Saran pencarian

Voyager 2 Resmi Keluar dari Tata Surya

Setelah melakukan analisis yang cermat terhadap data-data yang dikirimkan oleh wahana antariksa nirawak Voyager 2, para astromom telah mengkonfirmasi ia kini telah keluar dari lingkungan tata surya kita menuju ruang antarbintang.
Info Astronomy - Setelah melakukan analisis yang cermat terhadap data-data yang dikirimkan oleh wahana antariksa nirawak Voyager 2, para astromom telah mengkonfirmasi bahwa, mengikuti jejak Voyager 1 sebelumnya, Voyager 2 kini telah keluar dari lingkungan tata surya kita dan bergerak menuju ruang antarbintang yang belum terjamah manusia.

Dalam lima makalah ilmiah terpisah yang diterbitkan di jurnal Nature Astronomy, para astronom menyatakan bahwa Voyager 2 telah meninggalkan tata surya pada 5 November 2018, yang mana jaraknya dari Matahari saat itu sudah mencapai 119 AU (sekitar 17,8 miliar kilometer).

Berkat Voyager 2, para astronom juga berhasil mempelajari data-data mengenai plasma di lingkungan ruang antarbintang. Memang, Voyager 1 sudah lebih dulu tiba di ruang antarbintang enam tahun lalu, namun sayangnya instrumen plasma Voyager 1 rusak.

Kedua wahana Voyager tersebut sendiri diluncurkan pada tahun 1977, yang tujuan awalnya adalah untuk mempelajari objek-objek anggota tata surya bagian luar. Voyager 2 diluncurkan pertama kali, lalu disusul Voyager 1 dua pekan setelahnya. Walau begitu, Voyager 1 lebih sebentar di tata surya, sebelum akhirnya memanfaatkan gravitasi Saturnus untuk terpental langsung ke luar tata surya.
Di sisi lain, walaupun diluncurkan lebih dulu, Voyager 2 berada lebih lama di tata surya karena harus mengunjungi Uranus tahun 1986 dan Neptunus pada tahun 1989, sehingga Voyager 1 yang langsung terpental keluar itu bisa lebih dulu meninggalkan tata surya kita.

"Pada titik ini," kata astronom Ed Stone dari California Institute of Technologi, astronom dalam misi Voyager, "Misi Voyager belum usai. Sekarang mereka menjadi Voyager Antarbintang."

Para astronom sendiri bisa yakin kalau Voyager 2 sudah berada di ruang antarbintang ketika data-data yang dikirimkan oleh sang wahana antariksa mencatat penurunan mendadak pada partikel angin matahari yang ada di sekitarnya, bersamaan dengan peningkatan sejumlah besar sinar kosmis galaksi dan kekuatan medan magnet antarbintang.

Baca Juga: Bagaimana Cara Berkomunikasi dengan Wahana Antariksa?

Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa Voyager 2 telah melampaui batas pengaruh Matahari kita yang dikenal sebagai heliopause, yang didefinisikan sebagai titik di mana ruang antarbintang dimulai.

Ada perbedaan menarik antara Voyager 1 dan Voyager 2. Dari data yang dianalisis tadi, diketahui bahwa Voyager 1 memerlukan waktu sekitar 28 hari untuk melintasi heliopause, sementara Voyager 2 hanya butuh waktu kurang dari sehari untuk melakukannya. Apa penyebabnya?

Jawabannya mungkin karena Voyager 1 sempat melintasi area di mana plasma dari Matahari mengalami stagnasi di heliopause, di mana pergerakan plasma di sekitar Voyager 1 turun menjadi hampir nol, membuat Voyager 1 melambat.
Sebagai perbandingan, Voyager 2 tidak melintasi daerah di mana plasma mengalami stagnasi, melainkan melewati daerah yang lebih "longgar". Kelonggaran tersebut kemungkian terjadi karena saat ini Matahari berada dalam fase penurunan aktivitas dalam siklus 11 tahunnya, sehingga produksi plasma di heliopause sedang tidak begitu banyak. Heliopause pun menjadi lebih tipis.

Data-data ini pun menimbulkan beberapa pertanyaan menarik tentang bagaimana sebenarnya struktur heliopause Matahari. Apakah berbentuk bola bulat yang menyelubungi Matahari dan tata surya atau lebih mirip komet, dengan ekor memanjang ke belakang karena pergerakan Matahari dalam melintasi galaksi.

Baik Voyager 1 dan Voyager 2, saat ini sedang menyeberang ke ruang antarbintang di bagian "kepala komet" heliopause ini. Kedua wahana Voyager ini diperkirakan masih bisa hidup sampai satu dekade lagi, membuat mereka akan sangat diandalkan saat ini untuk meneliti ruang antarbintang.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com