Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Mengenal Jenis-jenis Galaksi di Alam Semesta

Di malam yang gelap, kita bisa melihat bentangan jalur bintang, gas, dan debu di langit yang merupakan bagian dari galaksi Bimasakti. Jauh di luar Bimasakti, ada miliaran galaksi lain. Namun, tahukah kamu kalau galaksi-galaksi tersebut memiliki bentuk yang berbeda satu sama lain?
Info Astronomy - Di malam yang gelap, kita bisa melihat bentangan jalur bintang, gas, dan debu di langit yang merupakan bagian dari galaksi Bimasakti. Jauh di luar Bimasakti, ada miliaran galaksi lain. Namun, tahukah kamu kalau galaksi-galaksi tersebut memiliki bentuk yang berbeda satu sama lain?

Astronom menglasifikasikan galaksi menjadi tiga jenis utama, yang pertama ada galaksi spiral, kedua ada galaksi eliptis, dan ketiga ada galaksi tak beraturan. Mari mengenal satu per satunya lebih dekat.

Galaksi Spiral
Galaksi spiral biasanya terdiri dari tiga komponen: cakram datar, tonjolan di pusat galaksi, dan fitur halo yang mengelilinginya. Cakram galaksi jenis ini berisi banyak gas dan debu antarbintang, dan sebagian besar bintang di galaksi juga ada di sana.

Gas, debu, dan bintang di cakram galaksi jenis ini berputar ke arah yang sama mengelilingi pusat galaksi. Kecepatannya diketahui bisa mencapai ratusan kilometer per detik. Sebutan galaksi spiral sendiri berasal dari adanya lengan-lengan galaksi pada jenis ini, yang mana lengan-lengan tersebut memiliki pola spiral yang mencolok.
Sementara itu, fitur tonjolan atau bulge galaksi terletak di area pusat cakram. Wilayah tonjolan ini diketahui terdiri dari populasi bintang yang lebih tua daripada bintang-bintang di area cakram galaksi dengan sedikit materi antarbintang.

Fitur ketiga, lingkaran halo, adalah struktur yang melingkupi seluruh galaksi spiral, diketahui mengandung banyak materi gelap: materi yang hanya bisa dideteksi melalui gravitasi tanpa bisa dilihat dengan mata.

Para astronom menyimpulkan keberadaan materi gelap ini dengan mengamati gerakan bintang dan gas pada cakram galaksi, serta populasi bintang yang lebih tua di lingkaran halo. Bintang-bintang muda di cakram galaksi diklasifikasikan sebagai bintang populasi I, sementara bintang-bintang tua dan bintang-bintang halo diklasifikasikan sebagai bintang populasi II.

Astronom menglasifikasikan galaksi spiral sesuai penampilan mereka dengan menggunakan skema Hubble. Galaksi spiral juga ada jenis lain, yakni yang memiliki struktur bar atau palang yang menonjol di pusatnya, yang mana galaksi ini disebut sebagai "galaksi spiral berpalang" dan diklasifikasikan sebagai "SB".

Walau begitu, ada juga beberapa jenis galaksi spiral seperti M84, M85 dan NGC 5866 yang merupakan galaksi bercakram tetapi tanpa struktur spiral. Galaksi-galaksi jenis ini disebut sebagai galaksi "S0" atau lentikular.

Meskipun asal mula galaksi lentikular masih diperdebatkan, penjelasan yang paling masuk akal sampai saat ini adalah bahwa gas dan bintang yang berada di cakram galaksi jenis tersebut telah dilucuti oleh interaksi dengan gas panas dalam gugus galaksinya.

Galaksi Eliptis
Berbeda dengan galaksi spiral yang memiliki bentuk lengan yang khas, galaksi eliptis merupakan jenis galaksi yang cenderung memiliki bentuk dasar elipsoid serta memiliki kecerahan yang halus.

Galaksi-galaksi eliptis memiliki kisaran bentuk dari mendekati bulat sampai berbentuk sangat datar. Dari segi ukuran, galaksi-galaksi ini bisa berukuran mulai dari berisi puluhan juta sampai lebih dari satu triliun bintang.
Bintang-bintang yang ada di dalam galaksi eliptis juga diketahui memiliki usia yang jauh lebih tua dibanding bintang-bintang yang ada di dalam galaksi spiral. Kebanyakan galaksi eliptis tersusun oleh bintang bermasa rendah, dengan medium antarbintang yang tipis dan aktivitas pembentukan bintang yang minim. Galaksi eliptis juga cenderung dikelilingi oleh sejumlah besar gugus bola.

Galaksi eliptis diyakini membentuk sekitar 10 sampai 15 persen galaksi yang ada di gugus galaksi Virgo. Namun, jenis galaksi ini bukan jenis yang dominan di alam semesta secara keseluruhan. Jenis galaksi ini sering ditemukan di dekat pusat gugus galaksi.

Galaksi Tak Beraturan
Sebagian kecil dari galaksi di alam semesta merupakan jenis galaksi tak beraturan atau irregular galaxy. Sesuai namanya, galaksi jenis ini merupakan sebuah galaksi yang tidak memiliki bentuk, tidak menyerupai galaksi spiral maupun galaksi eliptis.

Bentuk dari galaksi tak beraturan juga tidak memiliki kesamaan satu dengan yang lain, sehingga galaksi tersebut tidak masuk dalam salah satu kelas pada sistem klasifikasi Hubble. Galaksi jenis ini juga memiliki penampilan yang kacau, tidak memiliki tonjolan galaksi maupun struktur lengan spiral.

Secara keseluruhan, seperempat dari galaksi yang ada di alam semesta memiliki bentuk tak beraturan. Kebanyakan galaksi tak beraturan sebelumnya merupakan galaksi spiral ataupun eliptis, tetapi bentuknya berubah tak beraturan karena adanya interaksi gravitasi dari galaksi tetangganya.
Evolusi, Interaksi, dan Penggabungan Galaksi
Galaksi pernah dianggap sebagai "pulau bintang di alam semesta", yang dapat tumbuh membesar sendiri secara perlahan tanpa ada gangguan dari eksternalnya. Namun, yang astronom ketahui saat ini justru sebaliknya: interaksi gravitasi dari galaksi satu dengan galaksi lain, dan bahkan penggabungan antar dua galaksi menjadi satu, merupakan hal yang biasa di alam semesta!

Bila ada dua atau lebih galaksi yang berjarak relatif berdekatan, mereka akan berinteraksi. Mulai dari menarik material gas, debu, dan bintang dari masing-masing galaksi, sampai yang paling ekstrem adalah terjadinya tabrakan dan penggabungan galaksi.

Selama penggabungan galaksi, gas di setiap aliran cakram antargalaksi akan menyatu, menjadi sangat padat, dan memicu pembentukan bintang pada tingkat yang sangat tinggi.

Meskipun penggabungan galaksi tidak akan berdampak pada bintang-bintang di masing-masing galaksi saat bertabrakan (karena jarak antarbintang yang sangat jauh), interaksi gravitasi seperti ini akan menyebabkan adanya gesekan antara gas dan debu yang memiliki efek besar pada galaksi yang terlibat.

Efek pasti dari penggabungan tersebut tergantung pada berbagai parameter seperti sudut tabrakan, kecepatan, dan ukuran atau komposisi galaksi. Misalnya, bila salah satu galaksi secara signifikan lebih besar dari yang lain, maka saat penggabungan galaksi, galaksi yang besar akan "memakan" yang lebih kecil, membuat galaksi besar tadi semakin besar lagi.

Galaksi rumah kita, Bimasakti, diperkirakan saat ini sedang "memakan" galaksi yang lebih kecil, yakni galaksi kerdil Canis Mayor.

Nah, itulah penjelasan singkat menegani jenis-jenis galaksi sekaligus sedikit informasi mengenai evolusi galaksi. Semoga bisa menambah wawasanmu~

Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com