Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Fenomena Langit Juni 2019: Saat Terbaik Melihat Jupiter!

Ada fenomena langit apa pada Juni 2019 ini? Juni adalah bulan terbaik untuk mengamati planet Jupiter.
Fenomena langit Juni 2019
Info Astronomy - Ada fenomena langit apa pada Juni 2019 ini? Juni adalah bulan terbaik untuk mengamati planet Jupiter. Beberapa planet lain juga bisa diamati di momen-momen tertentu. Siap untuk berkemah sambil menikmati indahnya langit malam?

Seperti biasa, InfoAstronomy.org selalu menyajikan jadwal fenomena langit yang akan terjadi selama sebulan ke depan sebagai referensimu. Jadi, mari langsung saja kita cari tahu apa fenomena langit menarik yang akan terjadi di sepanjang bulan ini. Gaaaass~

2 Juni 2019: Konjungsi Venus dengan Bulan
Dalam pandangan dari Bumi, planet Venus tampak seperti bintang, namun cahayanya sangat terang dan tidak berkelap-kelip. Tak heran, hal itu dikarenakan Venus merupakan objek paling terang ketiga di langit setelah Matahari dan Bulan.

Pada 2 Juni 2019 ini, kita berkesempatan melihat Venus yang tampak dekat dengan Bulan sabit tua. Fenomena yang dikenal sebagai konjungsi ini akan membuat Venus-Bulan berada sejauh 3° satu sama lain. Sangat dekat, tapi tidak cukup dekat untuk muat dalam satu bidang pandang teleskop.

Kita bisa melihat keduanya dengan mata telanjang di seluruh Indonesia. Keduanya akan teramati di langit timur mulai pukul 05:20 pagi waktu setempat daerahmu, atau 1 jam 24 menit sebelum Matahari terbit. Namun, pada saat itu posisi keduanya masih sangat rendah karena baru saja terbit.
Fenomena langit Juni 2019
Mereka kemudian akan mencapai ketinggian 15° di atas cakrawala timur sebelum menghilang dari pandangan saat fajar menyingsing sekitar pukul 05:40 waktu setempat daerahmu. Pada momen konjungsi ini, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -8,9 dan Venus dengan magnitudo -3,9. Keduanya akan berada di arah rasi bintang Aries.

3 Juni 2019: Fase Bulan Baru
Di tanggal ini pukul 17:03 WIB, Bulan secara astronomis akan masuk fase Bulan Baru, fase ketika Bulan "hilang" dalam cahaya Matahari karena sudut elongasinya adalah hampir 0°. Hal itu membuat sisi terang Bulan (sisi yang disinari Matahari) sedang membelakangi Bumi, kita pun kesulitan melihat sisi gelap Bulan karena tidak memancarkan cahaya sama sekali.

5 Juni 2019: Konjungsi Mars dengan Bulan
Di malam lebaran, kita bisa mengamati planet Mars yang sedang bersilaturahmi dengan Bulan sabit muda. Kamu perlu menggunakan teleskop untuk bisa melihat Mars lebih jelas. Sebab dalam pandangan mata, Mars hanya akan seperti bintang kemerahan terang saja (magnitudo 1,8).

Momen konjungsi ini akan membuat Mars berada sejauh 1° di arah utara Bulan yang baru berusia 2 hari. Dari Indonesia, pasangan kosmis ini akan terlihat mulai sekitar pukul 18:20 waktu setempat daerahmu, saat langit senja berangsur gelap, ketika keduanya berada di ketinggian 15° di atas cakrawala barat laut.
Fenomena langit Juni 2019
Bulan dan Mars tidak akan selamanya berada di satu titik tertentu. Karena rotasi Bumi, keduanya akan terbenam sekitar 2 jam 4 menit setelah Matahari terbena. Fenomena ini bisa diamati di seluruh Indonesia asalkan cuaca cerah.

10 Juni 2019: Jupiter di Titik Oposisi
Tidak hanya dalam politik, istilah "oposisi" juga ada di astronomi. Pada tanggal ini, Jupiter akan mencapai titik oposisi terhadap Matahari. Dengan kata lain, ia akan berada di lokasi yang berseberangan dari Matahari di langit Bumi. Saat Matahari terbenam, Jupiter terbit. Matahari-Bumi-Jupiter berada segaris lurus di tata surya.

Tunggu... adakah dampaknya?

Dampak negatif, tidak ada. Ini adalah peristiwa yang selalu terjadi alias peristiwa periodik. Bukan peristiwa langka yang baru saja terjadi. Dampak positifnya, kita bisa melihat Jupiter dengan cahaya yang paliiiiiing terang.

Mengapa terang? Sebab inilah momen Jupiter berada di jarak terdekatnya dengan Bumi, sekitar 4,28 AU (1 AU = 150 juta km). Dengan jarak "sedekat" itu, diameter sudut Jupiter di langit mencapai 45 detik busur, magnitudo visualnya pun meningkat menjadi -2,6. Sangat terang!
Fenomena langit Juni 2019
Walau begitu, kamu tetap membutuhkan teleskop untuk bisa melihat Jupiter lebih jelas. Dalam pandangan mata, Jupiter hanya muncul seperti bintang kuning terang saja. Di momen oposisi ini, Jupiter bisa diamati mulai pukul 18:15 hingga 05:30 waktu setempat keesokan harinya. Ia akan mencapai titik tertinggi di langit pukul 23:50 waktu setempat daerahmu, di ketinggian 73° dari cakrawala selatan.

16 Juni 2019: Konjungsi Jupiter dengan Bulan
Planet Jupiter yang masih tampak terang pascaoposisi itu akan menemani Bulan. Keduanya akan terpisah sejauh 3° dalam pandangan dari Bumi. Dengan begitu, kedua benda langit ini akan seperti duo benda langit terang dengan diameter sudut yang berbeda.

Walaupun Jupiter sebenarnya jauuuuh lebih besar daripada Bulan, namun ia terletak lebih jauuuuuuuuh daripada jarak Bumi-Bulan. Saat diamati tanpa teleskop, maka akan seperti bintang terang di dekat Bulan saja.

Kita bisa mengamati keduanya mulai Matahari terbenam. Pada saat itu, keduanya akan berada rendah di atas cakrawala timur. Saat terbaik untuk mengamatinya adalah ketika kedua mencapai titik tertinggi di langit, yakni sekitar pukul 23:20 waktu setempat daerahmu, 73° di atas cakrawala selatan.

Bila cuaca cerah, kamu bisa terus mengamati konjungsi Bulan dan Jupiter ini hingga Matahari terbit keesokan harinya.
Fenomena langit Juni 2019
17 Juni 2019: Bulan Purnama
Purnama, atau fase penuh, terjadi ketika Matahari-Bumi-Bulan berada segaris lurus. Namun, karena bidang orbit Bulan yang miring sekitar 5° dari ekliptika Bumi, gerhana Bulan tidak terjadi. Sebagai gantinya, seluruh wajah Bulan yang teramati di Bumi akan tersinari seluruhnya oleh Matahari kita.

Bulan purnama pada Juni ini akan terjadi pada pukul 15:32 WIB. Walau begitu, kita baru bisa melihat Bulan ketika ia terbit berbarengan dengan Matahari terbenam di sore harinya. Bulan bisa diamati sepanjang malam pada fase ini.

18 Juni 2019: Konjungsi Merkurius dengan Mars
Kedua planet di tata surya ini akan tampak berdekatan dalam pandangan dari Bumi di tanggal ini. Tapi pada kenyataannya, kedua planet berada pada jarak yang sangaaaaaaat jauh satu sama lain.

Kedua planet ini akan terpisah sejauh 1° satu sama lain di langit. Mereka akan terlihat mulai sekitar pukul 18:30 waktu setempat daerahmu, yang nantinya akan teramati pada ketinggian sekitar 17° di atas cakrawala barat laut. Keduanya kemudian akan terbenam sekitar 1 jam 47 menit setelah Matahari terbenam, atau tepatnya pukul 19:30 waktu setempat daerahmu.
Fenomena langit Juni 2019
Menariknya, pasangan kosmis ini akan cukup dekat untuk masuk dalam satu bidang pandang teleskop. Tapi tenang, untukmu yang belum punya teleskop, kamu tetap bisa mengamatinya dengan mata telanjang.

19 Juni 2019: Konjungsi Saturnus dengan Bulan
Pernah melihat planet Saturnus dan Bulan dalam satu bidang pandang teleskop? Di tanggal ini adalah kesempatan emasnya!

Bagaimana tidak, Saturnus akan berada sejauh 1° dari Bulan dalam pandangan dari Bumi. Sang planet bercincin itu akan muncul dengan magnitudo visual 0,1, sehingga akan teramati seperti bintang kuning yang cukup terang di dekat Bulan bila diamati dengan mata telanjang.

Dari langit Indonesia, Saturnus dan Bulan akan terlihat hampir sepanjang malam. Mereka akan mulai muncul di langit timur sekitar pukul 19:45 malam waktu setempat daerahmu. Kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 01:25, yakni di ketinggian 74° di atas cakrawala selatan. Keduanya bisa terus diamati hingga Matahari terbit.
Fenomena langit Juni 2019
21 Juni 2019: Solstis Juni
Apa itu solstis? 21 Juni akan menjadi hari terpendek di tahun 2019 untuk seluruh wilayah yang berada di belahan Bumi selatan. Ini adalah hari pertengahan musim dingin di sana.

Solstis merupakan hari ketika pergerakan tahunan Matahari melintasi 13 rasi bintang zodiak membawanya ke titik paling utara di langit, di arah rasi bintang Kanser, deklinasi 23,5° LU.

Hal ini terjadi karena kemiringan sumbu rotasi Bumi. Pada hari ini, Matahari akan berada di atas cakrawala untuk waktu yang lebih singkat daripada pada hari-hari lain untuk wilayah di belahan Bumi selatan. Sementara di belahan Bumi utara, Matahari berada di atas cakrawala lebih lama dari pada hari lainnya dalam setahun.

Di Indonesia? Tidak ada efek yang terlalu singnifikan mengingat kita terletak di ekuator Bumi. Ini adalah penanda dimulainya musim kemarau untuk beberapa wilayah di Indonesia. Oh iya, solstis Juni tahun ini terjadi pada 21 Juni pukul 22:40 WIB.

24 Juni 2019: Merkurius di Elongasi Tertinggi
Elongasi merupakan istilah untuk menyatakan seberapa jauh sudut yang dibentuk antara benda langit dengan Matahari. Semakin tinggi angka elongasi, semakin jauh posisi benda langit itu dari Matahari, sehingga bisa dilihat dengan jelas di langit malam.

Sebagai contoh, sudut elongasi Bulan purnama adalah 180° dari Matahari, sehingga ia bisa teramati sepanjang malam, terbit saat Matahari terbenam. Nah, pada 24 Juni 2019, Merkurius akan mencapai sudut elongasi tertinggi dari Matahari.
Fenomena langit Juni 2019
Namun, karena Merkurius adalah planet terdekat dari Matahari, sudut elongasinya tidak pernah terlalu jauh. Pada momen elongasi ini, Merkurius akan mencapai sudut elongasi 25° di arah timur Matahari. Dengan begitu, ketika Matahari terbenam di tanggal ini, Merkurius masih berada di ketinggian 25° dari cakrawala barat, kita bisa dengan mudah mengamatinya.

Eits, jangan berekspektasi tinggi dulu. Jika pengamatan dilakukan tanpa teleskop, kamu tidak akan melihat Merkurius yang tampak besar di langit, melainkan hanya seperti bintang kuning kecil terang yang tidak berkelap-kelip saja.

Nah, itulah fenomena langit yang akan terjadi pada Juni 2019 ini. Semoga cuaca selalu cerah biar seluruh fenomena ini bisa kamu amati ya! Untukmu yang ingin membeli teleskop, coba deh main ke InfoAstronomy Store, siapa tahu ada teleskop yang bisa jadi jodohmu.

Foto: Martin Marthadinata
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com