Pada misi pendaratan manusia di Bulan tahun 1969 silam, saat itu namanya adalah Apollo. Nah, Artemis adalah "saudara kembar" Apollo dalam kisah mitologi Yunani, nama dari dewi pemburu di hutan belantara dan Bulan.
Dilansir ScienceAlert.com, administrator NASA, Jim Bridenstine mengonfirmasi bahwa misi Artemis ini akan dimulai dengan Artemis 1, sebuah misi nirawak ke Bulan yang direncanakan untuk meluncur tahun 2020. Artemis 1 adalah misi untuk mengirimkan robot untuk meneliti lokasi pendaratan para astronot nantinya.
Berikutnya, akan datang misi Artemis 2, yang akan mengirimkan sekelompok astronot untuk mengorbit Bulan pada tahun 2022. Bila Artemis 2 berhasil, maka akan diikuti oleh Artemis 3 yang akan mendaratkan astronot di permukaan Bulan pada tahun 2024. Yang menarik, akan ada astronot wanita pertama dalam Artemis 3.
Ketiga misi Artemis itu akan diluncurkan ke luar angkasa oleh roket terbesar sepanjang masa milik NASA, Space Launch System (SLS) yang dirancang pembangunannya oleh Boeing. Saat ini, SLS masih dalam pengembangan.
Nantinya, sebuah kapsul antariksa bernama Orion akan disematkan pada moncong SLS. Kapsul antariksa buatan NASA dengan Lockheed Martin sebagai kontraktor utama itu akan berfungsi seperti modul Apollo, tempat di mana astronot nantinya bisa bertahan hidup.
Selain misi ini, akan ada lima peluncuran dari NASA yang akan membawa potongan-potongan stasiun antariksa mini yang nantinya akan ditempatkan secara permanen di orbit Bulan, sebuah stasiun antariksa yang bernama "Gateway". Stasiun antariksa ini akan berfungsi sebagai titik aman sebelum para astronot pendaratan di Bulan atau bepergian menuju Mars di masa yang akan datang.
Menurut NasaSpaceflight.com, misi Artemis ini akan menjadi langkah awal sebelum akhirnya manusia bisa tinggal secara permanen di Bulan dan sebelum misi pendaratan manusia di Mars bisa dilakukan.
Siap untuk melihat kembali sejarah pendaratan manusia di Bulan?