Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Refraktor dan Reflektor, Dua Jenis Teleskop untuk Pemula

Hobi astronomi nggak lengkap rasanya kalau belum memiliki teleskop buat mengamati benda-benda langit. Tapi, teleskop jenis apa sih yang cocok untuk pemula? Simak artikelnya deh.
Info Astronomy - Siapa bilang hobi astronomi mahal? Eh, iya juga, sih. Dalam hobi astronomi, tidak lengkap rasanya kalau belum memiliki teleskop buat mengamati benda-benda langit. Beberapa teleskop harganya bisa membuat kita mengocek kantong cukup dalam. Nah, biar kamu tidak salah memilih teleskop, kami punya kiat-kiatnya nih.

Teleskop itu terdiri dari banyak jenisnya. Tapi untuk pemula, terutama yang belum pernah menggunakan teleskop sama sekali, kami menyarankan teleskop jenis refraktor atau reflektor. Hmm, apa ya bedanya?

Refraktor dan reflektor, keduanya bisa diandalkan untuk mengamati objek langit malam. Perbedaan keduanya adalah dari prinsip kerjanya, yakni bagaimana mereka mengumpulkan cahaya dari objek langit redup di langit untuk menjadi lebih terang sehingga kita bisa melihatnya.

Teleskop Refraktor

Teleskop jenis ini merupakan dasar dari teleskop sederhana. Prinsip kerjanya menggunakan lensa yang disebut sebagai lensa objektif, lensa yang bertugas mengumpulkan cahaya yang berasal dari objek langit yang jauh, seperti bintang, dan meneruskan cahaya tersebut menjadi satu titik fokus di lensa okuler.

Tempat kita menaruh mata kita untuk melihat objek langit dengan teleskop ini dikenal sebagai eyepiece, yang fungsinya adalah untuk memperbesar kenampakan objek langit yang telah difokuskan oleh lensa okuler agar bisa dilihat melalui retina mata kita.

Jenis teleskop ini merupakan teleskop yang digunakan oleh Galileo Galilei pada tahun 1610, yang ketika itu ia melihat Bulan, planet Venus, planet Jupiter dan bulan-bulannya, hingga Saturnus dengan cincinnya. Berabad-abad kemudian, saat ini teleskop refraktor telah berkembang pesat, sehingga kita bisa sampai melihat galaksi Andromeda dengannya.

Keunggulan dari teleskop ini adalah, kebanyakan refaktor memiliki kualitas optik baik yang memungkinkan gambar yang dihasilkan menjadi cukup detail. Namun, jika kualitas optiknya buruk, misalnya harganya murah, kita akan melihat adanya cacat warna, atau warna palsu pada sekelilingi objek langit yang diamati, yang biasanya berbentuk lingkaran ungu pucat di sekitar objek langitnya.

Teleskop Reflektor

Teleskop reflektor bekerja dengan menggunakan dua cermin, bukan dua lensa seperti refraktor. Adalah Isaac Newton yang mengembangkan jenis teleskop ini untuk meminimalisir adanya cacat warna yang dihasilkan oleh teleskop refraktor berkualitas buruk pada masanya.

Nah, karena menggunakan cermin, keunggulan teleskop reflektor adalah minim cacat warna. Cahaya dari suatu objek langit yang memasuki tabung teleskop akan dipantulkan ke sebuah cermin cekung di ujung tabung, yang selanjutnya dipantulkan lagi ke cermin kedua yang datar dan kecil di tengah tabung untuk dipantulkan lagi ke eyepiece.

Kekurangannya, karena menggunakan cermin, beberapa cahaya dari objek langit yang diamati kadang bisa hilang dalam pantulan kalau cerminnya tidak sejajar dengan baik. Hal itupun membuat penggunanya harus melakukan kolimasi, atau penyejajaran cermin secara manual.

Banyak observatorium-observatorium besar di dunia yang menggunakan jenis teleskop reflektor ini, bahkan salah satunya adalah Observatorium Bosscha.

Mengapa kami merekomendasikan antara jenis refraktor dan reflektor saja? Ini karena, menurut pengalaman kami, kedua teleskop inilah yang paling mudah digunakan, bahkan dirakit, untuk pemula astronomi yang ingin mencoba melihat objek-objek seperti planet, gugus bintang, atau bahkan nebula.

Mau beli refraktor atau reflektor? Kamu bisa mendapatkannya di InfoAstronomyStore.com! Kami menyediakan berbagai teleskop refraktor dan reflektor yang saat ini sedang diskon 5 sampai 15% hingga 31 Januari 2020 mendatang. Klik gambar di bawah untuk info detail:
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com