Saat ada janjian dengan teman dan kamu datang telat, kamu mungkin akan mengirimkan chat WhatsApp atau menelepon untuk memberi tahu temanmu seperti ini: "Saya akan sampai sana sekitar sepuluh menit lagi." Dalam hal ini, kamu menggunakan seberapa lama waktu untuk sampai di tempat janjian sebagai pengganti jarak.
Nah, para astronom rupanya juga melakukan hal yang sama ketika mereka ingin mencari tahu jarak ke sebuah bintang atau galaksi. Namun, alih-alih mengandalkan seberapa cepat mereka bisa mengemudi atau berjalan ke bintang atau galaksi, para astronom menggunakan seberapa cepat cahaya bisa bergerak.
Cahaya dipilih karena ia bergerak sangat cepat. Cahaya bisa bergerak hingga 299.792,458 kilometer per detik, atau yang biasa dibulatkan menjadi 300.000 kilometer per detik. Alasan utama mengapa digunakan kecepatan cahaya sebagai satuan jarak adalah karena jarak antarbenda maupun alam semesta itu sendiri sangatlah luas. Jadi tidak mungkin lagi deh menggunakan satuan jarak kilometer atau mil.
Nah, dari kecepatan cahaya tadi, diketahuilah bahwa 1 tahun cahaya adalah 9.460.730.472.580,8 kilometer. Dengan kata lain, cahaya bergerak pada kecepatan 9,4 sekian triliun kilometer per tahun. Dengan satuan jarak ini, jarak ke benda-benda langit jadi lebih ringkas dan mudah diingat para astronom.
Misalnya untuk mengungkapkan jarak ke bintang terdekat tata surya, yang mencapai hampir 40 triliun kilometer, tentu akan lebih mudah diingat bila menggunakan satuan cahaya, yang mana jaraknya akan menjadi 4,22 tahun cahaya.
Eits, tidak cuma tahun cahaya saja lho yang menjadi satuan jarak dalam astronomi. Ada juga yang dikenal sebagai Astronomical Unit atau AU. 1 tahun cahaya setara dengan 63.241 AU, dengan 1 AU sendiri merupakan jarak rata-rata dari Bumi ke Matahari (sekitar 149,6 juta kilometer).