mengalami musim dingin dan musim panas.
Ekuinoks sendiri terjadi karena poros putaran Bumi kita miring pada sudut 23,5° terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari. Hal itu membuat arah sumbu putaran Bumi akan tetap di ruang angkasa sambil ia mengelilingi Matahari. Akibatnya, belahan Bumi utara akan lebih condong ke arah Matahari mulai bulan Juni, dan belahan Bumi selatan akan mengalami hal yang sama mulai bulan Desember. Inilah mengapa Bumi memiliki musim.
20 Maret 2020: Konjungsi Mars dengan Jupiter
Planet keempat dan kelima di tata surya kita akan tampak berdekatan satu sama lain dalam pandangan dari Bumi di tanggal ini nih. Walau begitu, keduanya tetap berjarak berjauhan ya, mereka tampak dekat secara semu saja, seperti kamu dan dia.
Pada konjungsi kali ini, Mars dan Jupiter akan tampak sangat berdekatan, lho. Keduanya hanya akan terpisah sejauh 0°42' satu sama lain. Itu artinya, saat kita amati dari Bumi tanpa teleskop, kita akan melihat adanya dua "bintang" berwarna merah dan kuning yang berdekatan di langit.
Di langit Indonesia, pasangan kosmis ini akan terbit sekitar pukul 01.30 dini hari waktu setempat daerahmu. Meski begitu, waktu terbaik untuk mengamatinya adalah mulai pukul 03.00 dini hari di langit arah timur. Mereka bisa diamati hingga menjelang Matahari terbit.
Pada momen konjungsi ini, Jupiter akan bersinar dengan magnitudo -2,1 dan Mars dengan magnitudo 0,9. Gunakan teleskop untuk melihat keduanya lebih jelas.
24 Maret 2020: Fase Bulan Baru
Fase Bulan baru pada 24 Maret 2020 ini, bagi umat Muslim, akan menandai sebulan lagi menuju bulan suci Ramadan, lho.
Fase Bulan baru adalah ketika Matahari-Bulan-Bumi berada segaris lurus (dengan Bulan di tengah). Namun, karena bidang orbit Bulan miring 5 derajat terhadap ekliptika Bumi, gerhana Matahari pun tidak selalu terjadi, melainkan hanya fase Bulan baru ini saja, ketika Bulan tidak teramati karena bagian terangnya sedang membelakangi Bumi kita.
Secara astronomis, fase Bulan baru 24 Maret 2020 akan terjadi pada pukul 16.28 WIB, dengan Bulan akan terbit dan terbenam berbarengan dengan Matahari.
28 Maret 2020: Konjungsi Bulan dengan Venus
Empat hari setelah fase Bulan baru, Bulan akan memasuki fase sabit muda, yang mana pada tanggal 28 Maret 2020 ini akan ditemani oleh planet Venus. Dalam momen konjungsi ini, Venus akan berada sejauh 6 derajat di arah utara Bulan, muncul bagai bintang kuning yang sangaaaaat terang (magnitudonya masih -4,4).
Kita bisa melihatnya di arah barat, tepat selepas Matahari terbenam. Pada pukul 18.15 waktu setempat daerahmu, kedua benda langit ini akan berad setinggi 30° di atas cakrawala barat. Pasangan ini kemudian akan terbenam sekitar 2 jam 44 menit setelah Matahari terbenam, atau tepatnya pada pukul 20.45 waktu setempat daerahmu.
Oh iya, akan ada gugus bintang Pleiades juga lho di dekat konjungsi Bulan-Venus ini!
31 Maret 2020: Konjungsi Mars dengan Saturnus
Setelah pada 20 Maret 2020 Mars bermesraan dengan Jupiter, pada akhir Maret ini Mars akan
Untukmu yang mau mengamatinya, tengoklah langit timur mulai pukul 02.30 dini hari waktu setempat daerahmu. Keduanya akan tampak seperti bintang merah dan kuning yang terang dan tidak berkelap-kelip, teramati sampai Matahari terbit.
Nah, itulah jadwal fenomena langit untuk Maret 2020 ini. Mana yang paling ingin kamu amati? Semoga cuaca cerah ya!
Biar pengamatan lebih seru, kamu bisa beli teleskop di InfoAstronomy Store. Klik di sini untuk pilih-pilih teleskop impian kamu ya.