Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Sejarah Penemuan Pluto, dari Planet Jadi Planet Kerdil

Sembilan puluh tahun yang lalu, Pluto ditemukan oleh seorang astronom bernama Clyde Tombaugh. Pluto, sampai tahun 2006, sempat dianggap sebagai planet kesembilan di tata surya kita. Mari simak sejarah penemuan Pluto hingga hari ini.
Info Astronomy - Sembilan puluh tahun yang lalu, Pluto ditemukan oleh seorang astronom bernama Clyde Tombaugh. Sampai tahun 2006, Pluto sempat dianggap sebagai planet kesembilan di tata surya kita. Mari simak sejarah penemuan Pluto hingga hari ini.

Masa-masa Awal Penemuan

Pada abad ke-19, para astronom menganggap bahwa planet ketujuh Uranus merupakan planet terluar di tata surya kita. Namun, mereka percaya ada satu objek lain yang gravitasinya mengganggu orbit Uranus, dan mereka menyimpulkan bahwa objek tersebut merupakan planet kedelapan di luar Uranus.

Secara matematis, lokasi planet kedelapan mudah diprediksi. Namun, baru sampai tahun 1846, melalui pengamatan teleskop, para astronom akhirnya menemukan Neptunus.

Anehnya, penemuan Neptunus justru belum menjawab misteri gangguan orbit pada Uranus. Pengamatan-pengamatan setelahnya menunjukkan bahwa orbit Uranus rupanya dipengaruhi oleh planet lain lagi yang berada di luar orbit Neptunus. Para astronom pun menyebutnya sebagai Planet X.

Masuklah kita pada era Percival Lowell. Ia adalah seorang pengusaha kaya Amerika yang memiliki minat tinggi dalam astronomi. Di dekat rumahnya di Flagstaff, Lowell mendirikan Observatorium Lowell untuk mencari keberadaan Planet X. Sayangnya, pada tahun 1916, Lowell tutup usia.

Kisah Clyde Tombaugh

Clyde Tombaugh lahir pada tahun 1906, tumbuh besar di sebuah peternakan di Streator, Illinois, AS. Masa kecilnya dihabiskan untuk membantu keluarganya. Semakin bertumbuh besar, Tombaugh sempat bermimpi menjadi seorang astronom, tetapi buru-buru mengubur impiannya untuk kuliah setelah keluarganya gagal panen akibat badai es. Meski begitu, ia belajar sendiri keterampilan matematika yang diperlukan untuk astronomi, termasuk geometri dan trigonometri.

Tombaugh, seperti para pengamatan langit lainnya, merasa bahwa astronomi tidak lengkap jika tidak melakukan pengamatan lewat teleskop. Dengan keahliannya, Tombaugh pun mulai mengamati langit dengan teleskop buatannya.
Banyak objek langit yang berhasil diamati Tombaugh dengan teleskop newtonian rakitannya itu, salah satunya adalah pengamatan planet Mars dan Jupiter. Tombaugh pun mencoba mengirimkan gambar-gambar hasil pengamatannya ke Observatorium Lowell untuk meminta saran pengamatan yang baik.

Alih-alih mendapatkan saran dan masukan, ketika Tombaugh mengirim gambar Mars dan Jupiter ke Observatorium Lowell, ia malah menerima tawaran pekerjaan di sana. Pada akhirnya, ia bekerja sebagai pengamat untuk Observatorium Lowell dari tahun 1929 hingga 1945.

Saat bekerja di Observatorium Lowell, usia Tombaugh baru menginjak 25 tahun. Ia direkrut untuk melanjutkan pencarian Planet X yang sebelumnya dilakukan oleh Percival Lowell.

Sayangnya, dengan teleskop yang kurang mumpuni di Observatorium Lowell kala itu, Tombaugh butuh waktu setidaknya satu tahun untuk melakukan pencarian. Hingga pada 18 Februari 1930, Tombaugh mulai membandingkan beberapa foto dari suatu bidang langit yang sama, yang diambil terpisah enam hari.

Berkat pengamatan yang cermat, Tombaugh menemukan adanya sebuah objek yang bergerak relatif terhadap bintang-bintang latar belakang yang jauh. Objek tersebut berukuran kecil, redup, dan terletak jauh di tepian tata surya kita. Hari ini, kita mengenal objek kecil ini sebagai Pluto.

Berkat penemuan Pluto, Tombaugh pun dianugerahi beasiswa, ia akhirnya mulai belajar astronomi secara formal di Universitas Kansas, lalu menyelesaikan pendidikan formalnya pada tahun 1939.

Segera setelah penemuan Pluto, para astronom menyadari bahwa objek tersebut terlalu kecil untuk menyebabkan gangguan pada orbit Uranus. Misteri pun berlanjut, apakah ada planet lain yang bersembunyi di sana?

Misteri ini pun terpecahkan sekitar 50 tahun kemudian, ketika akhirnya manusia mampu meluncurkan wahana antariksa nirawak, yakni Voyager 2. Perhitungan massa yang presisi terhadap Uranus dan Neptunus yang diperoleh selama pertemuan Voyager 2 dengan planet-planet raksasa tersebut pada tahun 1982 mengungkapkan bahwa tidak perlu lagi ada Planet X untuk menjelaskan orbit Uranus yang aneh. Karena memang, pada dasarnya orbit Uranus memang berbeda.

Pada titik ini, tata surya memiliki sembilan planet, dengan Pluto dianggap merupakan planet kesembilannya.

Penemuan Eris

Kemajuan teknologi berimbas pula pada kemajuan pengamatan teleskop. Hingga pada tahun 2005 silam, para astronom rupanya menemukan objek yang lebih jauh lagi daripada Pluto di tata surya. Namanya Eris.

Adalah Michael Brown dan timnya dari Institut Teknologi California yang menemukan Eris. Objek ini memang bukan objek jauh pertama yang ditemukan di Sabuk Kuiper, wilayah berisi ratusan objek es yang mengelilingi tata surya kita. Namun, Eris adalah objek Sabuk Kuiper terbesar yang pernah diketahui, hanya kalah besar dalam ukuran dibanding Pluto. Penemuan Eris kala itu pun digembar-gemborkan sebagai "planet kesepuluh."

Eits, penemuan tidak berhenti di sini. Setelah Eris, Brown dan timnya menemukan dua objek serupa lainnya, yang dinamai Haumea dan Makemake. Apakah Haumea dan Makemake disebut sebagai planet kesebelas dan planet keduabelas? Rupanya tidak.

International Astronomical Union (IAU), lembaga resmi yang berwenang menamai dan mengkategorikan objek langit, pada tahun 2006 mulai menggodok pengkategorian ulang untuk definisi "planet". Hal ini terjadi sebagian karena para astronom berpikir kita bisa saja menemukan banyak objek kecil di Sabuk Kuiper yang disebut planet.

"Planet" pun didefinisikan ulang. Menurut IAU, planet adalah objek yang mengelilingi Matahari, memiliki kesetimbangan tertentu hingga mampu membentuk dirinya menjadi bulat, dan mampu mendominasi orbitnya bebas dari objek langit lainnya.
Karena definisi baru ini, IAU mengubah status Pluto dari "planet" menjadi "planet kerdil". Hal ini disebabkan karena Pluto belum mampu mendominasi orbitnya, masih berbagi orbit dengan objek-objek asteroid kecil lainnya. Bersama dengan Pluto, temuan Brown (Eris, Haumea, dan Makemake) juga turun kasta.

Yup, Pluto tidak hilang. Kalau kamu pernah membaca informasi bahwa Pluto hilang dari tata surya, bisa dipastikan bahwa informasi tersebut adalah keliru. Pluto temuan Tombaugh masih ada. Satu fakta menarik, sejak ditemukan oleh Tombaugh 90 tahun yang lalu, Pluto baru akan melakukan sekali orbit mengelilingi Matahari pada tahun 2178.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com