Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Mengapa Gravitasi Bulan Tidak Mempengaruhi Air di Gelas?

Gravitasi Bulan katanya sih mempengaruhi pasang surut air laut. Terus, kalau memang seperti itu, kenapa air di sungai, danau, atau bahkan yang di dalam gelas tidak ikut terpengaruh ya? Bukankah secara logika air laut yang luas aja terpengaruh, masa air di gelas tidak?
Info Astronomy - Gravitasi Bulan katanya sih mempengaruhi pasang surut air laut. Terus, kalau memang seperti itu, kenapa air di sungai, danau, atau bahkan yang di dalam gelas tidak ikut terpengaruh ya? Bukankah secara logika air laut yang luas aja terpengaruh, masa air di gelas tidak?

Ah, kata siapa tuh air di dalam gelas tidak terpengaruh? Faktanya, gravitasi Bulan mempengaruhi semua air di permukaan Bumi lho, termasuk air di dalam gelas yang banyak dipertanyakan orang-orang.

Tetapi sebelum kita masuk ke pembahasan mengenai bagaimana gravitasi Bulan mempengaruhi air di Bumi, mari kita lihat cari tahu dulu deh yang disebut sebagai fenomena pasang surut.

Pernah nggak sih ketika kamu pergi ke pantai di pagi hari, permukaan airnya sangat tinggi, lalu ketika malam hari kembali ke pantai malah surut? Nah, pasang surut adalah naik turunnya level permukaan air di lautan (dan juga danau, sungai, bahkan air di dalam gelasmu).

Ketika permukaan laut naik ke titik tertinggi, kita menyebutnya sebagai air pasang. Lalu ketika permukaan laut turun ke titik terendah, hal itu disebut air surut.

Naik turunnya pasang surut dikenal sebagai siklus pasang surut. Jika ada satu pasang dan satu surut dalam sehari, maka disebut sebagai siklus pasang surut diurnal. Namun jika ada dua pasang dan dua surut dalam sehari, maka disebut siklus pasang surut semi-diurnal.

Bulan memiliki efek paling besar terhadap fenomena pasang surut. Namun perlu dicatat baik-baik nih, Bulan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi adanya pasang surut. Karena faktanya, Matahari dan Bumi itu sendirilah yang mempengaruhi pasang surut. Di sini, kita akan mulai dengan Bulan.

Bulan mempengaruhi pasang surut di Bumi karena gravitasinya. Coba deh sekarang kamu melompat sekali. Setiap kali kamu melompat, kamu selalu mendarat kembali ke tanah kan? Hal itu terjadi karena gravitasi Bumi menarikmu.

Sama seperti Bumi, Bulan juga memiliki gravitasi sendiri tuh, yang mana gravitasinya bisa menarik lautan (dan bahkan kita) ke arahnya. Namun, gaya tarik gravitasi Bulan pada setiap objek di Bumi jauuuuh lebih lemah daripada gaya tarik gravitasi Bumi, jadi seolah-olah kita tidak menyadari kalau sedang ditarik oleh Bulan.
Nah, efek tarikan gravitasi Bulan itu dapat kita lihat pada cairan di permukaan Bumi, yang dalam hal ini yang paling kentara adalah lautan. Kenapa hanya lautan yang teramati dengan jelas? Ya karena secara logika, lautan itulah cairan terbesar yang ada di planet kita. Tidak bisa dibandingkan dengan air di dalam gelas yang hanya secuil.

Air di lautan yang terbentang luas dan terkoneksi satu sama lain itu dapat dengan mudah terpengaruh oleh gravitasi Bulan, berbeda dengan air di sungai, danau, waduk, empang, atau di dalam gelas yang saling terisolasi. Karena pada dasarnya, pasang surut adalah fenomena perpindahan volume air dari lokasi yang surut ke lokasi yang pasang.

Sekarang kita bahas Matahari deh. Matahari, seperti halnya Bulan dan Bumi, juga memiliki gravitasinya sendiri yang dapat mempengaruhi pasang surut pada Bumi. Meskipun Matahari jauh lebih besar ukurannya dan lebih kuat gravitasinya dari Bulan, ia berjarak lebih jauh dari Bumi, yang berarti tarikannya pada pasang surut air laut Bumi kira-kira hanya kurang dari setengah kekuatan gravitasi Bulan.

Namun, tetap saja ada efeknya. Ketika Matahari dan Bulan sejajar dengan Bumi (yakni ketika fase Bulan purnama atau Bulan baru terjadi), gravitasi gabungan antara Matahari dan Bulan akan menyebabkan pasang yang sangat tinggi (dan surut yang sangat rendah), yang dikenal sebagai "pasang musim semi (spring tides)."
Lalu ketika Matahari dan Bulan berada pada sudut sekitar 90 derajat satu sama lain (selama fase Bulan separuh), Matahari akan "melemahkan" tarikan gravitasi Bulan terhadap Bumi, sehingga menyebabkan pasang naik yang lebih rendah dan pasang surut yang lebih tinggi dari rata-rata, yang dikenal sebagai "pasang perbani (neap tides)."

Jadi, sekarang sudah paham kan bagaimana Bulan bisa mempengaruhi pasang surut melalui gravitasinya, serta gravitasi dari Matahari juga ikut berpengaruh? Nah, yuk kita mulai bahas nih kenapa pasang yang ada pada air di sungai, danau, dan bahkan di dalam gelas seolah tidak terjadi.

Seperti yang dinyatakan Newton dalam hukum percepatan gravitasinya, gaya tarik gravitasi secara langsung berbanding lurus dengan massa dua benda yang berinteraksi dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antara mereka. F = G x m1.m2/r(kuadrat).

Mengingat bahwa lautan, sungai, danau, dan bahkan air di gelas berada pada jarak yang sama dari Bulan (sehingga mengesampingkan nilai r kuadrat), massa air di lautan terlampau sangat besar bila dibandingkan dengan massa air di sungai, danau, atau di dalam gelas. Karena massa air yang lebih sedikit pada sungai, danau, dan di dalam gelas itu, gaya tarik gravitasi yang terjadi pada mereka pun lebih rendah.

Cukup sederhana logikanya, bukan?

Sekarang, tidak perlu bingung lagi kenapa air di dalam gelasmu tidak tertarik oleh gravitasi Bulan. Karena faktanya, air tersebut tertarik juga kok, hanya saja dalam intensitas yang lebih rendah kalau kamu membandingkannya dengan air di lautan.
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com