Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Ketika Lubang Hitam Menendang Bintang Keluar Bimasakti

Baru-baru ini, para astronom berhasil menemukan sebuah bintang dengan ukuran lebih besar dari Matahari yang terlihat tertendang keluar dari galaksi Bimasakti dengan kecepatan yang ekstrem, 6 juta kilometer per jam. Lubang hitam disinyalir adalah penyebabnya.
Info Astronomy - Baru-baru ini, para astronom berhasil menemukan sebuah bintang dengan ukuran lebih besar dari Matahari yang terlihat tertendang keluar dari galaksi Bimasakti dengan kecepatan yang ekstrem, 6 juta kilometer per jam. Lubang hitam disinyalir adalah penyebabnya.

Tunggu, bukankah lubang hitam seharusnya menghisap sang bintang, bukan malah menendangnya? Benar jika sang bintang berada terlalu dekat di dalam cakrawala peristiwa si lubang hitam tersebut. Namun, dalam kasus ini berbeda.

Dari kecepatannya yang begitu tinggi, para astronom menelusuri kembali jalur yang dilalui bintang tersebut. Hasilnya, diketahui bahwa bintang ini pernah mengalami pertemuan dekat dengan lubang hitam supermasif di jantung galaksi kita.

Baca Juga: Katanya Ada Lubang Hitam, Kok Pusat Galaksi Terang?

Kisahnya seperti ini. Dulunya, bintang tersebut hidup damai dengan pasangannya, ia berada di dalam sistem biner di mana ada dua bintang yang saling mengorbit satu sama lain. Namun, hubungan tersebut tidak berjalan baik, ada orang ketiga.

Orang ketiga tersebut adalah lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bimasakti tadi. Ketika dua bintang yang mengorbit satu sama lain ini bertemu dengan si orang ketiga, risikonya adalah salah satu di antara bintang tersebut akan tertendang keluar karena pengaruh gravitasi dari lubang hitam bisa mengacaukan gravitasi sistem biner.

Nama bintang yang tertendang itu adalah S5-HVS1. Sementara itu, bintang yang mendampinginya dulu bernasib nahas, ia telah terhisap oleh tarikan gravitasi lubang hitam supermasif.

Orang ketiga memang menyebalkan.

Lintasan S5-HVS1 sendiri ditemukan secara tidak sengaja oleh Profesor Gary Da Costa dan rekan-rekannya dari Universitas Nasional Australia. Pada awalnya, Da Costa dan tim sedang menggunakan instrumen 2dF pada Anglo-Australian Telescope untuk mempelajari pergerakan aliran bintang untuk mengidentifikasi galaksi-galaksi yang dilahap oleh Bimasakti.

Baca Juga: Galaksi Bimasakti Telah Melahap 11 Galaksi Lain

Dengan kemampuan menganalisa spektrum 400 bintang sekaligus, Anglo-Australian Telescope rupanya masih kesulitan dalam meneliti pergerakan aliran bintang tersebut. Bidang pandangnya tidak mengandung cukup banyak bintang yang diduga berasal dari galaksi yang dilahap oleh Bimasakti.

Da Costa dan timnya pun memutuskan untuk menyertakan bintang-bintang lain yang dianggap menarik ke dalam pengamatan Anglo-Australian Telescope. Di saat itulah S5-HVS1 ditemukan.

Dengan menggabungkan data gerakan radial (menggunakan pengukuran pergeseran merah dari 2dF) dan data pergerakan bintang yang diukur oleh satelit Gaia milik Agensi Antariksa Eropa, Da Costa dan rekan-rekannya mempublikasikan seberapa cepat pergerakan bintang tersebut beserta temuannya bahwa lubang hitamlah yang menendangnya dalam Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society.

Pengamatan mengungkapkan bahwa S5-HVS1 memiliki massa sekitar 2,3 kali massa Matahari. Pertemuan S5-HVS1 dengan lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita diperkirakan telah terjadi 5 juta tahun yang lalu.

Sebagai perbandingan, Voyager 1, wahana antariksa pengembara antarbintang tercepat buatan umat manusia, saat ini bergerak seribu kali lebih lambat daripada bintang S5-HVS1.
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com