Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Sisi Jauh Bulan yang Misterius

Ketika menatap Bulan, kamu mungkin sudah kenal betul dengan wajah Bulan yang selalu menghadap ke arah Bumi dari satu malam ke malam berikutnya. Wajah Bulan yang kita lihat hari ini adalah sama dengan yang nenek moyang kita amati. Kenapa sisi lainnya tidak teramati?
Info Astronomy - Ketika menatap Bulan, kamu mungkin sudah kenal betul dengan wajah Bulan yang selalu menghadap ke arah Bumi dari satu malam ke malam berikutnya. Wajah Bulan yang kita lihat hari ini adalah sama dengan yang nenek moyang kita amati. Kenapa sisi lainnya tidak teramati?

Hingga tahun 1959, manusia hanya bisa melihat satu sisi Bulan saja, sebelum akhirnya pada masa itu Uni Soviet sukses mengirimkan wahana antariksa nirawak Luna 3 untuk mengorbit Bulan. Dalam misinya, Luna 3 memotret bagaimana wajah sisi jauh Bulan yang tidak pernah teramati dari Bumi. Manusia pun untuk pertama kalinya dapat melihat sisi Bulan tersebut.

Menurut EarthSky.org, adalah fenomena yang dikenal sebagai penguncian gravitasi yang membuat pandangan kita terhadap wajah Bulan selalu itu-itu saja. Fenomena ini terjadi karena Bumi dan Bulan berada dalam jarak yang relatif dekat, sehingga dengan demikian mereka saling mempengaruhi lewat kekuatan gravitasi yang signifikan.
Gravitasi di antara kedunya membuat rotasi keduanya melambat, saking lambatnya sampai membuat rotasi Bulan sinkron dengan periode orbitnya dalam mengelilingi Bumi. Dengan kata lain, Bulan melakukan satu putaran mengelilingi Bumi dalam waktu yang sama persis dengan yang Bulan butuhkan untuk sekali berputar pada porosnya, sekitar hampir 28 hari.

Dari Bumi, kita selalu melihat wajah Bulan yang sama. Tapi jika kita berada di permukaan Bulan (dalam hal ini sisi dekat yang selalu teramati dari Bumi), Bumi akan tampak diam di satu titik langit langit.

Sisi Dekat dan Sisi Jauh Bulan

Fenomena penguncian gravitasi ini membuat Bulan memiliki dua sisi, sisi dekat dan sisi jauh. Sisi dekat Bulan telah dipelajari dengan baik karena kita dapat melihatnya. Keduabelas astronaut Apollo pun mendarat di sisi dekat Bulan sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan ruang kontrol di Bumi.

Sementara itu, sisi jauh Bulan, meskipun tidak terlihat dari sudut pandang kita, keliru untuk menyebutnya sebagai "sisi gelap Bulan". Karena faktanya, semua sisi Bulan mengalami siang dan malam seperti yang kita alami di Bumi. Semua sisi mengalami durasi siang dan malam yang sama, yakni siang dan malam masing-masing berlangsung sekitar dua pekan lamanya.
Sisi jauh Bulan saat ini juga sudah mulai banyak dipelajari dengan dikirimkannya wahana-wahana antariksa ke sana. Katakanlah Chang'e-4, sebuah misi wahana antariksa buatan Tiongkok yang saat ini sedang menjelajahi Cekungan Aitken di sisi jauh Bulan.

Jika kita berada di sisi jauh Bulan, ada plus dan minusnya. Plusnya adalah, sisi jauh Bulan terbebas dari gelombang radio buatan dari Bumi. Di sana, para ilmuwan dapat mempelajari alam semesta dengan lebih "bersih" karena tidak ada gangguan sinyal dari siaran TV, radio, dan bentuk sinyal komunikasi lainnya.

Minusnya, komunikasi dari Bumi akan terputus. Sinyal bergerak dalam garis lurus. Kecuali kamu sempat menaruh satelit di atas sisi jauh Bulan untuk bisa memantulkan sinyal ke Bumi, komunikasi dua arah ke Bumi di sisi jauh Bulan adalah tidak memungkinkan.

Terlepas dari itu semua, sisi dekat ataupun sisi jauh Bulan pada dasarnya sama saja, tidak ada hal aneh di sana. Kalau saja rotasi Bulan sedikit lebih cepat daripada saat ini, kita bisa secara rutin melihat sisi jauh tersebut.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com