Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Menjelajah Galaksi, Butuh Waktu Berapa Lama?

Galaksi Bimasakti memiliki diameter 100.000 tahun cahaya. Butuh berapa lama kira-kira untuk menjelajahi galaksi kita sendiri?
Info Astronomy - Ketika kamu sedang mempersiapkan sebuah perjalanan ke mana pun, kamu pasti ingin tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi tujuan perjalananmu itu. Nah, kira-kira, seberapa lama ya waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan menjelajah galaksi?

Baru-baru ini, dua orang astrofisikawan mencoba menghitung secara presisi mengenai seberapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi-lokasi tertentu di galaksi kita menggunakan teknologi pesawat antariksa yang ada saat ini.

Dalam penelitiannya, duo astrofisikawan ini secara khusus menghitung kecepatan empat wahana antariksa nirawak yang sudah diluncurkan oleh NASA. Menurut mereka, kecepatan-kecepatan wahana antariksa tersebut memberikan kita gambaran tentang waktu yang dibutuhkan manusia untuk minimal keluar dari tata surya.

Hasilnya, diperkirakan bahwa perlu puluhan ribu tahun sebelum salah satu dari empat wahana antariksa nirawak tadi untuk bisa mendekati sistem bintang lain, dan beberapa juta miliar tahun lagi sebelum bisa menabrak sebuah bintang.

Baca Juga: Seberapa Besar Ukuran Galaksi Bimasakti?

Untuk sampai pada hasil tersebut, dua astrofisikawan yang bernama Coryn Bailer-Jones dari Institut Max Planck di Jerman dan Davide Farnocchia dari Jet Propulsion Laboratory NASA, mempelajari data terbaru dari observatorium antariksa Gaia milik Agensi Antariksa Eropa (ESA).

Data tersebut, yang merupakan sebuah peta bintang terbaru yang berisikan data posisi dan pergerakan hampir 7,2 juta bintang di galaksi Bimasakti, digabungkan oleh duo astrofisikawan tadi dengan proyeksi jalur lintasan empat wahana antariksa, yakni Pioneer 10, Pioneer 11, Voyager 1, dan Voyager 2, yang mana diluncurkan antara tahun 1972 dan 1977 silam menuju kegelapan antariksa.

Hasil dari kombinasi data-data ini, diperkirakan pada satu juta tahun ke depan, keempat wahana antariksa telah berhasil melewati kurang lebih 60 bintang dalam jarak yang relatif dekat. Tetapi di sini, "relatif dekat" memiliki arti berada pada jarak minimal 2 parsec, sekitar 6 tahun cahaya, atau lebih dari 60 triliun kilometer!

Sebagai perbandingan, orbit Pluto dari Matahari di jarak terjauhnya adalah mencapai 7 miliar kilometer. Jadi, para wahana antariksa ini masih berjarak cukup jauh dari bintang-bintang dalam skala jarak manusia.

Dalam 90.000 tahun mendatang, Pioneer 10 memiliki peluang terbaik untuk berada pada jarak yang "cukup dekat" dengan bintang pertama yang ia akan lewati, yakni bintang HIP 117795 di arah rasi bintang Kassiopeia. Jaraknya diperkirakan akan mencapai 0,231 parsec (sekitar 7 triliun kilometer) jauhnya.

Baca Juga: Apa Itu Parsec?

Dan dengan kecepatannya saat ini, wahana antariksa Voyager 1 bisa mencapai sistem bintang terdekat dari tata surya kita, Alfa Centauri, yang berjarak 4,37 tahun cahaya atau 1,34 parsec, dalam waktu kurang dari 80.000 tahun.

Yap, perjalanan ke bintang-bintang terdekat saja butuh waktu puluhan ribu tahun dengan teknologi kecepatan pesawat antariksa saat ini, penjelajahan galaksi sudah jelas butuh waktu yang lebih lama lagi.

Galaksi kita sendiri, Bimasakti, berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya. Untuk menjelajahi bintang Alfa Centauri yang berjarak 4,3 tahun cahaya dengan teknologi kecepatan saat ini butuh 80.000 tahun, maka butuh lebih lama lagi untuk mengitari galaksi saja.

Dengan kata lain, kita nantinya mungkin akan melakukan ratusan atau ribuan kali beranakpinak dalam perjalanan menuju bintang-bintang terdekat, setidaknya sampai para astronom bisa mengembangkan warp drive, teknologi kecepatan yang lebih cepat dari cahaya, yang sayangnya sejauh ini masih dalam ranah fiksi ilmiah.

Beberapa astronom memang banyak yang berpendapat bahwa suatu hari nanti kita bisa melakukan perjalanan dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya (dan mencapai Alfa Centauri dalam sekitar empat tahun saja). Namun, ini semua masih sangat teoretis untuk saat ini. Mungkin sebaiknya kita fokus saja ke Mars dulu.

Untukmu yang mau membaca hasil penelitian ini lebih lanjut, silakan baca papernya di arXiv.org.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com